Kejahatan terhadap pesawat udara yang sedang dinas in service

Pasal 1: Any person commits an offence if he unlawfully and intentionally: a. Performs an act of violence againts a person on board an aircraft in flight if that act is likely to endanger the safety of that aircraft; Pasal di atas menjelaskan bahwa dengan sengaja melakukan suatu tindakan kekerasan terhadap seseorang, di dalam pesawat udara yang sedang dalam penerbangan dan tindakannya itu dapat membahayakan keselamatan pesawat udara. Tindakan kekerasan yang dilakukan dalam pasal ini tidak ditujukan kepada pesawat udara, seperti ancaman peledakan dan sebagainya, tetapi ditujukan kepada orang yang ada di dalamnya, apakah itu awak pesawat atau penumpang, asal dapat membahayakan keselamatan pesawat udara dalam penerbangan.

2. Kejahatan terhadap pesawat udara yang sedang dinas in service

Bentuk kejahatan terhadap pesawat udara yang sedang dalam dinas in service diatur dalam Pasal 1 ayat 1 b dan c Konvensi Montreal, 1971, sebagai berikut: Ayat 1: Any person commits an offence if he unlawfully and intentionally : a destroy an aircraft in service or causes damage to such an aircraft which renders it incapable of flight or which is likely to endanger its safety in flight; or b places or causes to be placed on an aircraft in service, by any means whatsoever, a divice or substance which is likely to destroy that aircraft, or to cause damage to it which is likely to endanger its safety in flight. Iwan Setyawan: Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Dalam Mengamankan Bandara Udara Internasional Polonia Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 Pasal tersebut menentukan bahwa, jika seseorang melakukan suatu perbuatan secara melawan hukum dengan sengaja merusak pesawat udara dalam dinas atau menyebabkan kerusakan sehingga membuat tidak mampu terbang, atau membahayakan keselamatan di dalam penerbangan; atau menempatkan atau menyebabkan ditempatkannya suatu zat atau alat dengan cara apapun yang cenderung akan merusakkan pesawat tersebut, atau menyebabkan kerusakan sehingga membuat tidak mampu terbang, atau menyebabkan kerusakan yang cenderung membahayakan keselamatan di dalam penerbangan. Ketentuan seperti di atas juga diatur di dalam hukum nasional Indonesia, yaitu di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1976, bunyinya sebagai berikut: “Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum merusak pesawat udara dalam dinas atau menyebabkan kerusakan atas pesawat udara tersebut yang menyebabkan tidak dapat terbang atau membahayakan keamanan penerbangan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun. 33 Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum merusak pesawat udara dalam dinas, dengan cara apapun, alat atau bahan yang dapat menghancurkan pesawat udara atau menyebabkan kerusakan pesawat udara tersebut yang membuatnya tidak dapat terbang atau membahayakan penerbangan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun.

3. Kejahatan terhadap saranaprasarana penerbangan air navigation