Transkripsi Musik Sampah Anak Jalanan The bamboes Analisis Struktur dan Teks

BAB IV TRANSKRIPSI DAN ANALISIS MUSIK SAMPAH

4.1 Transkripsi

Untuk melihat lebih jelas tentang musik sampah, baik terhadap melodi, tangga nada, akord-akord yang di gunakan, maupun interval, diperlukan adanya suatu transkripsi untuk memvisualisasikan musisik sampah tersebut. Dalam disiplin Etnomuskologi, transkripsi merupakan suatu bagian penting dalam kerja analisis. Seperti yang dikatakan Nettl 1964:98, bahwa transkripsi merupakan suatu kerja analisis musik dalam proses mendengar dan menterjemahkan bunyi musik menjadi simbol visual. Transkripsi merupakan cara terbaik dalam mempelajari secara detail aspek-aspek dari suatu gaya musik ibid, 130. Pendapat lain mengatakan bahwa transkripsi bertujuan untuk menambah kita dalam mempelajari musik secara komparatif dan detail, dan membantu kita untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain tentang apa yang kita fikirkan, dan tentang apa yang kita dengarkan Phylis 1978, dalam Mauly Purba 1991:1-2 . Suatu transkripsi selalu mampunyai tujuan utama, seperti yang di ungakapkan Barbara Kraeder 1980, transkripsi bertujuan untuk mencatat hal-hal yang esensial dan menghindari hal-hal yang tidak esensial. Dalam hal pentranskripsian, kita kerap kali menemukan beberapa masalah, diantaranya adalah dalam menentukan metode ataupun pendekatan apa yang paling tepat Universitas Sumatera Utara digunakan untuk menganalisis musik sampah, pemakaian simbol-simbol, serta argumentasi dan apresiasi orang yang mendengar musik. Menurut Seeger 1977:168, ada tiga bahaya bila kita mendeskripsikan musik, yaitu: 1 Adanya asumsi bahwa semua parameter awal dapat digantikan dengan parameter visual di atas suatu permukaan datar. 2 Keteledoran kita terhadap perkembangan notasi musik, bila di bandingkan dengan perkembangan penulisan bahasa. 3. Kebiasaan kita yang tidak dapat membedakan antara penggunaan notasi preskriptif dengan notasi deskriftif, atau bagaimanakah membedakan antara keberadaan notasi yang seharusnya kita terapkan dalam penyajian musik terhadap penyajian kompsosisi yang kita presentasikan. Dalam pemaparan berikutnya Seeger mengemukakan bahwa, ada dua pendekatan untuk mengerjakan suatu transkripsi, yaitu dengan menggunakan notasi preskriptif dan notasi deskriptif. Notasi preskriptif adalah notasi yang hanya menuliskan suatu garis besar dari penyajian musik. Notasi ini digunakan sebagai pedoman dalam penyajian musik. Sedangkan notasi deskriptif di jelaskan kepada pambaca ciri-ciri detail dari suatu musik yang belum diketahui sebelumnya ibid,181. Dari pendekatan yang dipaparkan diatas, penulis menggambil salah satunya untuk menganalisis musik sampah anak jalanan The Bamboes. Adapun notasi yang penulis gunakan yaitu pendekatan notasi preskriptif. Guna memudahkan penotasian lagu-lagu dalam penyajian musik sampah anak- anak jalanan penulis memakai sistem yang biasa dipergunakan dalam musik barat, yaitu bentuk notasi yang mempergunakan 5 buah garis paranada, 4 buah spasi, dan salah satu Universitas Sumatera Utara kunci yaitu kunci G yang umum digunakan dalam musik barat. Bentuk seperti ini sering disebut dengan istilah garis paranada, lihat gambar. Penulis menggunakan notasi musik barat dalam penulisan ini dikarenakan adanya relevansinya terhadap salah satu jenis dari notasi deskriptif. Selain hal tersebut, notasi musik barat merupakan notasi yang sangat umum dipergunakan dalam menotasikan musik, sehingga diharapkan dapat dengan mudah mengidentifikasi struktur musik yang di transkripsi, baik yang berkaitan dengan interval maupun ritmis dari sebuah melodi. Sesungguhnya penulis menyadari pasti bahwa pemakaian notasi musik barat dalam memvisualisasikan musik sampah ini belum sepenuhnya dapat memberikan hasil maksimal yang mungkin diharapkan. Dalam proses pentranskripsian penulis penulis membuat beberapa langkah guna memudahkannya, diantaranya: 1 Penulis terlebih dahulu mendengarkan hasil rekaman ditempat latihan dan dirumah, kemudian memilih 2 buah lagu yang akan di transkripsikan nantinya. Ke-2 lagu tersebut penulis ambil dengan pertimbangan kedua lagu tersebut cukup akrab bagi anak-anak jalanan. Lagu pertama yang penulis transkrip adalah Bocah Lapar yang diciptakan oleh Alley, dan yang ke dua adalah Mendidik Untuk Berjuang yang juga diciptakan oleh Alley. Universitas Sumatera Utara 2 Mengukur kecepatan lagu yang telah penulis rekam, dengan menggunakan metronome yang berasal dari keyboard Roland G-800. 3 Mendengarkan dan mencari nada awal sebernarnya dari kedua lagu tersebut dengan menggunakan garpu tala A. 4 Mentranskripsikan ke dua lagu dengan terlebih dahulu menotasikan ke not angka dengan bantuan gitar. Kemudian merekamnya pada keyboard Roland G-800 dan mentranskripkan ke notasi balok dengan program Cybellius 4. Lagu Bocah Lapar dan Mendidik Untuk Berjuang, keduanya dimainkan dengan nada dasar C. Hal ini memudahkan penulis, karena tidak diperlukan pentransposisian guna menghindari nada-nada kromatis di dalam lagu-lagu tersebut. Dalam lagu ini ada beberapa symbol yang penulis gunakan yang tentunya perlu untuk di ketahui. Beberapa symbol yang penulis gunakan antara lain : 1  ⌣  Tanda suspensi atau pemanjangan durasi pada sebuah nada yang dinyanyikan 2 ↘ Tanda glissando atau nada luncur dimana nada terakhirnya kurang jelas terdengar. Universitas Sumatera Utara 3 ♫ Tanda dimana 1 ketukan dibagi 2 secara rata dalam not seperempat 4  Tanda dimana 1 ketukan dibagi 4 secara rata dalam not seperempat 5  Tanda istirahat setengah ketuk 6  Tanda istirahat 1 ketuk

4.2 Analisis