Penyiangan Bahan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA

c. Faktor hayati • Faktor penyebab  Species cendawanyang bisa merusak perekat buku.  Serangga-serangga  Hewan pengerat yang membuat sarang dari bahan kertas.  Manusia dalam hal ini pemakai perpustakaan dapat merupakan lawan atau juga kawan. • Cara mengatasi  Mengurangi kelembaban udara  Menghindari adanya debu  Melarang pengguna membawa makanan dan minuman ke dalam ruang baca perpustakaan.  Mengatur suhu udara dalam ruang  Menggunakan bahan fungisida untuk membasami cendawan dengan bantuan orang yang ahli.  Menggunakan larutan bahan kimia yang tidak berbahaya bagi manusia.

2.7 Penyiangan Bahan Pustaka

Pengguna yang dilayani perpustakaan akan berubah dari waktu ke waktu. Mengingat perpustakaan mempunyai tempat yang terbatas, lagi pula koleksi yang usang sering kali menyebabkan berkurangnya minat pengguna untuk membaca maka bahan pustaka yang sudah tidak sesuai perlu dikeluarkan dari koleksi. Penyiangan merupakan salah satu langkah dalam pengembangan koleksi yang sulit untuk dilakukan, tetapi langkah ini juga suatu proses yang penting. Sebuah perpustakaan tanpa melakukan penyiangan maka koleksinya menjadi tidak mutakhir dan sulit dimanfaatkan oleh pengguna karena koleksi tua yang tidak terpakai bercampur dengan koleksi yang mutakhir. Memang fungsi utama perpustakaan adalah mengumpulkan dan melestarikan berbagai sumber daya pengetahuan, namun tidak mungkin juga bagi sebuah perpustakaan untuk mengumpulkan seluruh terbitan yang ada di dunia. Apabila perpustakaan mempunyai ruangan yang begitu luas, tetapi tetap saja perkembangan koleksi akan menuntut suatu tindakan. Penyiangan koleksi weeding adalah suatu praktek dari pengeluaran atau pemindahan ke gudang, duplikat bahan pustaka, buku-buku yang jarang digunakan, dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi dimanfaatkan oleh pengguna. Hasil penyiangan bisa saja dihadiahkan kepada perpustakaan lain,dipertukarkan, dijual murah kepada penggemar buku atau dititip jual kepada pedagang yang khusus menjual buku-buku out of print buku yang sudah tidak tersedia di pasaran. Menurut Yulia 2009: 9.28, ada empat alasan utama perlunya dilakukan penyiangan, yaitu: 1 Menghemat tempat 2 Meningkatkan akses pada koleksi 3 Menghemat dana 4 Menyisihkan tempat untuk materi baru Ada beberapa alasan yang biasa digunakan untuk tidak melakukan penyiangan, yaitu sebagai berikut: 1 Tidak punya waktu 2 Penundaan pelaksanaan 3 Takut melakukan kesalahan 4 Takut disebut sebagai orang yang suka “mengilokan” buku dijual kepada pengumpul kertas bekas yang membayarnya berdasarkan berat kertas Penyiangan bukanlah proses yang bisa dilaksanakan dalam semalam dan bukan sebuah fungsi yang bisa dikerjakan secara terpisah dari proses-proses lain dalam pengembangan koleksi. Untuk melaksanakan penyiangan perlu mempertimbangkan tujuan dan aktivitas perpustakaan, ketersediaan dana untuk membeli bahan pustaka baru, keterkaitan dari satu buku dengan buku yang lain pada subjek yang sama, sampai dimanakah tanggung jawab perpustakaan sebagai unit kearsipan dari sumber daya pengetahuan, dan potensi kegunaan dari sebuah pustaka di masa yang akan datang. Setelah mengetahui berbagai faktor terkait masalah koleksi, barulah dapat diidentifikasi beberapa kriteria untuk penyiangan. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1 Sebaiknya perpustakaan memiliki peraturan tertulis tentang penyiangan. 2 Hendaknya perpustakaan meminta bantuan dari para spesialis subjek dari bahan pustaka yang akan disaingi, untuk bersama-sama menentukan apa yang perlu dikeluarkan dari koleksi perpustakaan serta apa yang harus dilakukan terhadap hasil penyiangan itu. 3 Kriteria umum penyiangan koleksi adalah berikut ini: a Subjek tidak sesuai lagi dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. b Bahan pustaka yang sudah usang isinya. c Edisi terbaru sudah ada sehingga yang lama dapat dikeluarkan dari koleksi. d Bahan pustaka yang sudah terlalu rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi. e Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap lagi dan tidak dapat diusahakan gantinya. f Bahan pustaka yang jumlah duplikatnya banyak, tetapi sesuai dengan kebutuhan pengguna. g Bahan pustaka yang tidak digunakan lagi, dan tidak dibutuhkan.

BAB III KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN

STKIP TAPANULI SELATAN

3.1. Sejarah Singkat Perpustakaan STKIP Tapanuli Selatan

Perpustakaan STKIP Tapanuli Selatan berada di Kota Padangsidimpuan Sumatera Utara. Perpustakaan STKIP Tapanuli Selatan didirikan bersamaan dengan berdirinya STKIP Tapanuli Selatan. Perpustakaan ini didirikan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan berbagai macam informasi yang berkualitas kepada sivitas akademika. Perpustakaan STKIP Tapanuli Selatan beralamat di Jalan Sutan Muhammad Arif Padangsidimpuan. Perpustakaan STKIP Tapanuli Selatan didirikan bersamaan dengan berdirinya STKIP Tapanuli Selatan pada 01 Agustus 1981. Perpustakaan STKIP Tapanuli Selatan mempunyai luas ruangan 120 m 2 . Seluruh aktifitas dan kegatan kerja perpustakaan dilaksanakan di ruangan yang sama. Perpustakaan STKIP Tapanuli Selatan dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan dan 5 orang orang pegawai untuk melaksanakan kegiatan kerja perpustakaan berdasarkan tugas yang telah diberikan kepada masing-masing pegawai. Perpustakaan STKIP Tapanuli Selatan melayani sivitas akademik tempatnya bernaung yang terdiri dari mahasiswa, doen dan pegawai STKIP Tapanuli Selatan. Perpustakaan STKIP Tapanuli Selatan melaksanakan sistem terbuka. Dalam hal ini pengguna dapat mencari koleksi bahan pustaka sesuai dengan kebutuhannya.

3.1.1 Visi dan Misi Perpustakaan STKIP Tapanuli Selatan

Visi Perpustakaan STKIP Tapanuli Selatan adalah Menjadi sumber informasi ilmu pengetahuan serta sarana belajar bagi kebutuhan sivitas akademika”.