International Federation of Airline Pilots Association IFALPA

kepada pemerintah masing-masing negara untuk mengambil tindakan keamanan; c. Untuk menanggapi secara militer dengan cepat pada krisis keamanan penerbangan, maka IATA mengusulkan dibentuknya suatu satuan militer internasional dan meliputi personal yang sangat terlatih dan berpengalaman yang siap jika ada permintaan untuk membantu pemerintahan negara-negara anggota yang membutuhkannya dan; d. IATA menyarankan agar dibentuk suatu pengadilan internasional untuk menuntut pelaku, serta dibentuknya pusat penahanan internasional Rumah tahanan.

3. International Federation of Airline Pilots Association IFALPA

Para anggota IFALPA merupakan sasaran yang pertama dalam setiap kali terjadinya kejahatan terhadap penerbangan sipil, di dalam suatu penerbangan komersil. Seperti diserang, dilukai dan dibunuh, baik di dalam penerbangan maupun setelah tiba di darat serta disandera. 87 Karena itu tanggung jawab berat dan langsung atas keselamatan para penumpang dan pesawat udara berada pada pengemudi pilot pesawat udara. Untuk menghindar dari peristiwa yang dapat mengancam keselamatan penerbangan, maka IFALPA telah mengambil suatu kebijaksanaan yang didukung ICAO. Kebijaksanaan itu ditujukan kepada para pilot pesawat udara supaya menolak mengoperasikan pesawat udara di atas wilayah suatu negara yang sedang bertikai 87 Edward Mchinny, International Federation of Airline Pilots Association IFALPA, dalam http:www.yahoo.com, diakses tanggal 26 Juni 2008 Iwan Setyawan: Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Dalam Mengamankan Bandara Udara Internasional Polonia Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 yang diperkirakan akan terjadi serangan peluru kendali yang dapat mengancam keselamatan pesawat udara. 88 IFALPA juga pernah memberi tanggapan atas tidak adanya instrumen internasional, yang mengatur aspek-aspek penyelidikan kecelakaan pesawat udara. 89 Seperti yang telah diungkapkan dalam resolusinya di Amsterdam pada tahun 1969, antara lain para anggota IFALPA melakukan tindakan pemboikotan kepada negara-negara yang melindungi dan mengampuni pelaku pembajakan, yang berlatar belakang politik. IFALPA juga menyetujui prinsip pemogokan selama 12 sampai 24 jam, seperti tindakan pemogokan seluruh dunia pada tahun 1972. 90 Namun demikian, para pilot maskapai penerbangan di negara yang pemerintahnya melindungi para pelaku kejahatan karena alasan politik, tidak dapat mendukung sikap yang telah diambil oleh IFALPA. Kemudian, IFALPA hanya mempunyai kewenangan yang terbatas untuk mengambil tindakan kepada pelaku. Kewenangan terakhir berada pada pemerintah masing-masing negara.

4. Dewan Keamanan PBB