berdasarkan data rekening efek-efek yang terkait, karena semua kegiatan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan efek maupun Bank Kustodian tercatat di KSEI.
150
C. Tanggung Jawab Kustodian
Salah satu persoalan yang cukup rumit complicated dalam bidang hukum pasar modal adalah berkenaan dengan siapakah yang mesti bertanggung jawab
secara yuridis jika terjadi hal-hal yang merungikan pihak-pihak tertentu atau merungikan kepentingan umum. Satu dan lain hal dikarenakan begitu banyak
pihak yang terlibat dipasar modal, yang ada kemungkinan banyak pihak pula yang ikut mengkontribusi kesalahan secara yuridis sehingga terjadi hal-hal yang
merugikan pihak lain tersebut. Berdasarkan atas peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka ada
beberapa sistem tanggung jawab yang dikenal dalam hukum pasar modal, yaitu :
151
1. Tanggung jawab perdata.
Undang-undang Pasar Modal membagi dua metode pertanggungjawaban perdata di bidang pasar modal, yaitu pertanggungjawaban khusus dan
pertanggungjawaban umum.
152
a. Pertanggungjawaban khusus
Salah satu metode pembebanan tanggung jawab di bidang perdata adalah sistem pertanggungjawaban khusus. Maksudnya, undang-undang pasar modal
150
Gunawan Widjaja dan Todhi Priatama, Op.Cit.. hlm. 94.
151
Munir Fuady, Op.Cit., hlm. 44
152
Ibid., hlm.135.
Universitas Sumatera Utara
sendiri membebankan liabiliatas yuridis tersebut khusus terhadap pihak tertentu jika yang bersangkutan melakukan tindakan yang khusus pula. Sistem
pertanggungjwaban khusus ini berlaku terhadap pelanggaran terhadap informasi yang misleading, khususnya yang berhubungan dengan Pernyataan perdaftaran
dalam rangka penawaran umum dan yang berhubungan dengan penjualan efek dengan memakai prospektus atau tidak :
153
1. Pertanggungjawaban dalam rangka penawaran umum
Beberapa persyaratan agar pertanggungjawaban seperti ini dapat diterapkan adalah sebagai berikut :
154
a. Terdapat informasi yang menyesatkan misleading information
b. Informasi tersebut dimuat dalam pernyataan pendaftaran dalam rangka
penawaran umum c.
Pihak yang bertanggung jawab hanya bertanggung jawab secara yuridis sebatas pada keterangan yang diberikan.
d. Tidak ada pertanggungan jawab jika pelakunya dapat membuktikan
“pembuktian terbalik” bahwa dia telah bertindak secara professional, dan telah mengambil, langkah-langkah yang cukup untuk memastikan
bahwa tidak ada informasi yang menyesatkan. e.
Masa daluarsa dari gugatan perdata tersebut adalah 5 lima tahun sejak pernyataan pendaftaran dalam hukum umumnya 30 tiga puluh tahun
f. Tanggung jawab tersebut, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama
dari para pihak yang melakukannya
153
Ibid., hlm.135.
154
Ibid., hlm.136.
Universitas Sumatera Utara
g. Adanya suatu kerugian sebagai akibat dari informasi yang menyesatkan
tersebut. h.
Para pihak yang dimintakan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
155
1. Setiap pihak yang ikut menandatangani pernyataan pendaftaran
menjadi efektif 2.
Direktur dan komisaris emiten pada waktu pernyataan pendaftaran menjadi efektif
3. Penjamin pelaksana emisi efek
4. Konsultan hukum
5. Penilai
6. Akuntan publik
7. Notaries
8. Pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan dan atas
persetujuan dimuat dalam pernyataan pendaftran. 2.
Pertanggungjawaban dalam rangka penawaran atau penjualan efek. Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dapat dimintakan
pertanggungjawaban secara perdata, khususnya yang berhubungan dengan penawaran atau penjualan efek di pasar modal adalah sebagai berikut :
156
a. Adanya penawaran efek atau penjualan efek
b. Dengan menggunakan prospektus atau cara lain, baik tertulis atau lisan
c. Adanya informasi yang menyesatkan
155
Ibid., hlm.136.
