2.1.8. Bioavailabilitas
Bioavailabilitas diartikan sebagai kecepatan dan jumlah zat aktif obat atau paruh terapi yang diserap dari sediaan terapinya dan menjadi
aktif pada lokasi yang dituju oleh obat tersebut. Untuk obat yang dimaksudkan untuk menunjukkan efek terapi sistemik, bioavaibilitas dapat
mejadi lebih mudah dipahami sebagai kecepatan dan jumlah zat aktif yang diterima dari sediaan terapinya menuju keseluruhan sirkulasi tubuh
17
.
2.1.8.1.Penilaian Bioavailabilitas
Parameter-parameter yang digunakan dalam penentuan bioavailabilitas obat
16
: 1. Data Plasma
A. Waktu konsentrasi plasma mencapai puncak B. Konsentrasi plasma puncak
C. Area di bawah kurva kadar obat dalam plasma terhadap waktu
2. Data Urin A. Jumlah total obat yang diekskresi melalui urin
B. Laju ekskresi obat dalam urin C. Waktu untuk terjadi ekskresi obat maksimum dalam urin
3. Efek farmakologis akut
4. Pengamatan Klinik
2.1.8.2.Komponen yang Dinilai
Faktor fisik yang harus disertakan dalam pelaporan dan dikontrol adalah
18
: 1.
Kompresi tablet dan bagian besar eksipien excipient 2.
Eksipien tablet lainnya 3.
Sediaan Obat 4.
Ukuran Partikel
2.1.9. Efikasi Obat
Secara luas, efikasi dikatakan sebagai kapasitas suatu obat untuk menghasilkan sebuah perubahan pada selorgan target setelah berikatan
dengan reseptor yang dituju. Sebuah antagonis kompetitif, yang berikatan dengan tempat berikatan tanpa menghasilkan perubahan apapun pada
reseptor dapat dikatakan obat tersebut dianggap tidak memiliki efikasi atau memiliki efikasi sebesar nol. Efikasi dapat berupa potensi atau afinitas yang
tidak bergantung secara umum dan dikaitkan dengan efek maksimum yang suatu obat tertentu dapat mencapainya
19
.
2.1.10. Kualitas Obat
Kualitas obat dapat diartikan sebagai kesesuaian dari bahan obat atau produk obat terhadap tujuan dari penggunaannya. Istilah ini juga
berhubungan dengan identitas, kekuatan dan kemurniannya
20
.
2.1.11. Jenis Obat