Ruang Lingkup Penelitian Pengujian Statistik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membandingkan antara kinerja reksadana Syariah dengan menggunakan metode sharpe dan treynor . Di dalam penelitian ini mengambil lokasi kinerja reksadana syariah khususnya pada periode Januari 2005- Desember 2007, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa publikasi yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia, laporan tahunan dari Bapepam, Bank Indonesia, dan sumber lainnya. Untuk mengestimasi kinerja masing-masing reksa dana digunakan metode sharpe dan treynor Elton dkk, 2003: 295.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian merupakan keseluruhan subjek penelitian yang mempunyai kesamaan karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini teknik penentuan sample yang digunakan dalam memilih reksadana adalan non- probality sampling yaitu teknik pengambilan sample dengan pemilihan sample secara cermat sehingga relevan dengan desain penelitian. Dalam penelitian ini reksadana yang dijadikan sample adalah reksadana syariah. Tabel 3.1 Sampel Penelitian Reksadana Syariah No Reksadana Syariah Tanggal Efektif 1 Batasa Syariah 21 Juli 2003 2 BNI Dana Plus Syariah 21 April 2004 3 PNM Syariah 15 Mei 2000 4 BNI Dana Syariah 21 April 2004 5 PNM amanah Syariah 26 Agustus 2004 Sumber: Bapepem

2. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, Secara terperinci, data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Nilai Aktiva Bersih NAB bulanan reksadana syariah selama periode penelitian. Data ini diperoleh dari hasil Riset pada Biro PIR BAPEPAM, Departemen Keuangan Republik Indonesia lantai 6 yang berlokasi di Gedung Baru Departemen Keuangan RI, Jalan Dr. Wahidin Raya Jakarta 10710. 2. Data Jakarta Islamic Index JII bulanan periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Data ini diperoleh dari situs www.jsx.co.id yang digunakan untuk mewakili tolak ukur Benchmark. 3. Data Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI bulanan reksadana syariah selama periode penelitian. Data ini diperoleh dari hasil Riset pada Bank Indonesia BI gedung B, lantai 2 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 1011 Data ini digunakan untuk mewakili tolak ukur Benchmark.

D. Metode Analisis

1. Metode Sharpe Excess Return To Varibility Measure

Pengukuran yang dilakukan oleh William F. Sharpe ini lebih menekankan pada rasio varibilitas dari portofolio, metode ini lebih dikenal sebagai rasio sharpe. Hal ini diilustrasikan melalui persamaan: p p E r rf S σ − = Dimana: S = Sharpe ratio terhadap portofolio tertentu. E rp = Rata-rata expected return yang terjadi pada portofolio Rf = Tingkat bebas risiko yang dimiliki oleh portofolio σ P = Standar deviasi dari return portofolio Risiko ini melakukan pengukuran terhadap risk premium dari portofolio relatif terhadap total risiko dari portofolio, dimana risk premium adalah excess return yang dibutuhkan oleh investor dalam menilai risiko.

2. Metode Treynor Excess Return To Beta

Perhitungan denan metode ini lebih menekankan kepada tingkat volatilitas portofolio. Secara umum dapat dinyatakan bahwa metode treynor merupakan hasil dari realisasi return portofolio dikurangi dengan tingkat bebas risiko yang dimilikinya kemudian hasil dari pengurangan tersebut dibagi dengan volatilitas return yang dinotasikan dalam beta dari portofolio. Pernyataan tersebut dapat dijadikan persamaan matematis, dengan formula: p Er T= f p r β − Keterangan: T = Traynor Rasio Er p = Rata-rata expected return yan terjadi pada portofolio Rf = Tingkat bebas risiko yang dimiliki oleh portofolio. = Beta portofolio Perhitungan yang dilakukan dengan metode treynor adalah untuk mengukur risiko premium dari portofolio, dimana risiko premium tersebut adalah selisih antara return portofolio dengan tingkat bebas risiko yang dimiliki oleh portofolio. Risiko premium ini berhubungan dengan systematic risk yang diasumsikan terdapat dalam portofolio.

