Perawatan Desain Sampel Kerangka Variabel Definisi

2. Tindakan untuk mereposisi usus Tindakan selama operaasi tergantung kepada penemuan keadaan usus, reposisi manual dengan cara “milking” dilakukan dengan halus dan sabar, juga bergantung pada keterampilan dan pengalaman operator. Insisi operasi untuk tindakan ini dilakukan secara transversal melintang, pada anak – anak dibawah umur 2 tahun dianjurkan insisi transversal supraumbilikal oleh karena letaknya relatif lebih tinggi. Ada juga yang menganjurkan insisi transversal infraumbilikal dengan alasan lebih mudah untuk eksplorasi malrotasi usus, mereduksi invaginasi dan tindakan apendektomi bila dibutuhkan. Tidak ada batasan yang tegas kapan kita harus berhenti mencoba reposisi manual itu. Reseksi usus dilakukan apabila : pada kasus yang tidak berhasil direduksi dengan cara manual, bila viabilitas usus diragukan atauditemukan kelainan patologis sebagai penyebab invaginasi. Setelah usus direseksi dilakukan anastomosis ”end to end”, apabila hal ini memungkinkan, bila tidak mungkin maka dilakukan “exteriorisasi” atau enterostomi.

1.13. Perawatan

Pasca Operasi Pada kasus tanpa reseksi Nasogastric tube berguna sebagai dekompresi pada saluran cerna selama 1 – 2 hari dan penderita tetap dengan infus. Setelah oedem dari intestine menghilang, pasase dan peristaltik akan segera terdengar. Kembalinya fungsi intestine ditandai dengan menghilangnya cairan kehijauan dari nasogastric tube. Abdomen menjadi lunak, tidak distensi. Dapat juga didapati peningkatan suhu tubuh pasca operasi yang akan turun secara Universitas Sumatera Utara perlahan. Antibiotika dapat diberikan satu kali pemberian pada kasus dengan reduksi. Pada kasus dengan reseksi perawatan menjadi lebih lama. Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain

Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan crossectional study yang mengukur variabel independent dan dependent pada waktu yang bersamaan.

3.2 Sampel

Penelitian Data pasien diambil dari rekam medik RSUP. H. Adam Malik dalam kurun waktu januari 2006 hingga Desember 2009. Kriteria inklusi 1. Bayi dan anak 14 tahun. 2. Laki – laki dan perempuan. 3. Penderita dengan tanda – tanda klinis invaginasi. 4. Penemuan intra operasi : invaginasi +. Kriteria Eksklusi : • Penderita pulang atas permintaan sendiri Universitas Sumatera Utara

3.3 Kerangka

Konsep Onset kejadian

3.4 Variabel

Penelitian • Variabel independen: onset kejadian, temuan intra operatif. • Variabel dependen: lama rawatan Lama rawatan Gejala klinis Laboratorium Temuan intraoperatif Universitas Sumatera Utara

3.5 Definisi

Operasional • Onset kejadian Berupa mulai timbulnya gejala awal yang dialami penderita hingga penderita mendapat tindakan operasi. Data di observasi dari rekam medik yang dinilai dalam satuan jam. • Temuan intraoperatif Berupa penilaian terhadap viabilitas usus yang ditemukan saat operasi. Data dinilai dari rekam medik • Lama rawatan Berupa lamanya penderita dirawat, mulai dari pasca operasi hingga penderita diperbolehkan pulang. Data diobservasi dari rekam medik yang dinilai dalam hitungan hari. • Gejala Klinis awal Berupa keluhan yang timbul yg didapat pada penderita yang di observasi dari rekam medik. Gejala klinis berupa nyeri perut, buang air besar bercampur lendir dan darah, teraba massa di daerah abdomen • Viabilitas usus Penilaian dilakukan terhadap usus pada saat operasi. Penilaian berdasarkan warna, kontraktilitas, perdarahan. Data d observasi dari rekam medik. Universitas Sumatera Utara

3.6 Pelaksanaan