156
Ibid., hlm.137.
Universitas Sumatera Utara
d. Pelakunya mengetahui atau sepatutnya menegetahui bahwa informasi
yang menyesatkan tersebut. e.
Sewaktu membeli efek, pembeli efek belum mengetahui bahwa informasi yang bersangkutan adalah menyesatkan.
b. Pertanggungjawaban umum
Selain dengan sistem pertanggungjawaban khusus seperti yang telah disebutkan diatas, undang-undang pasar modal No.8 Tahun 1995 juga mengatur
pertanggungjawaban perdata dengan sistem pertanggungjawaban umum. Yang dimaksud adalah bahwa undang-undang tidak meyebutkan atau memperinci
perbuatan-perbuatan khusus yang dilanggar oleh orang-orang tertentu. Melainkan hanya menunjuk kepada setiap pelanggaran terhadap undang-undang pasar modal
tersebut atau peraturan pelaksanaanya, yang jika timbul kerugian, maka sipelanggar dapat dimintakan tanggung jawab perdatanya secara hukum.
157
157
Ibid., hlm.137.
Hal ini berdasarkan pasal 111 Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 yang
berbunyi : Setiap pihak yang menderita kerugian sebagai akibat dari pelanggarannya
atas undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya dapat menuntut ganti rugi, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain
yang memiliki tuntutan yang serupa, terhadap pihak atau pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dari pasal 111 tersebut dapat dikemukakan syarat-syarat yang diperlukan agar suatu ganti rugi perdata dapat dituntut dari pihak pelanggar, yaitu sebagai
berikut :
158
a. Adanya pelanggaran atas undang-undang pasar modal ataupun peraturan
pelaksanaannya termasuk pelanggaran oleh pihak otoritas, seperti Bapepam OJK atau pengawainya.
b. Adanya kerugian.
c. Kerugian tersebut timbul sebagai akibat dari pelanggaran atas perundang-
undangan tersebut. d.
Jika ada beberapa pihak yang dirugikan, tuntutan ganti rugi dapat dilakukan sendiri-sendiri, ataupun secara bersama-sama class action.
2. Tanggung jawab pidana.
Tindak pidana pasar modal adalah berupa penipuan dan manipulasi pasar. Undang-undang Pasar Modal pasal 103 sampai dengan pasal 110 mengatur secara
tersendiri menegenai tindak pidana penipuan, manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam.
159
a. Penipuan
Memperhatikan unsur-unsur yang disebutkan dalam undang-undang tersebut, dapat dirumuskan bahwa tindak pidana penipuan di pasar modal adalah
dengan cara membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan
158
Ibid., hlm.137.
159
Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm.135.
Universitas Sumatera Utara
mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sebdiri atau pihak lain,
atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau memjual efek. Tindak pidana penipuan pada kegiatan pasar modal berhubungan dengan kegiatan
perdagangan efek yang meliputi kegiatan penawaran, pembelian, dan atau penjualan efek yang terjadi dalam rangka penawaran umum atau terjadi di bursa
efek maupun di luar bursa efek atas efek emiten atau perusahaan publik.
160
b. Manipulasi pasar
Menurut undang-undang pasar modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 91, setiap pihak dilarang melakukan baik secara langsung atau tidak langsung mencipatakan
gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, kegiatan pasar atau harga efek di bursa efek. Rumusan pasal 91 ini menjelaskan bahwa
gambaran semu mengenai kegiatan pedagangan, keadaan pasar, atau harga efek, antara lain :
161
1. Melakukan transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan pemilikan.
2. Melakukan penawaran jual atau penawaran beli efek pada harga tertentu, di
mana pihak tersebut juga telah bersekongkol dengan pihak lain yang melakukan penawaran beli atau penawaran jual efek yang sama pada harga
yang kurang lebih sama.
160
Ibid., hlm.136.
161
Ibid., hlm.135.
Universitas Sumatera Utara
Menurut M. Irsan Nasarudin dan Indera Surya mengemukakan beberapa kegiatan bentuk manipulasi pasar, yaitu sebagai berikut :
162
1. Marking the close, yaitu merekayasa harga permintaan atau penawaran efek
pada saat atau mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga efek atau harag pembukaan yang lebih tinggi pada hari
perdagangan berikutnya. 2.
