36
boleh menyalahinya, kecuali kepada yang lebih untuk orang yang mewakilkan. Bila dalam persyaratan ditentukan bahwa benda itu harus
dijual dengan harga Rp 10.000 kemudian dijual dengan harga yang lebih tinggi, misalnya Rp 12.000 atau dalam akad ditentukan bahwa barang itu
boleh dijual dengan angsuran, kemudian barang tersebut dijual secara tunai, maka penjualan seperti ini sah menurut pandangan Abu Hanifah.
Bila yang mewakili menyalahi aturan-aturan yang telah disepakati ketika akad, penyimpangan tersebut dapat merugikan pihak yang
mewakilkan, maka tindakan tersebut bathil menurut padangan mazhab Syafi’i. Menurut Hanafi tindakan itu tergantung pada kerelaan orang yang
mewakilkan. Jika yang mewakilkan membolehkannya, maka menjadi sah, bila tidak meridhainya, maka menjadi batal.
B. Investasi
Saat ini pamor investasi semakin menanjak seiring teredukasi-nya masyarakat dengan cara mengelola keuangan. Orang semakin sadar bahwa
menyimpan uang dalam celengan atau di bawah bantal, tidak lagi memberi nilai lebih. Sebaliknya, semangat untuk membuat uang berkembang baik dengan
sendirinya, “membuat uang bekerja untuk Anda”, menyebabkan produk-produk investasi semakin dilirik orang. Orang pun semakin sadar bahwa nilai uang saat
ini berbeda dengan masa yang datang.
28
28
Istijanto Oei, Kiat Investasi Valas, Emas, Saham, Jakarta: PT Gramdia Pustaka Utama, 2009, cet.II, h.2.
37
Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangakan harta.Di dalam kamus lengkap ekonomi,
investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain, seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan
selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan.
29
Instrumen yang dapat digunakan untuk berinvestasi antara lain adalah deposito, saham, emas batangan, obligasi, berbagai reksadana, unit link, dan lain-
lain yang tiap dari masing-masing instrumen tersebut memiliki karakter, resiko dan hasil yang berbeda.
Pada dasarnya konsep investasi dalam Islam tidak berbeda dengan konsep investasi pada umumnya konvensional. Ahmad Rodoni dalam bukunya
Investasi Syariah menyatakan bahwa Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang ddilakukan pada saat ini, dengan tujuan
untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang yang sesuai dengan syariah Islam. Jadi titik perbedaannya adalah kesesuaian seluruh tindakan
investasi dengan aturan syariat Islam, sehingga seluruh praktisi investasi dalam kondisi apapun harus tetap berada dalam koridor syariat Islam.
Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, termasuk kegiatan berinvestasi, yaitu Al-
Qur’an dan Al-Hadits. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber tersebut secara konsep dan prinsip adalah hukum yang
tidak dapat diubah-ubah. Ada empat landasan normatif dalam etika Islami yang dapat dipresentasikan dalam aksioma etika, yaitu:
29
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, h.28