xxxv 8
Cibatokan Kec. Cibungbulang.
9 Qosidah
35 Kecamatan 10
Marawis Kec. Ciawi, Cisarua
11 Degung
Kec. Cisarua, Ciawi, Cibinong, Cariu, Cileungsi, Jonggol, Gunung Putri, Cibungbulang, Leuwiliang,
Parung, Babakan madang, Citeureup, Jasinga.
12 Tari Klasik
Kec. Cibinong 13
Rampak Gendang Kec. Cibinong, Dramaga.
14 Angklung
Kec. Cibinong, Citeureup, Sukaraja, Ciawi 15
Pantun Beton Kec. Cariu
16 Kecapi Suling
Kec. Cibinong, Ciawi, Cisarua, Parung, Cileungsi 17
Tembang Sunda Cianjuran
Kec. Kemang, Ciawi 18
Tandjidor Kec. Kemang, Bojong Gede, Cijeruk, Citeureup,
Leuwiliang, Parung, Cibinong. 19
Jingprak Kec. Cibungbulang
20 Ajeng
Kec. Cileungsi 21
Tari Jaipong Kec. Cibinong, Dramaga, cileungsi, Cariu, Jonggol,
Ciomas 22
Pencak Silat 35 Kecamatan
Sumber: Dinas Pariwisata dan Seni Budaya
H. Kondisi Keagamaan Kabupaten Bogor
Masyarakat Kabupaten Bogor, umumnya masyarakat Sunda pra Hindu-Budha yang telah mempercayai akan adanya Tuhan yang mereka sebut
Hyang atau Sang Hyang.
21
Ketika agama Hindu-Budha masuk ke daerah ini,
21
Istilah Sang Hyang merupakan tanda penghormatan dan penghargaan kepada raja-raja yang menguasai kerajaan Sunda. Seperti Prabu Raja Ratu disebut dalam prasasti Batu Tulis
sebagai Ra Hyang Niskala Wastu Kencana, anaknyadisebut dengan nama Ra Hyang Ningrat Kencana. Ratu Samiam juga disebut dengan nama Sang Hyang, dan lain-lain. Penggunaan istilah
atau nama Sang Hyang,Ra Hyang dapat diartikan sebagai bentuk pelegitimasian terhadap raja agar mendapat penghormatan lebih, karena istilah Hyang dalam masyarakat Sunda adalah istilah lain
sebutan terhadap Tuhan atau kuasa dewa-dewi,seperti Nyi Pohaci Sang Hyang Sri Dewi Padi, Sang Hyang Linggawisi, Sang Hyang Watangagong dan lain-lain.
xxxvi agama yang mereka yakini tidak hilang, karena agama Hindu-Budha berbaur
dengan agama lama masyarakat Sunda. Hal ini dapat terbukti dengan posisi Dewa-dewi Hindu-Budha berada di bawah Hyang. Dalam sanghyang
siksakanda ng karesian, menyebutkan “…mangkubumi bakti di ratu, ratu bakti di dewata dewata bakti di hyang…”
.Mangkubumi berbakti kepada Raja, Raja berbakti kepada Dewata, Dewata berbakti kepada Hyang.
22
Dari bukti yang ada ternyata Agama Sunda, yang percaya kepada Hyang tetap
diyakini oleh orang-orang Sunda, terutama di daerah pedalaman dan rakyat biasa. Meskipun agama Hindu-Budha telah banyak diyakini olah para raja dan
pembesar kerajaan. Adapun kedatangan Islam ke Bogor karena adanya hubungan
perdagangan orang-orang pribumi dengan orang-orang Muslim yang datang dari Arab, Persia, dan India yang diperkirakan telah dimulai sejak abad ke 7
M. dengan diawali hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak ini, menjadikan Nusantara merupakan daerah perdagangan yang sangat ramai
dikunjungi dan menjadi pusat perdagangan, barang dagangan yang biasa ditemui dengan mudah terutama rempah-rempah dan hasil hutan di daerah
Nusantara yang telah terkenal. Di masa selanjutnya, dengan adanya hubungan perdagangan ini menghasilkan terbentuknya komunitas-komunitas Islam di
daerah-daerah kepulauan Nusantara.
23
22
Atja dan Saleh Danasasmita, Sanghyang Siksakandang Karesian; Naskah Sunda Kuno Tahun 1518 M
Proyek Pengembangan Pemuseuman Jawa Barat, h.22 28.
23
Uka Tjandrasasmita, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-kota Muslim di Indonesia T.tp.: Menara Kudus, 2000, h. 1-2.
xxxvii Kerukunan antar umat beragama diupayakan agar senantiasa terbina
dengan baik demi terlaksananya kesinambungan pembangunan dan kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini juga merupakan usaha membentengi
diri terhadap dampak negatif modernisasi dan globalisasi.
24
Untuk mendukung hal tersebut Pemerintah senantiasa berusaha memfasilitasi kebutuhan pembangunan sarana peribadatan dan senantiasa
menjalin kerjasama dengan para ulama, tokoh agama untuk meningkatkan harmonisasi dan kerukunan hidup sesama umat beragama.
Berkenaan dengan sarana keagamaan dan jumlah pemeluk agama, kegiatan umat beragama di Kabupaten Bogor semakin semarak dan telah
berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan penghayatan dan pengalaman ajaran agama sebagaimana tuntunan kitab suci
dan rasul-Nya. Kegiatan keagamaan itu sangat didukung pula oleh ketersediaan sarana keagamaan, berupa Masjid sebanyak 3.412, Musholla
sebanyak 3.736, Gereja katolik sebanyak 24, gereja Protestan Sebanyak 20, pura 8 dan vihara 20. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan agama yang
dianut terdiri dari pemeluk agama Islam sebanyak 3.253.382 jiwa, Katolik sebanyak 24.519 jiwa, Protestan sebanyak 21.665 jiwa, Hindu sebanyak
11.932 jiwa dan pemeluk agama Budha sebanyak 21.209 jiwa.
25
24
Ibid.
25
www.bogorkab.go.id
xxxviii
BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN