13 1,38 x 10
-16
ergK, T adalah temperatur absolut K, Ej adalah perbedaan energi tingkat eksitasi dan tingkat dasar. Pj dan Po adalah faktor statistik yang ditentukan
oleh banyaknya tingkat yang mempunyai energi setara pada masing-masing tingkat kuantum. Pada umumnya fraksi atom tereksitasi yang berada pada gas
yang menyala, kecil sekali Khopkar, 1985. Dapat dilihat dari persamaan di atas bahwa rasio NjNo dipengaruhi oleh energi eksitasi Ej dan temperatur T.
Peningkatan temperatur dan penurunan energi Ej akan menghasilkan nilai rasio NjNo yang lebih tinggi Jeffery, dkk., 1989.
2.3.1 Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom
1. Sumber Sinar Sumber sinar yang dipakai adalah lampu katoda berongga hollow cathode
la mp . Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung katoda dan
anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu yang akan dianalisis Gandjar dan Rohman, 2012.
2. Tempat Sampel Atomizer Dalam tempat sampel inilah proses atomisasi terjadi. Dalam analisis secara
spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan asas. Ada berbagai macam
alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu:
a. Dengan nyala flame Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan
menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung pada gas-gas yang digunakan, misalkan untuk
Universitas Sumatera Utara
14 gas asetilen-udara: 2200
o
C. Pada sumber nyala ini, asetilen sebagai bahan pembakar dan udara sebagai agen pengoksidasi Gandjar dan Rohman, 2012.
Beberapa temperatur nyala yang lain dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Temperatur Nyala Bahan Bakar
Oksidan Udara Oksidan Oksigen
N
2
O Hidrogen
2100 2780
- Asetilen
2200 3050
2955 Propana
1950 2800
- Sumber: Khopkar 1985.
b. Tanpa nyala Flameless Pengatoman dilakukan dalam tungku dari grafit. Tungku merupakan
teknik atomisasi tanpa nyala. Teknik atomisasi dengan nyala dinilai kurang peka karena: atom gagal mencapai nyala, tetesan sampel yang masuk ke dalam nyala
terlalu besar, dan proses atomisasi kurang sempurna. Oleh karena itu, muncullah suatu teknik atomisasi yang baru yaitu atomisasi tanpa nyala. Sejumlah sampel
diambil sedikit untuk sampel cair, diambil hanya beberapa µ L, sementara sampel padat diambil beberapa mg, lalu diletakkan dalam tabung grafit, kemudian
tabung tersebut dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus listrik pada grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah
menjadi atom-atom netral dan pada fraksi atom ini dilewatkan suatu sinar yang berasal dari lampu katoda berongga sehingga terjadilah proses penyerapan energi
sinar yang memenuhi kaidah analisis kuantitatif Gandjar dan Rohman, 2012. 3. Monokromator
Monokromator merupakan alat untuk memisahkan dan memilih spektrum sesuai dengan panjang gelombang yang digunakan dalam analisis dari sekian
Universitas Sumatera Utara
15 banyak spektrum yang dihasilkan lampu katoda berongga Gandjar dan Rohman,
2012. 4. Detektor
Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat pengatoman Gandjar dan Rohman, 2012.
5. Readout Rea dout
merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai sistem pencatat hasil. Pencatatan hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah
terkalibrasi untuk pembacaan transmisi atau absorpsi. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa kurva yang menggambarkan absorbansi atau intensitas
emisi Gandjar dan Rohman, 2012. Sistem peralatan spektrofotometer serapan atom dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1 Sistem Peralatan Spektrofotometer Serapan Atom Sumber: Harris,
D.C. 2007.
2.3.2 Gangguan –Gangguan pada Spektrotofometer Serapan Atom