E. Operasional Variabel

1. Return Portofolio

Pengukuran dalam hal ini hanya akan mengukur capital gain tanpa memasukan unsur deviden. Formulasi return yakni: 1 1 NAB NAB unit unit t t Rp NAB unit t − − = − Rp E Rp T n = 1 1 1 t t t t JII JII Rm JII − − − − = Dimana: Rp = Tingkat Return Portofolio NAB unit t = Nilai Aktiva Bersih pada waktu t NAB unit-1 = Nilai Aktiva Bersih pada waktu t Kemudian menghitung average monthly return portofolio: Average Return Portofolio Dimana: TRp = Average Return Portofolio ERp = Total Return Portofolio pada periode n n = Jumlah Periode n

2. Mengukur Return Market

Dalam hal ini perubahan Jakarta Islamic Index JII untuk reksadana syariah index pasar ini merupakan indikator kinerja agregat untuk suatu jenis portofolio tertentu. Rumus: Dimana: Rm t = Tingkat Keuntungan Pasar JII t = JII pada waktu t JII t-1 = JII pada waktu t-1 E Rf TR f n = 1 1 R f R f t t R ft R ft − − = − Rm E Rm T n = Kemudian dihitung average monthly return: Dimana: TR = Average Return market ERp = Total Return market pada periode n n = Jumlah Periode n

3. Menghitung tingkat bebas risiko Risk Free Rate

Investasi dalam instrumen keuangan yang memiliki resiko nol atau paling kecil. Dalam hal ini Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI, Rumus: Dimana: Rf t = Tingkat bunga bebas risiko Rf t = Rf pada waktu t Rf t-1 = Rf pada waktu t-1 Kemudian dihitung average monthly return: Dimana: TR = Average tingkat bunga bebas resiko ERf = Total Tingkat bunga bebas resiko pada periode n n = Jumlah Periode n 2 2 1 1 Rp Rp t t n σ − − = −

4. Mengukur Unsystematic Risk

Menggunakan variance dan standar deviasi sebagai parameter baku.Perhitungan variance, Rumus: Dimana: σ 2 = Variance σ 2 = Standar deviasi Rp t = Expected Return portofolio pada waktu t Rp t-1 = Expected Return Portofolio pada waktu t-1

5. Beta

Menentukan tingkat resiko fluktuasi portofolio Reksa Dana relative terhadap resiko pasar Beta yang merupakan systematic riskmarket risk, yaitu Dimana : ß i = Beta investasi Reksa Dana COVRi, Rm = Covarience pasar dengan investasi Reksa Dana m 2 = Variance pasar

6. Mengukur Unsystematic Risk

Menggunakan beta portofolio maupun beta market terlebih dahulu beta market terlebih dahulu dihitung koefesien korelasi im dan covariance Cov im , rumus: 2 C O V R i R m i m β σ − = 2 2 2 2 im XY X Y X X Y Y ρ − − = − −

F. Pengujian Statistik

1. Statistik Deskriptif Analisis yang menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, maximum, minimum, standar deviasi. Dalam program SPSS digunakan juga ukuran skewness dan kurtosis untuk menggambarkan data apakah non normalitas atau tidak. 2. Pengujian Uji t Paried Two Sampel For Means Uji statistik yang dipakai ialah uji t sampel berpasangan Uji t Paried Two Sampel For Means. Menurut Purbayu dan Ashari 2005:60. Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis diawali dengan pemilihan level signifikan, pemilihan alat uji statistik yang digunakan, penentu titik kritis pengambilan keputusan, perhitungan nilai statistik, dan penentuan keputusan statistik dan interprestasi. Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: Sugiyono, 2007 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 X X t S S S S r n n n n − = + − + Kriteria Pengujian: Ho diterima jika –t tabel t hitung t tabel Ho ditolak jika –t hitung -t tabel atau t hitung t tabel Berdasarkan probabilitas: Ho diterima jika P value 0,05 Ho ditolak jika P value 0,05

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Reksadana Syariah 1.

Sejarah Singkat Reksadana a. Zaman Penjajahan Sekitar abad ke-19 pemerintahan kolonial belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Salah satu sumber dana adalah dari para pembangun yang telah dikerahkan. Para pembangun tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya jauh lebih tinggi dari penghasian penduduk pribumi. Atas dasar tersebut itulah maka pemerintah kolonial belanda waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan persiapan, maka ahirnya berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia yang terletak di Batavia Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912dan bernama Vereniging Voor de Effectenhandel dan langsung memulai perdagangan. Jogianto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Yogyakarta: BPFE, 2003, Edisi ketiga, hal 37. Perkembangan pasar modal waktu itu cukup mengembirakan, yang terlihat dari nilai efek yang tercatat, mencapai NIF 1,4 Milar jika di indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah ±Rp. 7 Triliun yang berasal dari 250 macam efek.