BAB III
PENYAJIAN MUSIK SAMPAH
Dalam membahas bagaimana musik sampah ini di sajikan, penulis membaginya
kedalam beberapa sub bab agar lebih terperinci dan teratur, diantaranya: gambaran lokasi penelitian, waktu penyajian musik sampah, tempat penyajian musik sampah,
instrumen dalam musik sampah, dan lagu-lagu yang dinyanyikan dalam instrumen musik sampah.
3.1 Gambaran Lokasi
Penelitian
Penelitan yang penulis ambil bertempat di daerah Padang Bulan, yang berada dalam wilayah kota Medan.
Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus yang lokasinya terletak di Tanah Deli, yang keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih 4000
Ha. Sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli Medan- Deli. Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-
angsur lenyap dan kurang populer. Kota Medan yang mempunyai luas wilayah kira-kira 265 km2, terdiri dari
berbagai suku bangsa, yang terdiri dari Melayu +-12, Batak Toba, Karo,Simalungun,Pak-pak,Mandailing, Jawa, Tionghoa dan India. Data sensus
penduduk tahun 2006 menyebutkan jumlah masyarakat kota Medan sekitar 2.250.000.
Universitas Sumatera Utara
Saat ini sistem mata pencaharian yang ada di kota medan sangat banyak dan beragam, seperti pegawai negeri, karyawan swasta, pedagang, seniman, wira swasta,
sopir, kernet, calo, buruh, dan lainnya. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat kota Medan dapat kita lihat dari jumlah
pendapatan yang mereka peroleh, jenis kegiatan yang mereka geluti, pendidikan yang di peroleh maupun kebudayaan nya.
Berdasarkan data statistik kota Medan 2006-2007, 42,16 masyarakat
berpendapatan Rp.400.000-800.000, 28,15 berpendapatan Rp.800.000-2.000.000,
20,11 berpendapan Rp.2.000.000-4.000.000, dan 9,58 berpendapatan Rp.4.000.000-
ke atas. Medan yang berada dalam zon masa Waktu Indonesia Bagian barat menetapkan
hari jadinya pada tanggal 1 Juli 1590.
3.2 Waktu Penyajian Musik Sampah
Penyajian musik sampah oleh komunitas musik sampah The bamboes maupun oleh anak-anak jalanan lainnya tidak mengenal waktu khusus. Hal ini dikarenakan tidak
adanya larangan ataupun hal yang mengikat penyajian musik sampah itu dilaksanakan secara khusus. Kapan dan dimana saja, dan oleh siapa saja musik sampah ini dapat
dimainkan. Baik pagi hari maupun siang hari, ataupun malam hari, musik sampah ini dapat dimainkan disajikan. Namun secara umum dalam pengamatan penulis, anak-anak
jalanan komunitas musik sampah ini biasanya seringkali memainkannya pada saat pagi menjelang siang hari, kira-kira pukul 11.00 Wib dimana orang-orang sudah mulai
Universitas Sumatera Utara
mencari tempat makan siangnya, hingga sore hari pukul 17.00 wib saat orang mulai beranjak untuk pulang kerumah.
3.3 Tempat penyajiannya