Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, tentang Penanaman Modal.

dibanding negara tetangga, menurut laporan ‘FromReformasi to Institutional Transformation ’ dari Kennedy School of Government, Harvard University 2010. 101

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, tentang Penanaman Modal.

Berikut diuraikan beberapa peraturan perundang-undangan dibidang hukum ekonomiinvestasi, yang terkait degan permasalahan perselisihan hubungan industrial. Adapun beberapa undang-undang yang terkait seperti dimaksud diatas dapat diketahui, yakni sebagai berikut : Penjelasan Umum Undang-Undang Penanaman Modal. Paragraf Kedua menyatakan bahwa, penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya saing. 102 Telah jelas disebutkan diatas, bahwa penanaman modal merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun usaha pemerintah dimaksud harus didukung oleh kepastian dalam peraturan 101 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Tinjauan Ekonomi Keuangan, Redaksi, Volume 1 Nomor 3, Jakarta, 2011. hal. 2 102 Lihat Republik Indonesia, Undang-Undang No. 25 Tahun 2007, tentang Penanaman Modal, Vide Penjelasan Umum, Paragraf Kedua. Universitas Sumatera Utara perundang-undangan lain yang terkait langsung dengan aktifitas investasi, termasuk berbagai peraturan tentang transaksi bisnis internasional. Kita harus mawas diri bahwa ternyata beberapa persoalan yang muncul sebenarnya berasal dari perbuatan kita dimasa lampau. Kurangnya penegakan hukum dan kontrol sosial terhadap kekuasaan dan penguasa juga telah menjerumuskan bangsa, akibatnya adalah kerusakan yang cukup besar dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa termasuk pengelola negara, dunia usaha, dan sektor keuangan, dan investasi negara kita. Dalamnya, tidak hanya dirasakan di bidang ekonomi, namun juga diseluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia. 103 Horikawa Shuji, salah seorang pengusaha asal Jepang menjelaskan pertimbangan investasi sebagai aliran air. Air selalu mengalir dari tempat yang paling tinggi ke tempat yang paling rendah. Apapun alasannya, pelaku bisnis selalu mencari itu, sebab pengusaha itu butuh ketenangan berusaha, berharap mendapat insentif yang Salah satu perbuatan dimasa lampau yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dalam bentuk penanaman modal adalah dengan didundangkannya Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007, untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Nomor. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri karena dipandang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan percepatan perkembangan perekonomian dan pembangunan huku m nasional, khususnya di bidang penanaman modal. 103 Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance Konsep Dan Penerapannya Dalam Konteks Indonesia, PT Ray Indonesia, Jakarta, Ed. Kedua, 2006, hal.1 Universitas Sumatera Utara memadai dari pemerintah dimana ia berinvestasi dan memperoleh peluang untuk berkembang dengan lingkungannya, dengan karyawannya dan dengan mitranya secara baik. Tanpa itu, sulit bagi pelaku bisnis untuk berkembang. 104 Apa yang bisa membuat investor merasa tenang dalam berusaha adalah adanya kepastian hukum, karena dengan kepastian hukum investor dapat melakukan sejumlah prediksi terhadap rencana usaha yang dilakukannya. Setidaknya dengan adanya Undang-Undang tentang Penanaman Modal ini akan memberkan suatu kepastian hukum dalam menjaga iklim usaha yang kondusif dan mengundang minat investor, baik dalam negeri maupun investor asing. Upaya penciptaan penanaman modal baru ataupun optimalisasi kontribusi dari penanaman modal yang sudah ada di daerah sebelumnya, senantiasa menjadi salah satu objek pendapatan daerah. Bahkan dari aspek eksternal masing-masing daerah senantiasa berusaha untuk lebih menarik penanaman modal asing agar bersama-sama dengan swasta domestik dapat lebih mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. 104 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, Nuansa Alia, Bandung, 2007, hal. 52 Universitas Sumatera Utara 2. Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007, tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Dibidang Penanaman Modal ; dan Perauran Presiden Nomor 77 Tahun 2007, tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, tentang Penanaman Modal menyebutkan bahwa pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi serta bidang usaha yang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. 105 Dua hal pokok diatas yang menjadi peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, tentang penanaman modal. Yang dimaksud dengan penanaman modal pada Peraturan Presiden ialah : “segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri, maupun penanam modal asing utuk melakukan usaha diwilayah Republik Indonesia. Selanjutnya pada Pasal 12 ayat 4, menyebutkan secara tegas bahwa kriteria dan syarat bidang usaha tertutup dan terbuka dengan segala persyaratannya serta daftar bidang usaha tertutup maupun bidang usaha terbuka, dengan persyaratannya masing-masing, akan diatur dengan Peraturan Presiden. 106 105 Lihat Republik Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007, tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Dibidang Penanaman Modal. Preambule Menimbang : paragraf pertama, baris ke-dua. 106 Lihat Republik Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007, tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Dibidang Penanaman Modal. Pasal 1 angka 1. Universitas Sumatera Utara Diterbitkannya peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nonor. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal maksudnya tak lain guna mendorong pertumbuhan investasi di negeri ini. Perpres Nomor. 76 adalah menyangkut tentang kriteria dan persyaratan penyusunan bidang usaha yang tertutup dan terbuka atau lebih dikenal Daftar Negatif Investasi DNI. Sedangkan Perpres No. 77 adalah mengenai daftar bidang usaha yang bersangkutan. Kedua peraturan ini dibuat tidak lain adalah untuk menjaring investor baik lokal maupun luar negeri. Boleh jadi kita semua masih ingat sejak pergantian Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia, secara makro perekonomian Indonesia mengalami kemerosotan. Pembangunan di segala bidang macet dan terhenti. Pertumbuhan sektor riil tidak berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu, sektor perbankan yang seharusnya mem-back up pelaku usaha takut mengucurkan kredit. Akibatnya dunia usaha pun collapse. 107 Perpres No. 77 Tahun 2007 menegaskan investor asing dapat menguasai saham sebesar 75 tujuh puluh lima persen dari saham yang ditanamkan. Berbeda dengan peraturan sebelumnya yakni Kepres No. 96 Tahun 2000, yang memperkenankan posisi saham asing sebesar 100 seratus persen. Dari segi pelaku usaha asing, adanya perubahan komposisi saham ini tentu kurang menguntungkan, karena tidak dapat menguasai keseluruhan saham dari perusahaan yang didirikan. Lebih-lebih bilamana komposisi saham lokal dan asing yang diperkenankan adalah masing-masing 50 lima puluh persen. 107 Budiman Ginting, Kepastian Hukum Dan Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Investasi di Indonesia , Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Hukum Investasi pada Fakultas Hukum USU, Medan, 2008, hal. 18. Universitas Sumatera Utara Keadaan ini sangat menyulitkan posisi hukum masing-masing bilamana terjadi sengketa antara dua pihak. Karena kedua pihak mempunyai kedudukan hukum yang sangat kuat. Tidak jarang dalam suatu RUPS Rapat Umum Pemegang Saham dari suatu PT Perseroan Terbatas PMA yang didirikan, suatu perseroan tidak dapat mengambil suatu keputusankebijakan karena salah satu pihak tidak hadir dalam suatu rapat yang diadakan, sehingga tidak mencapai kuorum untuk diadakannya suatu rapat. Konsekuensinya adalah merugikan suatu perusahaan. 108 Oleh karenanya dalam Kepres No. 77 Tahun 2007, tentang Daftar Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, memberikan batasan tekait masing-masing jenis usaha tertentu, yaitu sebagai berikut : 109 No Tabel 1 Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Untuk Penanaman Modal Bidang Usaha Sektor 1. 2. 3. 4. PerjudianKasino Peninggalan sejarah dan purba kala candi, keraton, prasasti, petilasan, bangunan kuno, temuan bawah laut, dsb Pemanfaatan pengambilan koral alam Penagkapan Spesies Ikan yang tercantum dalam appendix 1 CITES. Kebudayaan dan Parawisata --sda-- Kehutanan Kelautan dan Perikanan 108 Ibid hal 19 109 Lihat Republik Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007, tentang Daftar Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Lampiran I-II Universitas Sumatera Utara 5. 6. 7. 8. 9. 10. Manajemen dan penyelenggaraan stasiun monitoring Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit. Lembaga Penyiaran Publik LPP, Radio dan Televisi Penyedian dan Penyelenggaraan Terminal. Pemasangan dan Pemeliharan Perlengkapan Jalan Industri bahan kimia yang dapat merusak lingkungan, seperti : Penta Chlorophenol, Dichloro Diphenyl Trichloro Elhane DDT, Dieldrin, Chlordane, Carbon Tetra Chloride, Chloro Fluoro Carbon CFC, Methyl Broride, Methyl Chloroform, Halon, dan lainnya. Industri Minuman mengandung Alkohol minuman keras, anggur dan minuman mengandung malt Komunikasi dan Informatika --sda-- Perhubungan --sda-- Perindustrian --sda-- Lampiran I Kepres No. 77 Tahun 2007 Penjelasan : Bidang usaha yang tertutup dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan non komersil seperti, penelitia dan pengembanagan dan mendapat persetujuan dari sektor yang bertanggung jawab atas pembinaan bidang usaha tersebut. Selanjutnya dalam bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan, diklasifikasi kembali dalam berbagai bentuk dan kegiatan usaha, yaitu : Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi UMKMK ; berdasarkan bidang usaha Universitas Sumatera Utara Kemitraan ; Kepemilikan Modal ; Lokasi Tertentu ; Perizinan Khusus ; Modal Dalam Negeri ; Kepemilikan Modal Serta Lokasi ; Perizinan Khusus dan Kepemilikan Modal ; Modal dalam Negeri dan Perizinan Khusus. Adapun klasifikasi seperti dimaksud diatas, beberapa diantaranya dapat dibagi atas beberapa bagian kelompok, yakni seperti uraian dalam tabel dibawah ini : Tabel 2 Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi UMKMK No. Bidang Usaha Sektor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pembangkit tenaga listrik skala kecil sd 10 mw Agen perjalanan wisata Sanggar seni Pengusahaan hutan tanaman lainnya aren, kemiri, biji asam, bahan baku arang, kayu manis, dll Pengusahaan sarang burung walet di alam Industri kayu gergajian kapasitas produksi sampai dengan 2000m3tahun Usaha pengolahan hasil perikanan UPI, peragian, fermentasi, pereduksianpengekstaksian, pengolahan surimi dan jelly ikan Perusahaan jasa kurirjasa titipan: - kirim mengirim barang cetakan - surat kabar - bungkusan kecil Energi dan sumber daya mineral Kebudayaan dan parawisata --sda-- Kehutanan --sda-- --sda-- Kelauatan dan perikanan Komunikasi dan informatika Universitas Sumatera Utara 9. 10. 11. 12. 13. 15. - paket - pengiriman uang golongan kecil Jasa telekomunikasi meliputi: - Warung telekomunikasi - Warung internet - Instalasi kabel ke rumah dan gedung Jasa konstruksi jasa pelaksana konstruksi golongan kecil Industri pewarnaan benang dari serat alam maupun serat buatan menjadi benang bermotifcelup, ikat, dengan alat yang digerakan tangan Industri batik tulis Industri perkakas tangan yang di proses secara manual atau semi mekanik untuk pertukangan dan pemotongan ---dsb--- disesuaikan bid. usahanya --sda-- Pekerjaan umum Perindustrian --sda-- --sda-- ---dsb--- sesuai sektor UMKMK Lampiran II huruf a Kepres No. 77 Tahun 2007 Keterangan : Bahwa dalam bidang usaha seperti tersebut diatas dicadangkan untuk UMKMK, dan pada tabel diatas tidak semua jenis usaha diuraikan, seperti pada Lampiran II Kepres No. 77 Tahun 2007. selanjutnya pada Persyaratan beroperasiberproduksi komersial dapat diperoleh pada sektor yang terkait dengan Bidang Usaha yang bersangkutan. Sebagai perbandingan dalam menentukan besar-kecilnya jumlah kepemilikan saham modal, maka dalam Keputusan Presiden ini, ditemukan juga beberapa masing-masing perbedaan antara investor dalam negeri dan investor asing luar Universitas Sumatera Utara negeri berdasarkan jenis dan kegiatan usahanya. Perbedaan mana, akan diuraikan di dalam tabel dibawah ini, yakni : Tabel 3 Daftar Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Kepemilikan Modal No Bidang Usaha Batasan Kepemilikan Modal Asing Sektor 1. 