Painting the tape, yaitu kegiatan perdagangan antara rekening efek yang satu dengan rekening efek yang lain yang masih berada dalam penguasaan
satu pihak atau mempunyai keterkaitan sedemikian rupa sehingga tercipta perdagangan semu.
3. Concerning the market, yaitu membeli efek dalam jumlah besar sehingga
dapat menguasai pasar. 4.
Pools, merupakan penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh sekelompok investor di mana dana tersebut dikelola oleh broker atau seseorang yang
memahami kondisi pasar. Manajer dari pools tersebut membeli saham suatu perusahaan dan menjualnya kepada anggota kelompok investor tersebut
untuk mendorong frekuensi jual beli efek sehingga dapat meningkatkan harga efek tersebut.
5. Wash sale, yaitu order beli dan order jual antara anggota asosiasi dilakukan
pada saat yang sama di mana tidak terjadi perubahan kepemilikan manfaat atas efek. Manipulasi tersebut dilakukan dengan maksud bahwa mereka
162
Ibid., hlm.137.
Universitas Sumatera Utara
membuat gambaran dari aktifitas pasar di mana tidak terjadi penjualan atau pembelian yang sesungguhnya.
c. Perdagangan orang dalam insider trading.
Perdagangan efek yang dilakukan oleh mereka yang tergolong “orang dalam” perusahaan , perdagangan mana didasarkan atau dimotivasi karena adanya
suatu “informasi orang dalam” yang penting dan belum terbuka untuk umum, dengan perdagangan mana, pihak perdagangan insider tersebut mengharapkan
akan mendapat keuntungan ekonomi secara pribadi, langsung atau tidak langsung, atau yang merupakan keuntungan jalan pintas short swing profit. Berdasarkan
pengertian insider trading tersebut maka secara yuridis beberapa elemen dari suatu pranata hukum insider trading :
163
1. Adanya perdagangan efek.
2. Dilakukan oleh orang dalam perusahaan.
3. Adanya inside information informasi orang dalam.
4. Inside information tersebut belum terbuka untuk umum.
5. Perdagangan dimotovisir oleh adanya inside information tersebut.
6. Tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak layak.
3. Tanggung jawab administrasi.
Berdasarsarkan Pasal 102 Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar modal, pihak yang mempunyai wewenang untuk menjatuhkan sanksi administratif
163
Ibid., hlm.167.
Universitas Sumatera Utara
adalah Bapepam OJK. Sementara itu, pihak yang dapat dijatuhkan sanksi administratif tersebut adalah :
164
a. Pihak yang memperoleh izin dari Bapepam.
b. Pihak yang memperoleh persetujuan dari Bapepam.
c. Pihak yang melakukan pendaftaran kepada Bapepam.
Berdasarkan Pasal 102 ayat 2 Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, sanksi administrasi yang dapat dijatuhakan oleh Bapepam adalah sebagai
berikut :
165
1. Peringatan tertulis.
2. Denda pembayaran sejumlah uang tertentu bukan denda pidana.
3. Pembatasan kegiatan usaha.
4. Pembekuan kegiatan usaha.
5. Pencabutan izin usaha.
6. Pembatalan persetujuan.
7. Pembatalan pendaftaran.
Strict liability atau yang sering juga disebut dengan tanggung jawab “mutlak” memang merupakan sistem yang non konvensional dalam sistem hukum
Indonesia. Yang dimaksud dengan strict liability adalah suatu sistem pertanggunggan jawab yang dibebankan kepada seseorang tanpa melihat atau
mengaitkan kepada kesalahan pelaku. Jadi, jika seseorang telah terbukti melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-undang, maka dia
164
Ibid., hlm.143.
165
Ibid., hlm.144.
Universitas Sumatera Utara
langsung menjadi pemikul tanggung jawab yuridis, tanpa mempedulikan apakah ada unsur kesengajaan, kelalaian, patut mengetahui, patut mendunga dan
sebagainya.
