Perencanaan Dan Pengawasan Kas Sebagai Sarana Menghindari Penyelewengan Pada Abu Bumi Photo

(1)

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim . . .

Alhamdullilh penulis ucapkan kehadirat Allah Swt atas berkat dan rahmat_Nya yang universal sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi minor ini yang berjudul “ PERENCANAAN DAN PENGAWASAN KAS SEBAGAI SARANA MENGHINDARI PENYELEWENGAN PADA ABU BUMI PHOTO ”. Dan tak lupa salawat beriring salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai teladan.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma-III Jurusan Keuangan Pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan penulis dalam hal pengetahuan dan kemampuan sehingga tidak luput dari kekurangan-kekurangan, baik isi maupun teknik penulisannya.oleh sebab itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan sebelumnya penulis mengucapkan terimakasih.

Dalam penyusunan skripsi minor ini penulis telah banyak menerima dorongan dan bimbingan dari bberbagai pihak, maka dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bpk. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

2. Bpk. Prof. Dr. Paham Ginting, SE, Ms, Selaku Ketua Pengelola Diploma III Keuangan Fakultas Sumatera Utara.


(3)

4. Seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

5. Yang saya muliakan dan saya ucapkan terima kasih tak terhingga but kedua orangtua penulis.

6. Suami dana anak yang saya kasihi, Aldi Bangun.

7. Bpk. Ricky, Selaku Pimpinan Perusahaan Abu Bumi Photo.

8. Dan kepada semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Trims

Akhir kata penulis berharap semoga paper yang terbatas ini dapat bermanfaat terutama bagi mahasiswa dan kita semuanya. Terima kasih atas dukungan dan assalamualaikum Wr.Wb.

Medan, Maret 2009

Penulis


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. . . .i

DAFTAR ISI. . . .iii

DAFTAR GAMBAR . . . v

DAFTAR TABEL . . . vi

BAB I : PENDAHULUAN . . . A. Latar Belakang . . . 1

B. Perumusan Masalah . . . 2

C. Tujuan Manfaat Penelitian . . . 3

D. Metode Penelitian . . . .3

BAB II : GAMBARAN UMUM ABU BUMI PHOTO . . . A. Profil Perusahaan . . . 7

1. Sejarah Singakat Perusahaan . . . .7

2. Struktur Organisasi . . . 8

3. Perncanaan Kas . . . 12

B. Pengendalian Internal . . . .26

1. Prinsip-prinsip Pengendalian Internal . . . 27

2. Keterbatasan Pengendalian Internal . . . .30

3. Pengawasan Intern Penerimaan Kas . . . 35

4. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas . . . .37


(5)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN . . .

A. Kesimpulan . . . .47 B. Saran . . . .49

DAFTAR PUSTAKA . . . 52

LAMPIRAN


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tabel Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas . . .


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya pendirian perusahaan bertujuan mencari keuntungan atau profit, walaupun ada pula pendirian suatu organisasi yang tidak hanya sekedar mencari keuntungan semata-mata. Dalam rangka memperoleh laba maupun untuk mempertahankan hidup usaha diperlukan manajemen yang baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Dalam usaha pencapaian tujuan di atas, maka fungsi-fungsi pokok manajemen yaitu Perncanaan, Pengorganisasian, dan Pengawasan. Perencanaan dalam organisasi berperan penting, terutama perencanaan dalam organisasi adalah esensial, karena pada kenyataannya perencanaan memegang peran lebih dibanding fungsi-fungsi manajemen lainya. Pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan perrencanaan. Fungsi pengawasan penting untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan yang dilaksankan sesuai dengan yang direncanakan dan manajemen bergerak ke arah tujuan-tujuannya. Pengawasan juga menunjukkan apakah rencana yang telah disusun realistik atau tidak.

Salah satu dalam perusahaan yang paling lancar adalah kas, yang merupakan satu alat pembayaran resmi yang dapat digunakan oleh siapa saja, dan sangat penting perannya dalam pelaksanaan operasi perusahaan. Baik menyangkut penerimaan maupun pengeluaran. Hal ini disebabkan pula oleh sifat suatu transaksi yang memerlukan penetapan suatu alat ukur standar yaitu kas.

Kas juga merupakan objek yang sering diselewengkan atau disalah gunakan, karena kas merupakan aktiva yang mudah dipertukarkan, bentuknya kecil, dan bendanya tidak


(9)

menunjukkan siapa pemilik asalnya sehingga dapat dipindahkan dengan cepat serta diperlukan oleh setiap orang. Penyelewengan atau penyalahgunaan kas dapat dihindari dengan melakukan pengawasan yang hati-hati terhadap kas yaitu pada saat kas diterima dari bank sampai saat kas dikeluarkan atau dibelanjakan. Untuk itu dalam sistem pengawasan intern perusahaan perlu diberikan penganan yang sangat khusus terhadap kas perusahaan.

