Kerangka Teori dan Konsepsional 1. Kerangka Teori

berbeda. Jadi penelitian ini adalah asli karena sesuai dengan asas-asas keilmuan yaitu jujur, rasional objektif dan terbuka. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas masukan serta saran-saran yang membangun sehubungan dengan pendekatan dan perumusan masalah.

F. Kerangka Teori dan Konsepsional 1. Kerangka Teori

Kejahatan terhadap pesawat udara sipil di bandar udara memerlukan penanggulangan secara terpadu dengan memberdayakan peranan hukum sebagai kerangka dasar untuk melakukan tindakan pengamanan. Kejahatan 40 terhadap pesawat udara muncul dari perkembangan ilmu dan teknologi dengan memanfaatkan sarana transportasi secara mudah untuk melintasi batas negara dalam rangka mempercepat arus lalu lintas kegiatan perekonomian, untuk mempertahankan keselamatan transportasi udara diperlukan perangkat-perangkat hukum yang mengatur berbagai segi di bidang kejahatan terhadap penerbangan sipil, 41 hal ini mengandung arti bahwa hukum sangat berperan di dalam pembangunan ekonomi, 40 Lihat, Sofyan Sastrawidjaja, Hukum Pidana, Asas Hukum Pidana Sampai dengan Alasan Peniadaan Pidana, Bandung: Armoco, 1996, hal. 112-113 bahwa banyak istilah kejahatan yang digunakan dalam penyebutannya antara lain tindak pidana, perbuatan pidana, strafbaar feith bahasa Belanda dan criminal act bahasa Inggris atau actus reus bahasa latin. 41 Gerson W. Bawengan, Hukum Pidana Di Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Pradya Paramita, 1983, hal. 24 bahwa defenisi kejahatan adalah “A crime is a legal wrong the remedy for which is the punishment of the offender at the istance of the states”. Maksudnya bahwa kejahatan adalah suatu pelanggaran hukum yang diikuti penghukuman oleh negara terhadap pelanggaran hukum itu, untuk lebih tegasnya bahwa kejahatan merupakan suatu pelanggaran atas hukum pidana di ikuti dengan penghukuman yang dilakukan oleh negara. Iwan Setyawan: Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Dalam Mengamankan Bandara Udara Internasional Polonia Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 artinya hukum dapat menjaga keseimbangan dan keselarasan serta mengakomodasi antara para pihak yang berkepentingan. Oleh karenanya rule of law merupakan hal penting bagi pertumbuhan ekonomi dan membawa dampak yang luas bagi reformasi sistem ekonomi rule of law in economic development, hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh David M. Trubek bahwa jika masalah hukum sudah jelas maka Indonesia akan mudah menjawab pertanyaan, karena hukum adalah suatu ilmu yang praktis. Tidak perlu menggali kepada hal-hal yang fundamental dari fungsi-fungsi sosial, ekonomi dan politik dari tatanan hukum. 42 Semakin meningkatnya jumlah angkutan udara yang memanfaatkan bandar udara sebagai tempat berlangsungnya lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional memerlukan aturan hukum sebagai rule of law 43 terhadap dampak semakin meningkatnya tingkat kerawanan penggunaan bandar udara untuk melakukan kejahatan, hal ini disebabkan kejahatan yang ditujukan terhadap pesawat udara sipil di bandar udara tidak hanya merusak pesawat udara namun juga mengancam keselamatan penumpang, awak pesawat udara dan mengancam masyarakat yang berada disekitar bandar udara serta merusak fasilitas-fasilitas yang 42 David M. Trubek, Toward a Social Theory of Law: An Essay on the Study of Law and Development, dalam Bismar Nasution, Mengkaji Ulang Hukum Sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi, Medan: Pidato diucapkan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Ekonomi Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara di Hadapan Rapat Terbuka Senat Universitas Sumatera Utara di Gelanggang Mahasiswa USU, Sabtu 17 April 2000, hal. 9 43 Lihat, Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Semarang: Universitas Diponegoro, 1995, hal. 7 bahwa upaya untuk pencegahan dan penanggulangan kejahatan melalui hukum pidana harus dilakukan dalam kerangka penegakan hukum secara keseluruhan. Kemudian penegakan hukum yang menyeluruh tersebut juga harus menjadi bagian penanganan masalah sosial lainnya yaitu untuk mewujudkan tujuan akhir dari penegakan hukum itu sendiri yaitu untuk mencapai tujuan utama kesejahteraan masyarakat. Iwan Setyawan: Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Dalam Mengamankan Bandara Udara Internasional Polonia Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 diperlukan untuk suatu penerbangan di bandar udara. Di samping itu peraturan hukum yang menyangkut pengamanan terhadap penerbangan sipil tidak dapat dipisahkan dari tiga Konvensi Internasional yang mengatur tentang kejahatan terhadap penerbangan sipil yaitu: a. Konvensi Tokyo 1963, yang mengatur tentang tindak pidana dan tindakan lain tertentu yang dilakukan di dalam pesawat udara Tokyo Convention on Offences and Certain Other Acts Committed Board Aircraft, b. Konvensi Den Haag, 1970 tentang penguasaan pesawat udara secara tidak sah the hague convention for suppression of unlawful seizure of aircraft, c. Konvensi Montreal 1971 tentang pemberantasan tindakan-tindakan melawan hukum terhadap penerbangan sipil convention for the suppression of unlawful acts againts the savety of civil aviation. Selanjutnya, pembangunan hukum yang mengarah pada kegiatan penerbangan sipil melalui kegiatan pengamanan pesawat udara sipil di bandar udara