Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Furqon

lii

C. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Furqon

Setiap lembaga pendidikan baik itu lembaga pendidikan formal maupun pondok pesantren, tentunya memiliki sistem pendidikan dan pengajaran tersendiri. Sistem pendidikan formal secara Nasional biasanya sama karena ada aturan yang sentral dari pemerintah pusat. Sedangkan sistem pendidikan pondok pesantren beserta peraturan-peraturan yang berlaku di dalamnya walaupun ada yang sama tapi biasanya banyak pula yang berbeda dikarenakan pengaturannya tidak terpusat seperti pendidikan nasional tetapi dikelola sendiri-sendiri oleh masing-masing pondok pesantren. Pondok pesanten Al-Qur’an Al-Furqon memakai sistem pendidikan Salafi dengan menggunakan metode pengajaran yang dilaksanakan dengan sistem Sorogan dan Bandongan. 56 Dalam menggunakan kitab pelajarannya sama dengan pesantren yang lainnya yaitu menggunakan kitab-kitab klasik. Sistem ini lebih efektif untuk para santri yang telah mengikuti sistem Sorogan, Bandongan dengan intensif dan lebih efisien bagi mereka yang memiliki sarana yang diperlukan, seperti kitab-kitab yang dipelajari dan alat- alat tulis. Kitab dipakai untuk menyimak, sedangkan alat tulis dipergunakan untuk memberikan syarah, arti secara harfiah atau dalam bahasa Jawa “ngafsahi”. Kebanyakan kitab-kitab klasik itu hasil karya dari ulama-ulama 56 Kata sorogan berasal dari bahasa Jawa yang berarti “sodoran atau yang disodorkan”. Maksudnya suatu sistem pengajian dimana seorang santri berhadapan dengan seorang Kyai. Kemudian Kyai memberikan tuntunan bagaimana cara membacanya, menghapalnya dan apabila telah meningkat, juga tentang terjemahan dan tafsirnya lebih mendalam. Metode ini adalah merupakan metode yang paling intensif, karena dilakukan seorang demi seorang dan ada kesempatan untuk tanya jawab secara langsung. Sedangkan yang diartikan dengan sistem Bandongan atau Wetonan dalam sistem pengajian ini seorang Kyai membacakan dan menerjemahkan kalimat-kalimat yang mudah diikuti oleh sebagian besar santri dan masing-masing memegang kitabnya sendiri, lalu santri mendengarkan dan menyimak bacaan Kyai. liii dahulu dari berbagai disiplin ilmu yaitu kitab-kitab yang menyangkut beberapa cabang ilmu seperti ilmu Fiqh, Tauhid, Akhlak, Tasawuf, Nahwu, Shorof, Tafsir Hadis, dan lain-lain. Diantara kitab-kitab yang digunakan di pondok pesantren Al-Qur’an Al-Furqon adalah kitab Qami’u al Thughyan karangan Syaikh Zainuddin bin Ali bin Ahmad Syafi’i al Kusyani al Malibari, yaitu kitab Tasawuf, Fiqih dan Akhlaq, kitab Safinah al Najah, yaitu kitab Fiqih karangan Syaikh Nawawi al Bantani, kitab Tijanu al Dariri, yaitu kitab Tauhid karangan Syaikh Ibrahim al Bajuri, kitab Qathru al Ghaits, juga merupakan kitab tauhid karangan Syaikh Muhammad Nawawi al Jawi, kitab Tanqih al Qaul al Hatsits, yaitu kitab Tafsir Hadis karangan Syaikh Muhammad bin Umar an Nawawi al Bantani, kitab Hasyiah, yaitu kitab Risalah kitab Ta’lim al Muta’allim, kitab tentang Akhlak dan Tata Krama, karangan Syaikh Ibrahim bin Ismail, kitab Tafsir al Qur’an al Jalalain, yaitu kitab Tafsir Al-Qur’an karangan dua Imam Jalaluddin, yaitu Imam Jalaluddin Abdurrahman al Suyuti dan Imam Jalaluddin al Mahalli, kitab Hidayah al Mustafid, yaitu kitab tentang KetetapanAturan Tajwid karangan syaikh Muhammad al Mahmud, kitab Fathu al Aqfal, yaitu penjelasan kitab Fathu al Rahman dalam Tajwid Al- Qur’an karangan Syaikh Sulaiman al Jamzuri, dan kitab Al Qira’at al ‘Asyar al Mutawatirah, yaitu kitab tentang Metode Qira’ah karangan Syaikh Muhammad Karim Rajih. 57 57 Wawancara Pribadi dengan KH. Dadun Abdurachim. Dan menurut data kitab-kitab keilmuan yang dipergunakan di pondok pesantren Al-Qur’an Al-Furqon. liv Adapun untuk memperlancar jalannya sistem yang ditetapkan, maka pondok pesantren Al-Qur’an Al-Furqon membuat dan memberlakukan jadwal aktifitas keseharian santri serta tata tertib untuk santri guna mengatur serta mendisiplinkan santri-santri yang ada. Berikut ini adalah aktifitas santri dalam sehari-hari; 1. 03.00-04.00 Shalat Tahajud 2. 04.00-05.00 bangun pagi dan shalat Subuh berjama’ah. 3. 05.00-selesai sorogan Al-Qur’an. 4. 06.00-selesai sekolah pagi bagi yang sekolah 5. 08.00-09.00 mengaji Murottal. 6. 09.00-10.00 mengaji Mujawwad. 7. 10.00-11.30 sekolah kejar paket B bagi yang tidak sekolah formal di luar. 8. 11.30-12.00 makan 9. 12.00-selesai shalat Dzuhur dan sorogan Al-Qur’an. 10. 13.30-15.00 istirahat. 11. 15.00-15.30 shalat 12. 15.30-17.00 mengaji Mujawwad. 13. 17.00-selesai mandi sore dan lain-lain. 14. 18.00-selesai shalat Maghrib berjama’ah, Bandongan kajian kitab kuning. 15. 19.30-selesai shalat Isya berjama’ah, makan malam lv 16. 20.30-22.00 mengaji Mujawwad dan Tahlilan pada malam Jum’at. • Malam Kamis qiroatul barzanji bagi santri putra. • Malam Jum’at, qiroatul barzanji bagi santri putri. • Malam Sabtu, muhadharah. • Malam Minggu, pelajaran kaligrafi. 17. 22.00-03.00 istirahat. 18. 07.00-10.00 kerja bakti pada hari minggu. Dan berikut tata tertib yang berlaku di pondok pesantren Al-Qur’an Al-Furqon: 1. Pakaian a. Wajib berpakaian rapi baik di dalam asrama maupun di luar Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Furqon I. b. Bagi santri putri dilarang keluar memakai celana panjang. 2. Kebersihan dan Ketertiban a. Dilarang membuang sampah, meludah dan menggantungkan pakaian melalui tralis jendela kamar. b. Dilarang menulis, mencoret-coret dinding, lemari dan bangunan sekitar area Pondok Pesantren. c. Dilarang meninggalkan Pondok Pesantren tanpa izin pengasuh Pondok Pesantren. d. Dilarang mengadakan hubungan dengan santri Putra baik langsung maupun tidak langsung. lvi e. Tamu priawali santri dilarang memasuki asrama tanpa izin pengasuh Pondok Pesantren. f. Agar mementingkan uang kost uang makan setiap bulan. g. Wajib melaksanakan piket kebersihan masak sesuai jadwal. 3. Keamanan a. Dilarang merokok, membawa minum-minuman keras serta membawa dan mempergunakan obat-obatan terlarang. b. Dilarang membawamenyimpan senjata tajam, senjata api dan senjata lain yang membahayakan. c. Dilarang melakukan kegiatan lain yang tidak menunjang kepada Akhlakul Karimah. d. Dilarang pindah kamar tanpa izin pengasuh Pondok Pesantren. e. Dilarang memasuki kamar staf penngajarkamar lain tanpa izin. 4. Pengajian dan Pendidikan a. Santri wajib melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah. b. Lima belas menit sebelum masuk waktu shalat harus sudah berkumpul di aula untuk melaksanakan tadarus Al-Qur’an. c. Diharuskan mengerjakan shalat sunnah awwabin, tahajud, dhuha dan shalat sunnat lainnya. d. Diharuskan melakukan puasa sunnah senin dan kamis. e. Sesama rekan santri harus saling menghormati, menghargai dan saling tolong-menolong. lvii f. Santri wajib mengikuti semua kegiatan pelajaran yang telah ditentukan oleh Pondok Pesantren kecuali dalam keadaan uzur bagi perempuan. 5. Sanksi-sanksi Bila santri melanggar ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam tata tertib ini maka akan dikenakan sanksi sebagai berikut: a. Peneguran. b. Penegasan. c. Dikeluarkan dari Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-furqon. Tentu saja, penerapan sanksi-sanksi tersebut disesuaikan dengan kadar pelanggarannya 6. Moto “ SANTRI ” S = Sehat T = Tertib A = Aman R = Rapi N = Nyaman I = Indah dan Islami lviii