Perencanaan yang baik harus disertai dengan pengawasan yang baik pula. Pengawasan berfungsi untuk mengawasi pelasanaan aktivitas yang telah ditentukan dalam pencapaian tujuan yang telah direncanakan.

Mengingat begitu pentingnya peranan kas bagi kelangsungan hidup perusahaan, maka penulis merasa tertarik untuk membahas kas dengan judul “PERENCANAAN DAN PENGAWASAN KAS SEBAGAI SARANA MENGHINDARI PENYELEWENGAN PADA ABU BUMI PHOTO ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba merumuskan permasalahan yang dihadapi CV< ABU BUMI PHOTO sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan dan pengawasan kas yang diterapkan oleh manajemen perusahan ?

2. Apakah perncanaan dan pengawasan kas sudah dianalisis oleh perusahaan ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan perencanaan dan pengawasan kas pada CV. ABU BUMI PHOTO dalam pelakasanaan kegiatan perusahaan.

2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(10)

Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan sumbangan dan pemikiran penulis kepada CV ABU BUMI PHOTO dalam hal pemanfaatan perencanaan dan pengawasan kas untuk pengambilan keputusan.

2. Menambah wawasan penulis tentang bagaimana merencanakan dan pengawasan yang baik.

D. Metode Penelitian

Menurut (Ginting, Paham dan Helmi, Syafrizal, 2008 : 51) metode ilmiah adalah sistem dan metode yang mengatur pengetahuan tentang gejala alam dan gejala sosial, sedang penelitian adalah upaya sadar bahkan disertai kesengajaan dalam melakukan kegiatan menangkap gejala-gejala tersebut berdasarkan metodde ilmiah dari disiplin ilmu yang bersangkutan dengan tujuan untuk menemukan prinsip-prinsip baru yang terdapat di belakang gejala-gejalatersebut.

Jika metode penelitian menurut metode ilmiah diartikan sebagai prosedur atau langkah-langkah teratur yang sistematis dalam menghimpun pengetahuan untuk dijadikan ilmu, maka teknik penelitian yang menyangkut cara dan alat (termasuk kemahiran membuat dan menggunakannya) yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian itu. Perkataan lain, teknik penelitian menyangkut bagaimana caranya dan alat-alat penelitian apa yang diperlukan untuk membangun ilmu melalui penelitian itu. Fase-fase kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :

Ke dalam fase persiapan termasuk langkah-langkah menetapkan / merumuskan / mengidentifikasikan masalah, menyusun kerangka pikiran / pendekatan masalah, merumuskan hipotesis (jika penelitian bertujuan memverifikasi, menentukan rancangan uji hipotesis / teknik analisis) jika tidak menguji hipotesis.


(11)

Ke dalam fasse pengumpulan data / inormasi masih menyangkut pengujian hipotesisi / teknik analisis.

Ke dalam fase pengolahan data juga masih bersangkutan dengan pengujian hipotesis / teknik analisis.

Ke dalam fase penyusunan / penulisan laporan bersangkutan dengan langkah pembahasan dan penarikan kesimpulan.

Menurut (Nazir, Moh, 2005:220) penelitian adalah pencarian pengetahuan dan pemberiartian yang terus menerus terhadap sesuatu, penelitian juga merupakan percobaan yang hati-hatidan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru.

Da dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian yang terdiri dari :

1. Jenis / Sumber Data a. Data Printer

Data ini diperoleh dari penulis langsung dari perusahaan tempat penulis meneliti. Data ini dapat berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, format anggaran biaya perusahaan, dan lain-lain.

b. Data Sekunder

Data diperoleh penulis dari sumber-sumber diluar perusahaan. Baik itu yang bersal dari buku-buku referensi, makalah, jurnal, dan lain-lain.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Interview, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya langsung mengenai hal-hal yang berhubungan dengan judul penelitian.

b. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke tempat penelitian / perusahaan.


(12)

Menurut (M, Muhammad, 2008:20) metode merupakan suatu prosedur tatacara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Ada dua metode yang dipakai, yaitu :

• Metode deduktif, yaitu metode yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperoleh sehingga terlihat pengaruhnya terhadap keputusan yang diambil oleh perusahaan tersbut.

• Metode deskriptif, yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data, merumuskan, mengklasifikasikan serta menginterpretasikan sehingga memberikan gambaran atau keterangan yang jelas mengenai masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan berbagai keadaan yang berhubungan dengan topik yang dibahas.