166
Adapun tanggung jawab mutlak dari kustodian menurut Irfan Iskandar adalah pencatatan perubahan dalam rekening efek yang dilakukan oleh pihak
kustodian ini bersifat kewajiban mutlak. Oleh karena adanya transaksi bursa yang dilakukan oleh para investor, maka tentu terjadi suatu perubahan baru dari
kepemilikan terhadap efek yang diperdagangkan tersebut dan apabila para investor yang melakukan transaksi bursa tersebut kepentingannya diwakilkan
kepada pihak kustodian atau investor tersebut adalah pemegang rekening efek pada kustodian, maka kustodian wajib melakukan sebuah suatu perubahan dalam
rekening efeknya. Perubahan dalam rekening efek ini dapat berupa bersifat menambah atau mengurangi tergantung dari jenis transaksi yang telah dilakukan
oleh pihak investor tersebut.
167
Sesuai Undang-Undang Pasar modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 44 ayat 1 menyatakan kustodian yang menyelenggarakan kegiatan penitipan bertanggung
jawab untuk menyimpan efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara Kustodian dan pemegang rekening. Jika ada
pelanggaran dalam pelaksanaannya maka Bapepam OJK menetapkan beberapa
166
Ibid., hlm .144.
167
Irfan Iskandar, Op.Cit., hlm. 27.
Universitas Sumatera Utara
tindakan yang diatur di dalam Undang-Undang Pasar modal Nomor 8 Tahun 1995 sebagai berikut :
168
1. Tanggung jawab pidana
Dalam undang-undang Pasar modal, terkait dengan aspek pidana, sesuai dengan ketentuan pasal 103, 104, 107, 109 tanggung jawab pidana ini dapat
dibebankan kepada Bank Kustodian jika melakukan beberapa perbuatan, yaitu melakukan kegiatan pasar modal tanpa izin, persetujuan , atau pendaftaran,
melakukan manipulasi pasar, menghambat pemeriksaan yang dilakukan OJK dan apabila Bank Kustodian melakukan tindakan-tindakan tanpa sepengetahuan
investor atau pemegang unit penyertaan yang mengakibatkan kerugian, maka pihak Bank Kustodian dapat dijatuhi hukuman penjara dan berupa pembayaran
denda sesuai dengan ketentuan pasal 103, 104, 107,109 Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995.
169
2. Tanggung jawab perdata
Ketentuan pasal 46 Undang-Undang Pasar modal Nomor 8 Tahun 1995 menyatakan bahwa:
168
Yetty Kusumoningrum, “Peranan Dan Tanggung Jawab Lembaga Kustodian Dalam Proses Settlement Perdagangan Efek,
http:www.sinarmas- am.co.iddownloadkinerja_produkprospektusProspektus DOLAR 2012.pdf
. diakses terakhir pada tanggal 28 Februari 2014 jam 12:44
169
Miranda, dkk, “Tanggung Jawab Bank Kustodian Sebagai Lembaga Penyimpanan Dana Dalam Pasar modal”,
http:pasca.unhas.ac.idjurnalfiles , diakses terakhir pada tanggal 27
februari 2014 pukul 15.00.
Universitas Sumatera Utara
“Kustodian wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang rekening atas setiap kerugian yang timbul akibat kesalahnnya”
Berdasarkan pasal diatas menjelaskan bahwa telah meletakkan hak kepada investor untuk menuntut ganti rugi apabila Bank Kustodian melakukan kesalahan
baik karena kesengajaan, kelalaian maupun kekurangan hati-hatian. Dalam pasal tersebut di atas, jelas diatur yang menjadi tanggungjawab dari Bank Kustodian,
sehingga jika dalam kegiatannya Bank Kustodian dibuktikan telah melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan, pertanggungjawaban perdata yang
dapat dimintakan sebagai bentuk tanggung jawab dalam rangka melindungi hak investor.
