xxi pengurus, keluarga, guru, alumni pondok yang sekarang sudah cukup
berhasil membangun sebuah pondok atau menjadi tokoh agama dan pejabat pemerintah daerah yang berkaitan dengan masalah yang akan
ditulis. b.
Observasi Yaitu dengan melihat dan mengamati secara langsung keadaan sarana
pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ada di pondok pesantren tersebut.
Teknis penulisan yang dipakai penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Jakarta Tahun 2007.
F. Survey Pustaka
Penulis telah melakukan survey pustaka ke beberapa literatur, khususnya yang ada di lingkungan UIN Jakarta, penulis tidak menemukan
satu pun tulisan yang mengangkat pondok pesantren Al-Qur’an “Al-Furqon” Kabupaten Bogor. Jadi boleh dikatakan tulisan ini adalah tulisan yang pertama
dan sumbangan penulis mengenai pesantren ini untuk daerah Kabupaten Bogor.
Namun, literatur mengenai pesantren secara umum cukup banyak di antaranya, yaitu:
Buku pertama, Budaya Damai Komunitas Pesantren, yang ditulis oleh beberapa penulis di antaranya Badrus Sholeh dan kawan-kawan. Buku ini
mendasarkan kajiannya pada pilihan pendekatan studi lebih ke metode
xxii kualitatif. Buku ini membahas kondisi pesantren yang telah menjadi basis
pengembangan pendidikan Islam selama beradab-abad seolah tersapu oleh derasnya penetrasi ekspresi global atas Islam Indonesia, yang dinilai semakin
radikal dan bahkan dituduh sebagai basis berkembangnya organisasi atau gerakan terorisme di Asia Tenggara. Dan masih banyak lagi buku-buku yang
ada relevansi dengan pesantren seperti: Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan,
karya Nurcholish Madjid. Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Tradisional Islam
, karya Yasmadi. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai
, karya Zamakhsari Dhofier, dan lain-lain.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing bab berisi beberapa sub-bab, yaitu:
BAB I : Pendahuluan meliputi beberapa sub-bab, yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan terakhir sistematika penulisan.
BAB II : Berisi selayang pandang Kabupaten Bogor, yang meliputi sejarah ringkas Kabupaten Bogor, gambaran umum Kabupaten Bogor, dan
kondisi sosial-budaya serta keagamaan Kabupaten Bogor.
xxiii BAB III : Memuat tiga sub-bab yang berisi tentang sejarah perkembangan
pondok pesantren Al-Qur’an Al-Furqon yang membahas sekilas sejarah berdiri dan pendiri pondok pesantren serta latar belakang
dan tujuan berdirinya, perkembangan pondok pesantren Al-Qur’an Al-Furqon sejak awal berdiri sampai sekarang, dan sistem
pendidikan pondok pesantren Al-Qur’an Al-Furqon. BAB IV : Berisi tentang peranan Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Furqon
yang meliputi peranan di bidang pendidikan, di bidang dakwah dan peranan di bidang sosial.
BAB V : Berisi kesimpulan, yang kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka dan lampiran.
xxiv
BAB II SELAYANG PANDANG KABUPATEN BOGOR
E. Sejarah Ringkas Kabupaten Bogor
Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula berasal dari sembilan kelompok pemukiman digabungkan oleh Gubernur Baron Van Inhof
menjadi inti kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor. Pada waktu itu Bupati Demang Wartawangsa berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan
kesejahteraan rakyat yang berbasis pertanian dengan menggali terusan dari Ciliwung ke Cimahpar dan dari Nanggewer sampai ke KalibaruKalimulya.
Penggalian untuk membuat terusan kali dilanjutkan di sekitar pusat pemerintahan, namun pada tahun 1754 pusat pemerintahannya terletak di
Tanah Baru kemudian dipindahkan ke Sukahati Kampung Empang sekarang.
12
Terdapat berbagai pendapat tentang lahirnya nama Bogor itu sendiri. Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama Bogor berasal dari kata Baghar
atau Baqar yang berarti sapi dengan alasan terdapat bukti berupa patung sapi di Kebun Raya Bogor. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa nama Bogor
berasal dari kata Bokor yang berarti tunggul pohon enau kawung. Pendapat di atas memiliki dasar dan alasan tersendiri diyakini kebenarannya oleh setiap
ahlinya. Namun berdasarkan catatan sejarah bahwa pada tanggal 7 April 1752
12
www.bogorkab.go.id