2. Jasa pengeboran minyak dan gas bumi di lepas pantai di luar kawasan Indonesia Bagian Timur di darat Pembangkit tenaga listrik Maksimal 95 --sda-- Energi dan Sumber Daya Mineral --sda-- 3. 4. 5. 6. Galeri seni dan jenis kegiatan seni lain Hotel Bintang 1-2 BarCaféSinging Room Karaoke Usaha rekreasi dan hiburan taman rekreasi, gelanggang renang, pemandian alam, kolam memancing, gelanggang permainan, gelanggang bowling, rumah bilyard, kelab malam, diskotik, panti pijat, panti mandi uap 50 --sda-- Kebudayaan Pariwisata --sda-- 7. 8. Pengusahaan pariwisata alam berupa pengusahaan sarana, kegiatan dan jasa ekowisata di dalam kawasan hutan Hospital servicespelayanan kesehatan rumah sakit swasta spesialistiksub spesialistik Maksimal 25 Maksimal 65 Kehutanan Kesehatan Universitas Sumatera Utara 9. 10. Sewa guna usaha leasing Perusahaan Pialang Asuransi Maksimal 85 Maksimal 80 Keuangan --sda-- 11. 12. Bank devisa Bank non devisa Maksimal 99 --sda-- Bank Indonesia --sda-- 13. Penyelengaaraan jaringan telekomunikasi : - Penyelengaraan jaringantetap - Lokal berbasis kabel, dengan teknologi circuit switched atau packet switched - Berbasis radio, dengan teknologi circuit switched atau packet switched - Penyelenggaraan jaringan tetap tertutup. - Penyelenggaran jaringan bergerak - Seluler - Satelit Maksimal 49 Maksimal 65 --sda-- Komunikasi Informatika --sda-- 14. Jasa kontruksi jasa pelaksana kontruksi golongan non kecil Maksimal 55 Pekerjaan Umum 15. Angkutan barang umum, peti kemas, dan jenis angkutan lainnya. Maksimal 49 Perhubungan Lampiran II huruf c Kepres No. 77 Tahun 2007 Keterangan : Pada tabel diatas tidak semua jenis usaha seperti lampiran asli Kepres No. 77 Tahun 2007 dan dikelompokkan berdasarkan batasan kepemilikan modal asing dan sektor usaha. Selanjutnya selain persyaratan jenis usaha pada lampiran diatas, masih ada beberapa syarat yang terkait yakni : harus sesuai dengan lokasi usaha tidak bertentangan dengan perda, mendapat rekomendasi sesuai bidang usaha oleh Menteri terkait, dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan lainnya. Universitas Sumatera Utara

3. Undang-Undang 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas

Dokumen yang terkait

Penyelesaian Perselisihan Antara Pekerja dengan Pengusaha di Luar Pengadilan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

1 45 149

ASAS NETRALITAS MEDIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 4 17

Studi Kasus Putusan Hakim terhadap Hak Pekerja dalam Sengketa Hubungan Industrial Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan jo. Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Atas Perkara No.

0 0 14

Undang Undang No 2 Tahun 2004 Tentang Peradilan Hubungan Industrial

0 0 62

MEKANISME PENYELESAIAN PERKARA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI KLAS IA SAMARINDA

0 0 23

BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL D. Pengertian Hubungan Industrial Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Hubunga

0 2 16

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Yuridis Penerapan Undang-Undang No.2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Dalam Mendukung Iklim Usaha dan Investasi

0 5 29

ANALISIS YURIDIS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DALAM MENDUKUNG IKLIM USAHA DAN INVESTASI TESIS

0 0 14

Alternatif Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan Konsekuensi Hukumnya Dalam Kerangka Undang-Undang No.2 Tahun 2004 Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 230

ANALISIS HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN DI KOTA PANGKALPINANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 0 12