Dalam pasal 111 Undang-Undang Pasar modal tersebut ada 3 tiga cara yaitu : Adanya pelanggaran atas Undang-Undang Pasar Modal ataupun peraturan
pelaksanaannya. Adanya kerugian, kerugian tersebut timbul sebagai akibat dari pelanggaran atas perundang-undangan tersebut. Jika ada beberapa pihak yang
dirugikan, tuntutan ganti rugi dapat dilakukan sendiri-sendiri, ataupun secara bersama-sama class action.
170
3. Tanggung jawab administratif
Menurut Adrian Sutedi di dalam bukunya menyatakan bahwa yang dimaksud sebagai pelanggaran dibidang administrasi adalah setiap pihak yang
170
Miranda, dkk, “Tanggung Jawab Bank Kustodian Sebagai Lembaga Penyimpanan Dana Dalam Pasar modal”,
http:pasca.unhas.ac.idjurnalfiles , diakses terakhir pada tanggal 27
februari 2014 pukul 15.00.
Universitas Sumatera Utara
tanpa izin, persetujuan atau pendaftaran melakukan kegiatan di bidang pasar modal salah satunya lembaga kustodian.
171
Sementara sanksi administratif yang dapat dijatuhkan oleh Bapepam OJK sesuai dengan Pasal 102 ayat 2 Undang-Undang Pasar modal Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar modal adalah sebagai berikut peringatan tertulis, denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu, pembatasan kegiatan usaha,
pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, pembatalan persetujuan, dan pembatalan pendaftaran.
172
1. Hak emiten
Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa kustodian sebagai salah satu lembaga penunjang pasar modal apabila melakukan pelanggaran dibidang
administrasi maka kustodian dapat dijatuhi sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995.
C . Hak Dan Kewajiban Emiten
Meskipun adalah yang menjadi tugas emiten untuk melakukan suatu pencatatan dalam buku daftar pemegang efek emiten terhadap sejumlah efek yang
dimiliki oleh pemegang efek. Pihak emiten pun khususnya dalam kegiatan mutasi efek dapat menolak tugas tersebut, meskipun baik pihak Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian atau Bank Kustodian telah melakukan tugas yang sama dalam kegiatan mutasi efek. Hak penolakan emiten ini dilandasi oleh tujuan dari
pencatatan itu sendiri. Apabila pihak emiten melakukan dalam melakukan
171
Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm.141.
172
Munir Fuadi, Loc.cit., hlm .144.
Universitas Sumatera Utara
pencatatan dalam buku daftar pemegang efek emiten maka akan berakibat kerugian yang akan diderita oleh pihak investor yang sesungguhnya berhak atas
efek tersebut dan apabila ini terjadi maka pihak investor akan kehilangan sejumlah hak-hak kenikmatan atas efek yang dimilikinya tersebut.
173
Efek sebagai objek dari transaksi yang terjadi di lantai bursa merupakan suatu alat bukti bagi pemiliknya, yang dengan bukti tersebut menunjukkan bahwa
ia adalah pemilik yang sah atas efek sehingga berhak terhadap segala hak baik yang bersifat pokok atau lanjutan dari kepemilikannya atas efek tersebut.
174
Jaminan atau bukti yang cukup bagi pihak emiten sangat diperlukan dalam rangka untuk memastikan bahwa efek tersebut terlepas dari permasalahan. efek
yang memiliki masalah menyebabkan efek tersebut tidak siap untuk diperjual belikan. Di samping untuk memastikan bahwa efek tersebut terlepas dari masalah
Pihak emiten dapat menolak untuk melakukan pencatatan dalam buku daftar pemegang efek apabila efek tersebut hilang atau musnah. Hal ini menjadi penting
bagi pihak emiten untuk menghindari kesalahan yang akan terjadi. efek yang hilang atau musnah menunjukkan tidak adanya bukti kepemilikan sehingga sangat
diragukan keberadaannya untuk dapat diakui sebagai pemilik yang sah. Namun demikian pihak emiten dapat mencatatkannya dalam buku daftar pemegang efek
emiten apabila pihak yang meminta untuk mutasi efek yang dimaksud dapat memberikan bukti atau jaminan yang cukup bagi emiten.
173
Irfan Iskandar, Op.Cit, hlm.66.
174
Richard Eddy, Aspek Legal Properti “Teori, Contoj, dan Aplikasi”, Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2010, hlm.63.
Universitas Sumatera Utara
juga mempunyai maksud untuk menghindari gugatan dari pihak manapun yang berhak atas efek tersebut. efek yang hilang atau musnah adalah efek yang masuk
dalam pengertian memiliki masalah sehingga tidak siap untuk diperdagangkan oleh karenanya pihak emiten dapat menolak untuk mencatatnya dalam buku daftar
pemegang efek emiten. Dengan adanya hak menolak yang dimilikinya oleh pihak emiten dapat
dikatakan bahwa hak tersebut untuk melindungi pihak emiten itu sendiri dari kemungkinan keberatan yang diajukan oleh pemegang efek dengan tidak
dapatkannya sejumlah hak atas efek akibat tidak terdaftar dalam buku daftar pemegang efek emiten.
175
2. Kewajiban emiten
Seperti yang sudah disebutkan diatas tentang adanya suatu kewajiban utama dari emiten yaitu untuk melakukan suatu pencatan tentang pemilik efek yang
berhak. Dalam rangka ini kewajiban emiten tersebut adalah terhadap efek yang disimpan pada lembaga penyelenggara kegiatan kustodian. Terhadap efek yang
disimpan pada kustodian, maka pihak emiten wajib menerbitkan suatu bukti konfirmasi atau sertifikat kepada pihak-pihak di mana efek tersebut disimpan.
Penerbitan konfirmasi atau sertifikat oleh pihak emiten ini mempunyai tujuan sebagai bukti dari telah dicatatnya nama pihak yang berhak atas efek dalam buku
daftar pemegang efek emiten.
176
175
Irfan Iskankar, Op.Cit., hlm. 65.
176
Ibid., hlm.62.
Universitas Sumatera Utara
Mengingat terdapat lebih dari satu pihak yang dapat melakukan penyimpanan efek, maka pihak emiten diharuskan dalam penerbitan konfirmasi
atau sertifikat tersebut kepada masing-masing pihak dalam hal ini konfirmasi ditujukan kepada :
1. Lembaga Penyimpana dan Penyelesaian terhadap efek yang dititipkan dalam
penitipan kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 2.
Bank Kustodian terhadap efek yang dititipkan dalam penitipan kolektif pada Bank Kustodian.
3. Perusahaan efek terhadap efek yang dititipkan pada perusahaan efek.
Sedangkan yang tercantum dalam buku daftar pemegang efek emiten adalah nama lembaga yang menyelenggarakan kegiatan kustodian tersebut, seperti yang
sudah disampaikan dalam bab sebelumya. Dalam surat keterangan tertulis atau bentuk lain yang bertujuan sebagai konfirmasi tersebut harus memuat tentang
nama pihak dan jumlah efek yang tercatat dalam buku daftar pemegang efek emiten.
Pencacatan seperti yang demikian adalah suatu pencatatan yang bersifat rutin yang selalu dapat dilakukan oleh pihak emiten pada saat akhir transaksi.
Transaksi bursa mempunyai dua periode yaitu pembukaan dan penutupan. Sehingga pada saat penutupan bursa pihak yang namanya terdaftar dalam buku
daftar pemegang efek emiten itulah yang terdaftar hingga pada saat terjadi lagi pembukaan bursa pada keesokan harinya atau pun seterusnya terdaftar dalam
buku daftar pemegang efek emiten hingga dilakukan suatu transaksi baru dari efek yang dimaksud. Terhadap efek yang mempunyai sifat blue chip yaitu efek yang
Universitas Sumatera Utara
transaksinya sangat aktif, maka akan berakibat selalu berubahnya data baik yang bersifat pihak yang memiliki atau jumlah efek yang dimiliki.
177
Berdasarkan Peraturan IX.I.2 tentang Persayaratan Surat efek, bahwa salah satu kewajiban Emiten menurut peraturan ini merupakan wajib mengawasi secara
terus menerus jumlah saham yang beredar serta mutasi pemilikan saham atau waran termasuk tambahan saham dari adanya saham bonus, dividen saham,
pemecahan saham, dan obligasi konversi.
178
D. Tujuan Pencatatan Oleh Pihak Emiten