Keberadaan Hukum Ketenagakerjaan Sebagai Hukum Materil Dari

BAB IV MEKANISME PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN

INDUSTRIAL MENURUT KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 DAN HUBUNGANNYA DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

A. Keberadaan Hukum Ketenagakerjaan Sebagai Hukum Materil Dari

Undang-Undang Perselisihan Hubungan Industrial, Dalam Mendukung Iklim Usaha dan Investasi di Indonesia. Pada bab ini akan dianalisa kembali keterkaitan penerapan penyelesaian hubungan industrial yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Hubungan Industrial dan sejauh mana mekanisme ini mampu mendukung peningkatan iklim usaha dan investasi. Dunia usaha merupakan salah satu penggerak dalam pertumbuhan pembangunan nasioanal. Keberhasilan dunia usaha tidak terlepas dari dukungan investor, baik dalam negeri maupun investor asing. Dalam hal ini, tenaga kerja merupakan satu kesatuan dalam mendukung pergerakan dunia usaha dimaksud. Oleh karenya keberadaan hukum ketenagakerjaan sangat berpengaruh dalam menjaga harmonisasi antara pekerja dengan pengusaha. Bekerja merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan penghasilan agar dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Dalam usaha untuk mendapatkan penghasilan tersebut, seseorang pasti akan memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu-membantu dan saling tukar bantu dalam memberikan segala apa yang telah dimiliki dan menerima segala apa yang masih diperlukan dari orang lain. Seseorang yang kurang memiliki modal atau penghasilan inilah yang akan Universitas Sumatera Utara memerlukan pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan kepadanya, setidaknya sebatas kemampuan. 120 Sejak dahulu sampai sekarang masih ditemukan konflik atau perselisihan antara pekerjaburuh dengan pengusaha. Hal ini merupakan bagian dari dinamika suatu hubungan kerja. Perselisihan diantara mereka ini tidak jarang diwarnai dengan tindakan-tindakan kekerasan dari pihak pengusaha maupun tindakan-tindakan anarkhisme dari pihak pekerjaburuh. Kepercayaan trust merupakan sebuah “modal sosial” social capital yang memungkinkan kegiatan sosial-ekonomi berjalan dengan baik. 121 Perlindungan hak tenaga kerja adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan perlindungan hukum yang diberikan kepada tenaga kerja. Perlindungan hukum bagi pekerjaburuh mutlak dibutuhkan karena secara sosial ekonomis kedudukan antara buruh dan majikan tidak sama terutama yang unskilllabour . Meskipun secara yuridis keduanya memiliki kedudukan yang sama. 122 Karena kondisi kesejahteraan yang memprihatinkan atau tidak memenuhi standar ketenagakerjaan, maka dapat menimbulkan dampak negatif pada pengusaha. Keresahan tenaga kerja dapat menurunkan produktivitas pengusaha, mengingat kalau 120 A. Ridwan Halim, Op Cit, hal. 3. 121 Masrana Saman, Op Cit, hal 12 122 Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal. 9. Universitas Sumatera Utara tenaga kerja resah, mereka cenderung melakukan pemogokan, yang memang dibenarkan oleh peraturan. 123 Misalnya pemogokan yang dilakukan oleh karyawan PT. International Nickel Indonesia Tbk PT. Inco 124 yang menuntut peningkatan kesejahteraan, aksi tersebut juga didukung oleh masyarakat sekitar Sorowako. Mogok kerja tersebut tentu saja mengakibatkan produktivitas PT. Inco, menurun dan kapasitas ekspor juga menjadi rendah. Harga saham PT. Inco juga mengalami penurunan dari Rp107.900 per lembar saham 16112007 menjadi Rp107.700 per lembar saham 19112007. Bahkan lima hari kemudian sahamnya ditutup di harga Rp 95.500 per lembar saham atau turun 11,3. 