BAB IV PERANAN PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN AL-FURQON

Membicarakan pesantren atau pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam sangat penting dan menarik. Peranan pondok pesantren berarti bagaimana suatu pondok pesantren itu memerankan sesuatu yang berarti di masyarakat. Dalam hal ini peranan seorang kyai memang sangat berarti dan sangat dibutuhkan karena maju dan mundurnya atau berkembangnya suatu pondok pesantren itu tergantung dari sosok kyai, karena biasanya visi dan misi pesantren diserahkan pada proses improvisasi yang dipilih sendiri oleh seorang kyai bersama para pembantunya. 58 Ribuan pesantren yang tersebar luas di kawasan Nusantara ini telah berhasil mengisi sebagian pendidikan di Indonesia. Lembaga pendidikan ini memiliki khazanah sejarah intelektual tersendiri karena sudah ada lama sebelum lahirnya proklamasi kemerdekaan. Demikian beruratnya sehingga tiap pesantren memiliki sifat- sifat khas tersendiri dengan kelebihan-kelebihan dan kekurangan- kekurangannya. 59 Hal ini dapat tercapai dengan maksimal dan memuaskan bila dalam penyajiannya diutamakan pemahaman, wawasan insight, inisiatif, serta 58 Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Cet. I Jakarta: Paramadina, 1997, h. 6. 59 M. Dawam Rahardjo, Pergulatan Dunia Pesantren: Membangun dari Bawah Jakarta: LP3ES, 1985, h. 26.