Konsep Tingkat Pengembalian return dan Risiko

5. Konsep Tingkat Pengembalian return dan Risiko

Hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup, resiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan resiko merupakan dua hal yang tidak terpisah karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua factor ini. Return dan resiko mempunyai hubungan positif, semakin besar resiko yang harus ditanggung semakin besar return yang harus dikompensasikan. a. Return Lestari dan christianti 2005:23, return saham dalam konteks manajemen investasi merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi yang merupakan imbalan atas keberanian investor menenggung risiko atas investasi yang dilakukan. Return saham merupakan suatu pendapatan saham atau tingkat keuntung yang diperoleh dari selisish antara harga saham pada periode tertentu dan harga saham pada periode sebelumnya di bagi dengan harga saham pada periode sebelumnya. Pelaku pasar atau investor dapat melihat return saham. Return saham memberikan gambaran kinerja suatu perusahaan. Jika returnnya baik maka kinerja perusahaa tersebut bisa dikatakan baik pula. Sebab, apabila return sahamnya baik maka tingkat pengembalian saham atau investasinya lancar, apalagi jika sekuritasnya berasal dari perusahaan yang mempunyai prospek yang baik, hal ini menjanjikan pula untuk meningkatkan capital gainnya. Return saham adalah tingkat pengembalian hasil yang diperoleh dari suatu investasi, dalam hal ini 1 1 t t t N A B N A B R i N A B − − − = investasi saham. Menurut Jogianto Jogianto, 2000 : 109 dalam bukunya yang berjudul “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. 1 Return Realisasi Realized Return Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histories. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histories ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko dimasa mendatang. Return realisasi dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: Ri = Tingkat pengembalian investasi NAB t = NAB bulan sekarang NAB t-1 = NAB bulan lalu 2 Return Ekspektasi Expected Return Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi sedangkan return ekspektasi 1 n i R i E R i n = = [ ] 2 2 1 n i Ri E Ri i n σ = − = bersifat belum terjadi. Return ekspektasi ini dapat diukur dengan menggunakan rumus Abdul Halim, 2003: 34: Keterangan: ERi = Rata-rata pengembalian investasi yang diharapkan Ri = Tingkat pengembalian investasi n = Jumlah periode selama transaksi b. Resiko Resiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Van Home dan Wachowich, Jr 1992 mendefinisikan resiko sebagai varibilitas return terhadap return yang diharapkan Jogianto, 2000: 124. Variance merupakan kuadrat dari standar deviasi, untuk menghitungnya dapat digunakan rumus sebagai berikut: Abdul Halim, 2003 : 42 Dimana : i 2 = Varian dari pengembalian investasi ERi = Rata-rata pengembalian investasi Ri = Tingkat pengembalian investasi bulanan n = Jumlah bulan yang digunakan Var Ri σ = Sedangkan standar deviasi dari return pasar adalah akar dari varian Jogianto, 2000 : 131 Dimana : = Standar Deviasi Var Ri = Varian dari pengembalian investasi Dalam konteks investasi portofolio dibedakan menjadi dua Abdul Halim, 2003: 39-40 yaitu : a. Resiko sistematik systematic risk Resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena fluktuasi resiko ini dipengaruhi oleh faktor- faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan, seperti adanya perubahan tingkat bunga, kurs valas, kebijakan pemerintah dan sebagainya. b. Resiko tidak sistematik unsystematic risk Resiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena resiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi tiap saham akan berbeda-beda sehingga masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap setiap perubahan pasar, seperti faktor struktur modal, struktur asset, tingkat likuiditas dan sebagainya. Berdasarkan dari jenis-jenis resiko tersebut diatas maka terbentuklah resiko total, dimana suatu resiko dan aset tunggal yang terdiri dari resiko tidak sistematis dan resiko sistematis. Resiko total dapat digambarkan sebagai berikut : Hubungan Resiko Portofolio dengan Jumlah sekuritas dalam Portofolio Grafik 2.1 Dalam gambar tersebut tampak bahwa semakin banyak jumlah saham dalam portofolio maka semakin kecil unsystematic risk. Oleh karena itu unsystematic risk dapat dihilangkan dengan diversifikasi maka resiko ini menjadi tidak relevan dalam portofolio, sehingga yang relevan bagi investor adalah resiko pasar atau systematic risk yang diukur dengan beta . . p i i X β β =

6. Pengukuran Kinerja Reksadana