125 PekerjaBuruh seringkali dipandang sebagai objek. Bahkan ada juga yang beranggapan atau memperlakukan pekerja hanya sebagai “faktor ekstern” yang berkedudukan sama dengan pelanggan pemasok atau pelanggan pembeli yang berfungsi menunjang kelangsungan perusahaan dan bukan “faktor intern” sebagai 123 Lihat Republik Indonesia, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan, Pasal 137-145. 124 PT International Nickel Indonesia Tbk., merupakan salah satu produsen nikel utama dunia, satu jenis logam serbaguna yang penting dalam meningkatkan standar kehidupan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, bertempat di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi. Lihat http:www.pt-inco.co.idnewindex.php, diakses 20 Mei 2011. 125 http:www.majalahtrust.comekonomiinvestasinewsptincopage1574 , lihat juga, http:www.metrotvnews.comreadnewsvideo20111115139794Ribuan-Buruh-di-Cimahi-kembali- Demo-Tuntut-Kenaikan-Upah6 , diterangkan bahwa : “Ribuan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja se-Kota Cimahi berunjuk rasa di Kantor Wali Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa 1511. Buruh menuntut Pemerintah Kota merevisi upah minimum kota UMK tahun 2012, yang dinilai sudah tidak layak. Unujuk rasa tersebut diwarnai bentrokan dengan aparat .Para buruh beralasan bahwa upah mereka saat ini lebih rendah dibanding upah di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan sejumlah daerah lainnya di Jabar. Padahal, Kota Cimahi merupakan kota industri besar. Massa menuntut kenaikan UMK dari Rp1.209.000 menjadi Rp1.299.000bulan, diakses pada, Tanggal 28 April 2012 Universitas Sumatera Utara bagian yang tidak terpisahkan atau sebagai unsur konstitutif yang menjadikan perusahaan. 126 Menurut Werner Sengenberger terminologi standar ketenagakerjaan mempunyai dua arti yang jelas, pertama, merujuk dari terminologi aktual tenaga kerja, kualitas dari kerja dan kebaikan dari tenaga kerja pada suatu tempat yang nyata dan waktu tertentu. Kedua, suatu ketentuan pemberian standar ketegasan hak. 127 Berdasarkan terminologi standar ketenagakerjaan tersebut, maka dapat ditetapkan penerapan standar yang perlu dicantumkan dalam prospektus perusahaan dalam ketentuan-ketentuan, yakni : 128 1. Ketentuan sistem pengupahan yang dilaksanakan perusahaan sesuai dengan yang disampaikan dalam prospectus akan lebih memadai bagi kesejahteraan, jika dilakukan dengan rencana upah intensif wage incentive plan , rencana upah tersebut didasarkan pada metode tarif borongan dalam memberikan pembayaran upah. Tujuan rencana upah insentif yang baik dapat dilakukan untuk tujuan-tujuan manajemen, yaitu biaya yang 126 H.P.Rajagukguk, Peran Serta Pekerja dalam Pengelolaan Perusahaan Co- determination , Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2002, hal. 135. 127 Simon Deakin dan Frank Wilkinson, “Right vs Efficiency? The Economic Case for Transnational Labour Standard,” Industrial Law Journal, Volume 23, December 1994, dalam Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, edisi revisi, Jakarta, 2006 hal. 190. 128 Vernon A. Messelman dan John H. Jackson, Introduction To modern Business, diterjemahkan oleh Kusma Wiriadisastra , Erlangga, Jakarta, 1992, hal. 206. Selanjutnya menerangkan bahwa : “pada tahun 1985, Frederick W. Taylor mengembangkan rencana upah insentif yang pertama, yang dikenal sebagai Taylor Differential Piece-Rate Plan. Cara rencana tersebut berjalan adalah sebagai berikut, pertama diadakan suatu studi ilmiah yang teliti tentang pekerjaan. Kemudian, dibuat suatu tarif keluaran standar, yaitu dalam jangkauan rata-rata karyawan. Dua tarif berlaku yaitu satu untuk karyawan yang tidak berhasil mencapai standard dan satu tarif lainnya yang lebih tinggi untuk karyawan yang melampui