5
BAB II KONDISI SOSIAL BUDAYA
DAN POLITIK MASYARAKAT BAGHDAD
A. Kondisi Sosial-Budaya Masyarakat Baghdad
Masa kejayaan peradaban Islam, ditandai oleh kebhineka tunggal ika- an, dalam berbagai aspek peradaban. Diwarnai oleh keberagaman dalam
bidang kehidupan keagamaan, keberagaman dalam pemikiran-pemikiran kefilsafatan, keberadaan dalam warna dan corak keseniannya, timbulnya
sistem sosial politik yang diwarnai oleh peradaban dan budaya local yang berbeda-beda, dengan tingkat perekonomian serta ilmu pengetahuan, serta
tekhnologi yang beragam yang kesemuanya saling mendukung dan dijiwai sama, yaitu mewujudkan kesejahteraan hidup umat manusia lahir batin, dunia
akhirat.
1
Kemajuan peradaban Abbasiyah sebagiannya disebabkan oleh
stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi kerajaan ini. Pusat kekuasaan Abbasiyah berada di Baghdad. Daerah ini bertumpu pada pertanian dengan
sistem irigasi dan kanal di sungai Eufrat dan Tigris yang mengalir sampai Teluk Persia. Perdagangan juga menjadi tumpuan kehidupan masyarakat
Baghdad yang menjadi kota transit perdagangan antara wilayah timur seperti Persia, India, China, dan Nusantara dan wilayah barat seperti Negara-negara
1
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, Malang : UIN Malang Press, 2008 cet. Ke-I, h. 149
6
Eropa dan Afrika Utara sebelum ditemukan jalan laut menuju timur melalui Tanjung Harapan di Afrika Selatan. Wilayah imperium ini membentang
sepanjang 6.500 kilometer dari Sungai Indus di India di sebelah timur sampai ke perbatasan barat Tunisia, Afrika Utara di sebelah barat dan selua 3000
kilometer dari Aden, Yaman di selatan sampai pegunungan Armenia, Kaukasia di utara. Penduduk Daulah Abbasiyah terdiri dari berbagai etnik dan
suku bangsa yang hidup di wilayah yang memiliki cuaca dan kondisi geografis yang sangat berbeda.
2
Khalifah al-Mansur salah satu khalifah daulah bani Abbasiyah dan pegawai-pegawainya yang mempunyai ide membuat ibukota yang baru itu.
Tempatnya baik, berangin, udaranya nyaman, dibentengi oleh alam asli dari serangan-serangan musuh, mudah mengadakan hubungan dengan kebanyakan
wilayah-wilayah kerajaan Islam. Letaknya di tebing Sungai Dajlah dan melalui sungai itulah datang barang-barang dagangan dari India, Sind, Cina,
Basrah, Ahwaz, Mausil, Diar Bakar dan Diar Rabi’ah.
3
Mula-mula yang dibangun ialah dua tembok: tembok sebelah dalam dan tembok sebelah luar. Ukuran garis bulatan tengah tembok sebelah dalam
ialah 1,200 hasta, tingginya 35 hasta dan lebarnya dari sebelah bawah ialah 20 hasta. Sementara tembok sebelah luar, lebarnya dari sebelah bawah ialah 50
hasta dan dari sebelah atasnya 20 hasta dan tingginya 30 hasta. Lebar di antara kedua tembok itu ialah 60 hasta. Keseluruhan tembok tersebut mempunyai
gerbang berhadapan dengan empat ruas jalan raya, dan masing-masing gerbang menghadap ke satu arah tertentu yang masing-masing mempunyai
nama sendiri-sendiri yaitu Gerbang Kufah, Gerbang Basrah, Gerbang Khurasab dan Gerbang Syam. Di antara tiap-tiap gerbang itu terdapat kubah
dibuat dari emas, di atas setiap kubah terdapat 28 menara. Pembangunan kota Baghdad menghabiskan dana sebesar 4,000,833
dirham, dan sebagian besar pekerja-pekerja yang terlibat dalam pembangunan
2
Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam, dari Masa Klasik hingga Modern, Yogyakarta, LESFI, 2004, Cet. Ke-II, h. 97-98
3
Ahmad Shalaby, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Pustaka Nasional PTE LTD, Singapura, 1991, Cet. Ke-III, h.177
7
itu adalah insinyur dan orang-orang kenamaan. Di antarany adalah al-Hajjaj bin Artaah yang turut merancang pembangunan kota itu, dan Imam Abu
Hanifah yang bertugas menghitung batu-batu yang diperlukan.
4
Kehidupan sosial masyarakat Islam terdiri dari orang muslim dan non muslim dzimmi. Dari segi etnis, orang muslim dibedakan atas orang Arab
dan non Arab ‘ajam seperti keturunan Turki, Persia, Qibthi, Syiria, Barbar, Andalusia Vandal dan lain sebagainya. Kehidupan sosial masyarakat pada
mulanya, menunjukkan adanya struktur kelompok atau kelas yang terdiri dari : 1. Kelas penguasa, yaitu kelompok orang Arab yang memegang kekuasaan;
2. Kelas menengah, yang terdiri dari orang Islam yang bukan Arab penduduk asli suatu daerah yang kemudian masuk Islam;
3. Kelompok non-muslim
yang berada
di bawah
perlindungan pemerintahkekuasaan Islam, disebut kaum dzimmi;
4. Kelompok kaum pekerja, yang terdiri fari kaum budak belian; namun pada masa kejayaan peradaban Islam Abbasiyah telah terjadi pembauran
antara kelompok-kelompok tersebut.
5
Kemegahan dan kemakmuran Baghdad turut pula membuat peradaban kamu muslimin semakin maju dan jauh lebih hebat dari peradaban bangsa
Eropa. Kaum muslimin tidak saja mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan yang didapat dari bangsa Eropa tapi dengan kemahiran,
kecerdasaan, sikap ingin menelaah kaum muslimin berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut menjadi lebih bermanfaat. Sehingga pada
perkembanggannya kaum muslimin tidak lagi berguru kepada orang-orang Yunani seperti yang dilakukan sebelumnya.
B. Kondisi Politik Masyarakat Baghdad