memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad perikatan yang sesuai dengan syariah.
19
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa asuransi syariah bersifat saling melindungi dan tolong menolong disebut ta’awun yaitu
prinsip saling melindungi dan tolong menolong atas dasar ukhuwah Islamiyah antara sesama anggota asuransi dalam menghadapi risiko.
b. Dasar hukum asuransi syariah
Dalam Peraturan Perundang-undangan yang telah dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan asuransi syariah yaitu:
Sedangkan menurut Fatwa DSN Majelis Ulama Indonesia No 21DSN-MUIX2001 tentang pedoman umum asuransi syariah. Fatwa
tersebut dikeluarkan karena regulasi yang ada tidak dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan asuransi syariah.
20
Pada dasarnya hukum asuransi syariah maupun konvensional di Indonesia, hingga saat ini pada dasarnya dan kenyataannya masih diatur
dalam berbagai Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia, terutama:
21
19
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General Konsep dan Sistem Operasional,
Jakarta: Gema Insani Press, 2004, Cet. Pertama, h. 30
20
Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004, h. 128.
21
M. Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional Teori, Sistem, Aplikasi dan Pemasaran
, Jakarta, Kholam Publishing, 2006, h. 44-45.
a. Keputusan
Menteri Keuangan
Republik Indonesia
Nomor 421KMK.062003 tentang Penilaian Kemampuan dan Keputusan bagi
Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian. b.
Keputusan Menteri
Keuangan Republik
Indonesia Nomor
422KMK.062003 tentang Penyelenggaraan Usaha perusahaan Asuransi dan perusahaan Reasuransi.
c. Keputusan
Menteri Keuangan
Republik Indonesia
Nomor 423KMK.062003 tentang pemeriksaan perasuransian.
d. Keputusan
Menteri Keuangan
Republik Indonesia
Nomor 424KMK.062003 kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan
perusahaan Reasuransi. e.
Keputusan Menteri
Keuangan Republik
Indonesia Nomor
425KMK.062003 tentang perizinan dan penyelenggaraan kegiatan usaha perusahaan penunjang usaha asuransi.
f. Keputusan
Menteri Keuangan
Republik Indonesia
Nomor 426KMK.062003 tentang perizinan usaha dan kelembagaan perusahaan
asuransi dan perusahaan reasuransi. g.
Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep.4499LK2000 tentang jenis, penilaian dan pembatasan investasi perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi dengan sistem syariah. Landasan asuransi dalam Islam sebenarnya bertumpu pada konsep
wataawanu alal birri wat taqwa tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa
dan At-tamin yang menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang menjamin dan menanggung risiko satu sama lain.
22
Landasan asuransi syariah diantaranya: a.
Saling tolong – menolong
Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Q.S. Al-Maidah 5 : 2 Islam juga mengarahkan kepada berdirinya sebuah masyarakat
yang tegak di atas asas saling membantu dan saling menopang, karena setiap muslim terhadap muslim lainnya sebagaimana sebuah bangunan
yang saling menguatkan sebagian kepada sebagian yang lainnya. Dalam asuransi ini tidak ada perbuatan memakan harta manusia dengan batil,
karena apa yang telah diberikan dalam bentuk premi tabarru adalah semata-mata sedekah dari hasil harta yang terkumpul
b. Saling meridhoi
ﻡ , -. 01 2 ﻡ1
34 56 ﺏ 28ﺏ
9 2 1
- :; 2ﻡ =
:8; 2ﺏ 3 2? 1
, ? A
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
22
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, Cet. Pertama, h. 100.
dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Dalam Islam jika seorang muslim memakan harta orang lain dengan jalan batil maka hukumnya adalah haram. Dana kebajikan yang kelak akan
diterima oleh pemegang polis jika ia mengalami kerugian sebelum masa asuransinya berakhir adalah dana yang halal yang dikeluarkan dengan saling
meridhoi antara kedua belah pihak yakni pemegang polis dan perusahaan.
c. Prinsip dasar asuransi syariah