standar tersebut”. Universitas Sumatera Utara berkurang sebagai akibat dari produktivitas yang meningkat, pengendalian yang lebih baik, yang menuju pada produksi yang lebih konsisten, lebih seragam dan kurang variable dalam biaya nyata, pendayagunaan fasilitas yang lebih baik, dan moril karyawan yang lebih baik, karena pendapatan menjadi sebanding dengan usaha perseorangan. Sedangkan untuk tujuan karyawan adalah kesempatan untuk mendapatkan uang sebagai kelebihan tarif dasar dan sebanding dengan usaha perorangan, kesempatan untuk penghargaan secara individu, kesempatan untuk semangat bersaing yang sehat diantara para karyawan, dan kesempatan bagi karyawan untuk mengendalikan setidak-tidaknya sebagian tingkat standar kehidupan mereka sendiri. 129 2. Ketentuan promosi tenaga kerja bukan saja bermanfaat bagi karyawan 130 129 Ibid, h. 207. 130 Istilah promosi menunjuk kepada pemindahan seorang karyawan ke suatu jabatan yang baru dimana status dan kewajibannya meningkat.Ibid, h. 203. , tetapi juga bermanfaat bagi perusahaan. Karena itu manajemen harus mengetahui keadaan para tenaga kerja yang berjasa untuk menempatkan mereka pada tempat yang paling banyak mereka menghasilkan. Dengan cara tersebut produktivitas dan moril akan meningkat. Pengembangan suatu kebijakan yang sistematik untuk promosi akan dapat mengantisipasi timbulnya kegelisahan dan pergantian tenaga kerja. Alasan tersebut dapat diterima mengingat para karyawan yang cakap menjadi tidak puas dan Universitas Sumatera Utara meninggalkan perusahaan, bila dalam perusahaan hanya ada sedikit kesempatan untuk promosi atau bila promosi tidak didasarkan atas jasa. 131 3. Ketentuan kompensasi adalah pemberian penghargaan pada tenaga kerja diluar penghargaan finansial, seperti pembayaran gaji, asuransi, pembagian keuntungan dan pembayaran dana pension. Karena itu, kompensasi yang dimaksud adalah pemberian penghargaan dalam bentuk non financial, seperti penghargaan terhadap kondisi kerja yang baik dari tenaga kerja, meliputi penghargaan atas prestasi dan jenis-jenis lain dari keuntungan- keuntungan pekerjaan. 132 4. Ketentuan pembagian keuntungan adalah menunjuk pada rencana pembayaran upah yang menyediakan upah diluar jadwal upah dasar. 133 131 Ibid. 132 Ibid, h. 204. 133 Salah satu dari rencana pembagian keuntungan yang terbaik adalah Perusahaan Listrik Lincoln dari Cleveland, Chio, yang diresmikan pada tahun 1934. Menurut sistem ini, “ setiap pekerjaan dievaluasi untuk menetapkan kepentingannya pada penyelenggaraan perusahaan, dari suatu tarif upah ditentukan untuk itu. Para karyawan dinilai dua kali dalam setahun dan mereka dikelompokkan berdasarkan kualitas dan kuantitas pekerjaan mereka.” Penilaian ini menentukan jumlah bonus yang harus diterima oleh setiap karyawan dalam hubungan dengan gaji pokok. Menurut direktur utama dari perusahaan itu, produktivitas telah meningkat dengan rata-rata kira-kira 15 persen setiap tahun, dibandingkan dengan rata-rata nasional yang berada sedikit di atas 3 persen. Para karyawan yang meninggalkan perusahaan adalah rata-rata 6 persen pertahun, bila dibandingkan dengan rata-rata pabrik lain yaitu 36 persen.Ibid, h. 207-208. Tujuannya untuk menciptakan moril tenaga kerja yang tinggi, mengurangi jumlah dan banyaknya keluhan tenaga kerja, mengurangi perpindahan tenaga kerja, memberikan jaminan yang lebih besar dari tenaga kerja, dan memperbaiki hubungan masyarakat. Tujuan tersebut sesuai dengan filsafat dasar dari pembagian keuntungan ini, yaitu untuk menciptakan “adanya Universitas Sumatera Utara hubungan sebagai partner” dengan para tenaga kerja. Dengan ini akan mempererat hubungan antara tenaga kerja dan manajemen serta mengembangkan iklim hubungan yang efisien. 