International Air Transport Association IATA

d. Untuk membantu dalam mengatasi bahaya atau ancaman bahaya secepat dan seaman mungkin. Dewan ICAO pada tanggal 25 Juni 1986 telah mengeluarkan sebuah resolusi mengenai “ketentuan keamanan penerbangan model clause on aviation security. Ketentuan ini telah dirancang untuk dimasukkan ke dalam perjanjian bilateral mengenai penerbangan udara. Dimaksudkan hanya untuk membimbing negara- negara, namun tidak diwajibkan dan tidak membatasi kebebasan negara-negara berdasarkan perjanjian untuk memperluas atau membatasi ruang lingkupnya atau menggunakan pendekatan yang berbeda. Misalnya berkaitan dengan pemeriksaan terhadap penumpang, bagasi dan lain sebagainya, disetiap negara pelaksanaan teknis pemeriksaan dan penggunaan alat-alat deteksi tidak sama, karena kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi antara negara yang satu dengan negara lainnya berbeda- beda.

2. International Air Transport Association IATA

Organisasi IATA beranggotakan maskapai penerbangan sipil, yang pada umumnya dimiliki oleh pemerintah masing-masing negara. IATA berperan dalam memberikan sumbangan pikiran atau ide-ide dalam mengatasi kejahatan terhadap penerbangan sipil internasional. Organisasi ini telah mengeluarkan beberapa resolusi untuk mengutuk terorisme terhadap penerbangan sipil internasional, serta mengusulkan cara-cara penanggulangannya. Selanjutnya dalam pernyataan pada tanggal 17 September 1969, IATA mengusulkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa supaya setiap tindakannya PBB, dalam menghadapi “hijacking of civil air Iwan Setyawan: Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Dalam Mengamankan Bandara Udara Internasional Polonia Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 transport” disertai dengan kutukan bahwa perbuatan seperti itu merupakan “kejahatan internasional yang sederajat dengan perampokan pembajakan di laut bebas atau “genocide”. 85 IATA digunakan dalam menghadapi berbagai kemungkinan untuk memperkecil dan menghindari terjadinya kejahatan terhadap penerbangan sipil internasional, yang sangat merugikan perusahaan-perusahaan penerbangan pemerintah masing-masing negara dan perusahaan-perusahaan penerbangan swasta internasional, maka selain itu mengeluarkan resolusi untuk mengutuk setiap tindakan kejahatan terhadap penerbangan sipil juga telah mengusulkan beberapa sikap dan tanggapan serta menyiapkan beberapa konsep yang berkaitan dengan tindak pidana terhadap penerbangan sipil. Lebih lanjut usul-usul IATA berkenaan dengan keamanan penerbangan sipil internasional yaitu: 86 a. IATA mengusulkan untuk dibentuknya kelompok keamanan penerbangan yang dengan cepat dapat mengatasi krisis keamanan penerbangan atas permintaan pemerintahan negara anggota; b. IATA juga mengusulkan supaya dibentuk satuan peneliti internasional yang berkaitan dengan keamanan penerbangan, sekitar pelanggaran terhadap keamanan penerbangan, dan memberikan rekomendasi-rekomendasi rahasia 85 http:www.yahoo.com, Organisasi-Organisasi Internasional, diakses tanggal 28 Juni 2008 86 Leighton C. Morris, International Aviation Security Law Faculty of Law Monash University, Australia, Disampaikan pada Penataran Hukum Udara dan Ruang Angkasa, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, tanggal 5-7 September 1994 dalam http:www.yahoo.com, International Air Transport AssociationIATA, diakses tanggal 27 Juni 2008 Iwan Setyawan: Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Dalam Mengamankan Bandara Udara Internasional Polonia Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 kepada pemerintah masing-masing negara untuk mengambil tindakan keamanan; c. Untuk menanggapi secara militer dengan cepat pada krisis keamanan penerbangan, maka IATA mengusulkan dibentuknya suatu satuan militer internasional dan meliputi personal yang sangat terlatih dan berpengalaman yang siap jika ada permintaan untuk membantu pemerintahan negara-negara anggota yang membutuhkannya dan; d. IATA menyarankan agar dibentuk suatu pengadilan internasional untuk menuntut pelaku, serta dibentuknya pusat penahanan internasional Rumah tahanan.

3. International Federation of Airline Pilots Association IFALPA