pada hakekatnya ditujukan untuk menciptakan stabilitas ketertiban di samping kepastian hukum. Hal ini sesuai dengan ajaran bahwa hukum merupakan alat pembaharuan masyarakat yang berasal dari Roscue Pound 1954 yang menyatakan: Law as a tool of social engineering 44 . Konsepsi tersebut yang asalnya merupakan inti pemikiran dari Pragmatic Legal Realism kemudian dikembangkan oleh Mochtar Kusumaatmadja setelah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia 45 . Mochtar 44 Muchtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional, Bandung: Bina Cipta, 1976, hal. 9 45 Lili Rasjidi dan Ira Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat Hukum dan Teori Hukum, Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2001, hal. 78 Iwan Setyawan: Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Dalam Mengamankan Bandara Udara Internasional Polonia Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 Kusumaatmadja lebih lanjut menyatakan bahwa pembaharuan masyarakat didasarkan atas anggapan bahwa adanya keteraturan atau ketertiban dalam usaha pembangunan atau pembaharuan itu merupakan sesuatu yang diinginkan dan bahkan dipandang perlu 46 . Menurut konsep law as a tool of social engineering tersebut, hukum tidak berada di belakang proses pembangunan, tetapi selalu berjalan di depan proses pembangunan. Selanjutnya Mochtar Kusumaatmadja menyebutkan bahwa konsepsi hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat Indonesia lebih luas jangkauannya dan ruang lingkupnya daripada di Amerika Serikat tempat kelahiran teori tersebut, karena antara lain lebih menonjolnya perundang-undangan dalam proses pembaruan hukum di Indonesia 47 . Hukum tidak hanya dibelakang dan menunggu serta mengikuti perubahan, akan tetapi secara aktif mendorong terjadinya perubahan. Meskipun terjadinya perubahan sosial bukanlah hanya semata-mata ditimbulkan oleh hukum saja tetapi faktor-faktor lain juga turut berperan, namun paling tidak, hukum memiliki kemampuan sebagai landasan, petunjuk arah serta sebagai bingkainya. Dikatakan oleh Satjipto Rahardjo, bahwa penggunaan Perundang-undangan dengan secara sadar oleh pemerintah sebagai suatu sarana untuk melakukan suatu tindakan sosial yang terorganisasi telah merupakan ciri khas negara modern. 48 Demikian pula Marc Galenter mengatakan, bahwa dalam sistem hukum modern terdapat kecenderungan 46 Mochtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional, Op. cit., hal. 13 47 Ibid. 48 Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, Bandung: Angkasa, 1991, hal. 113 Iwan Setyawan: Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Dalam Mengamankan Bandara Udara Internasional Polonia Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 yang tetap dan kuat ke arah penggantian perundangan rakyat yang lokal sifatnya oleh perundang-undangan resmi yang dibuat oleh pemerintah. 49 Melalui berbagai peraturan perundangan tersebut, maka hukum diberlakukan secara uniform dan bersifat nasional serta tidak lagi bersifat lokal dan tradisional. Penggunaan hukum sebagai sarana perubahan sosial dimaksudkan untuk menggerakkan masyarakat agar bertingkah laku yang sesuai dengan irama dan tuntutan pembangunan, seraya meninggalkan segala sesuatu yang sudah tak perlu lagi dipertahankan. Bertalian dengan masalah tersebut menarik apa yang dikatakan oleh Mochtar Kusumaatmaja, bahwa: Di Indonesia, fungsi hukum dalam pembangunan adalah sebagai sarana pembaharuan masyarakat. 50 Hal ini didasarkan pada anggapan, bahwa adanya ketertiban stabilitas dalam pembangunan merupakan suatu yang dipandang penting dan diperlukan. Suatu ketertiban hukum merupakan suatu ketertiban yang dipaksa dwangorde; apabila oleh hukum suatu tindakan-tindakan tertentu tak diperkenankan, maka jika tindakan itu dilakukan, yang melakukan tindakan tersebut akan dikenakan sanksi. Di samping itu, hukum sebagai kaidah berfungsi sebagai sarana untuk menyalurkan arah kegiatan-kegiatan warga masyarakat ke tujuan yang dikehendaki oleh perubahan terencana itu. Dari uraian tersebut tampak bahwa dalam kaitannya dalam pembangunan, maka hukum dapat memainkan peranan yang amat penting, 49 Marc Galenter, Modernisasi Sistem Hukum, dalam Myron Weiner ed, Modenisasi Dinamika Pertumbuhan, Cet III, Yogyakarta: Gajah Mada University Pres, 1993, hal.110 50 Mochtar Kusumaatmaja, Hubungan Antara Hukum Dengan Masyarakat, Landasan Pikiran Pola dan Mekanisme pelaksana Pembaharuan Hukum,Jakarta: BPHN-LIPI, 1996, hal.9 Iwan Setyawan: Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Dalam Mengamankan Bandara Udara Internasional Polonia Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 yaitu sebagai sarana perubahan sosial. Dalam perjalanannya, pembangunan menimbulkan perubahan-perubahan besar yang tidak saja menyangkut nilai-nilai, sikap dan pola prilaku masyarakat. Dengan perkataan yang berbeda, sasaran dan akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan benar-benar bersifat total dan simultan. Terjadinya perubahan dalam masyarakat merupakan gejala yang wajar. Pengaruh menjalar dengan cepat ke berbagai bagian dalam masyarakat. Lebih-lebih pengaruh perilaku sosial. Selo Sumardjan merumuskan perubahan sosial sebagai mencakup berbagai perubahan di dalam lembaga masyarakat sehingga mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai sikap, pola prilaku secara hubungan antar kelompoknya 51 .

2. Konsepsional