134 Ketentuan tentang pengembangan sistem pengupahan merupakan upaya untuk mewujudkan penghasilan yang layak bagi tenaga kerja yang berdasar kemanusiaan, untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerjaburuh, kebijakan pengupahan yang melindungi pekerjaburuh tersebut meliputi: 135 a. Upah minimum; b. Upah kerja lembur; c. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan; d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya; e. Bentuk dan cara pembayaran upah; f. Denda dan potongan upah; g. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah; h. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional; i. Upah untuk pembayaran pesangon; dan j. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan Undang-undang Ketenagakerjaan memberikan pengaruh terhadap situasi yang kondusif guna mengembangkan suatu usaha dan berinvestasi. Lebih lanjut diketahui bahwa, untuk menghindari suatu konflik yang mungkin terjadi dalam hubungan industrial, perlindungan hak tenaga kerja dan upaya yang dilakukan perusahaan 134 Ibid. h. 207. 135 Lihat Republik Indonesia, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan, Pasal 88 ayat 2 dan 3. Universitas Sumatera Utara dalam hal ini disebut juga sebagai pelaku usaha, yang memberikan kesejahteraan bagi para tenaga kerjanya. Hal ini kiranya dapat menjadi suatu harmonisasi hubungan industrial, juga memberikan pencerahan bagi para investor ketika menentukan pilihan dalam berinvestasi. Sebab selain investor mampu memperkirakan potensi konflik yang mungkin terjadi antara perusahaan dengan karyawan, investor juga dapat melihat potensi perusahaan untuk maju dan berkembang dari konsep perusahaan terkait upayanya dalam memberikan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan para tenaga kerjanya. Pengejawantahan dari keberadaan Undang-undang Ketenagakerjaan inilah, yang disebut sebagai hukum materil dari fungsi hukum formil yakni Undang-undang Perselisihan Hubungan Industrial. Fungsi hukum formil dimaksud adalah melaksanakan hukum materiil dalam Pasal 150-172 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yakni mengenai Pemutusan Hubungan Kerja PHK

B. Hubungan Penerapan Undang-Undang Penyelesian Hubungan Industrial

Dokumen yang terkait

Penyelesaian Perselisihan Antara Pekerja dengan Pengusaha di Luar Pengadilan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

1 45 149

ASAS NETRALITAS MEDIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 4 17

Studi Kasus Putusan Hakim terhadap Hak Pekerja dalam Sengketa Hubungan Industrial Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan jo. Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Atas Perkara No.

0 0 14

Undang Undang No 2 Tahun 2004 Tentang Peradilan Hubungan Industrial

0 0 62

MEKANISME PENYELESAIAN PERKARA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI KLAS IA SAMARINDA

0 0 23

BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL D. Pengertian Hubungan Industrial Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Hubunga

0 2 16

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Yuridis Penerapan Undang-Undang No.2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Dalam Mendukung Iklim Usaha dan Investasi

0 5 29

ANALISIS YURIDIS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DALAM MENDUKUNG IKLIM USAHA DAN INVESTASI TESIS

0 0 14

Alternatif Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan Konsekuensi Hukumnya Dalam Kerangka Undang-Undang No.2 Tahun 2004 Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 230

ANALISIS HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN DI KOTA PANGKALPINANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 0 12