mencari tempat makan siangnya, hingga sore hari pukul 17.00 wib saat orang mulai beranjak untuk pulang kerumah.
3.3 Tempat penyajiannya
Secara umum musik sampah ini biasanya selalu disajikan oleh anak-anak jalanan pada tempat-tempat yang cenderung ramai. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar mereka
mendapatkan uang sedekah yang lebih banyak dari orang-orang yang mereka jumpai. Tempat-tempat ramai yang biasanya mereka kunjungi misalnya saja di pasar,
tempat dimana orang-orang banyak berlalu lalang, seperti pasar sambu.Tempat lainnya seperti di perempatan lampu merah. Biasanya mereka memainkan musik sampah sambil
bernyanyi dekat dengan mobil-mobil mini bus dan persis berada di depan pintu penumpang mini bus tersebut. Pemandangan seperti ini sering sekali kita jumpai
diperempatan lampu merah yang ada di kota medan.
Gambar: Pajak USU merupakan tempat yang sering dikunjungi anak-anak jalan
Selain ditempat tersebut, para anak-anak jalanan juga menyajikan musik sampah mereka biasanya ditempatrumah makan. Seperti sebuah tempat yang pastinya hampir
Universitas Sumatera Utara
dikenal oleh semua anak-anak jalanan,mungkin juga anak-anak sekolah kota Medan, atau bahkan masyarakat umum kota Medan, yaitu Pajak USU atau biasa disingkat Pajus.
Sesuai dengan namanya tempat ini memang berada di dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara.
Di dalam pajak USU ini anak-anak jalanan menyajikan musik dan lagu mereka di hadapan para mahasiswa dalam lingkungan universitas tersebut. Biasanya mereka mulai
bernyanyi pada pukul 11.00 wib, tepat pada saat jam makan siang dimana para mahasiswa mulai datang untuk makan siang kesana, hingga pukul 16.00 wib, demikian
ungkapan bapak Wara Sinuhaji selaku kepala keamanan yang mengepalai lokasi pajak USU, yang juga adalah salah satu staf biro rektor Universitas Sumatera Utara
5
Di tempat ini anak-anak jalanan sering dan senang datang. Hal ini dikarenakan para penikmat musik sampah yang mereka sajikan adalah para mahasiswa, yang tidak
akan pernah mengusir mereka dengan sikap yang kasar, dan di tempat ini mereka tidak akan pernah di kejar-kejar dan di hantui oleh perasaan ketakutan oleh para pamong praja
kota Medan. Disamping lokasi diatas, kereta api juga menjadi salah satu tempat yang dipilih
oleh anak-anak jalanan untuk menyajikan musik mereka. Mereka mulai berdatangan ke stasiun kereta api biasanya mulai pukul 10.00 wib.
Tepat pada saat sebelum kereta api akan berangkat dari Medan, hingga pukul 18.00 wib tepat pada saat kereta api akan habis dari Tanjung Balai. Penulis melakukan pengamatan
pada stasiun kereta api Medan dengan rute Medan-Tanjung Balai.
5
Jum’at, 9 November wawancara dengan bapak Wara Sinuhaji.
Universitas Sumatera Utara
Sesungguhnya masih ada tempat-tempat lain yang barangkali juga di datangi oleh para pemusik jalanan ini dalam menyajikan musik mereka. Namun secara khusus penulis
hanya memfokuskan penelitian pada tempat-tempat tersebut.
3.4 Instrumen dalam musik sampah