(13)

BAB II

GAMBARAN UMUM ABU BUMI PHOTO

A. Profil Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Abu bumi photo merupakan perusahaan yang berbentuk erseorangan, didirikan oleh RICKI pada tahun 2004 dengan modal yang tidak begitu besar. Motivasi pendirian karena pemilik merasa kurang puas dengan hasil (output) yang pendiri dapatkan dari perusahaan lainnya dikota Medan.

Abu bumi photo berlokasi di jalan Jamin Ginting no 45 Medan. Dalam kegiatannya Abu bumi photo menawarkan jasa Photography yang meliputu cuci cetak photo, photo studio, photo pengantin, dan jual beli perlengkapan photography serta segala kegiatan yang berhubungan dengan photography. Jasa ini biasanya digunakan oleh kalangan instansi pemerintahan maupun swasta untuk memenuhi salah satu syarat administrasi. Sedangkan pengguna lainnya adalah masyarakat dari berbagai lapisan. Untuk membuat photo yang indah, berseni, dan moment-moment penting seperti pesta pernikahan, acara pelepasan wisuda sarjana, photo keluarga dan sebagainya tidak mungkin dilakukan dengan menggunkan cannonmate (kamera kecil otomatis) karena hasil yang didapat tidak bisa maksimal. Dengan demikian digunakan jasa studio photo, karena hasil yang didapat memuaskan dan sesuai dengan yang kita inginkan.

Layanan cuci cetak ini dilakukan secara kredit yang pembayarannya diterima paling lama 1 minggu sejak film dicucikan. Apabila dalam waktu 1 bulan film yang dicuci tersebut tidak diambil maka Abu bumi photo mempunyai ketentuan yang dapat memuaskannya.


(14)

2. Struktur Organisasi

Gbr. 2.1 Struktur Organisasi.

Menurut (Mulyadi, 2007:181) organisasi pada hakikatnya adalah sekelompok orang yang memiliki saling ketergantungan satu dengan yang lainnya, yang secara bersama-sama memfokuskan usaha mereka untuk mencapai tujuan tertentu atau menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Ada pendekatan yang digunkan oleh mesyarakat untuk mengorganisasikan modal manusia, yakni :

1.Pendekatan fungsional hirakis (functional – hierarchical approach) 2.Pendekatan kepemilikan sistem (system ownership approach)

Menurut (Adelaide, 2000:69) bahwa setiap bagian struktur organisasi dapat dibedakan dalam 3 sistem yaitu :

Pemilik

Kepala bagian

keuangan

Bg. Persediaan

& pembelia

Accounting

assistance

Cashier


(15)

1. Struktur Organisasi Garis 2. Struktur Organisasi Fungsional 3. Struktur Organisasi Garis dan staf

Adapun pembagian jabatan, tugas, dan wewwnang setiap bagian didalam perusahaan ini adalah sebagai berikut :

1. Pemili

• Bertugas melakukan koorinasi, mengawasi dan mengontrol setiap unit tugas yang ada di bawah pengawasannya

•Membuat strategi planning bagi perusahaan sebagai long tern dan short term planning.

•mengangkat dan memberhentikan pegawai yang berada di bawah pengawasannya.

•Mengatur, merencanakan dan melaksanakan sistem pengupahan karyawan.

Menghitung jumlah cuti karyawan.

Mengatur perobatan karyawan.

Mengatur pergantian seragam karyawan.

Melakukan proses deleksi karyawan baru.

Melakukan interview pada calon karyawan baru.

•Melakukan evaluasi jabatan untuk menentukan golongan pekerja dan kenaikan pangkat.

2. Kepala bagian keuangan


(16)

• Merupakan bagian yang melakukan atau melaksanakan, memonitor, mencatat, dan melaporkan kepada general menager setiap kegiatan keuangan perusahaan.

• Bagian yang bertangung jawab terhadap penerimaan perusahaaan (sale) dan pembayaran kepada kreditur / supplier.

• Membuat rencana anggaran operasional costperusahaan. Hal ini membutuhkan kerjasama antar departemen.

• Bertanggung jawab terhadap laporan pajak (PPN<, PP21, PPh Badan) yang dibebankan kepada perusahaan.

• Bertangung jawab melakukan transaksi dengan bank yang ditunjuk perusahaan dan menjaga hubungan baik dengan bank tersebut.

Menghitung jumlah bonus yang akan diberikan kepada karyawan.

Mengatur pinjaman karyawan.

Administrasi jamsostek.

Dalam melakukan tugasnya manager keuangan dibantu oleh 3 Asisten, yaitu :

a) Bagian Persedian dan Pembelian

•membawahi persedian segala bahan-bahan dan alat-alat penolong seluruh kegiatan perusahaan.

•Mengontrol keadaan inventory setiap hari dan mengadakan stok opname setiap akhir bulan.

b) Accounting assistance

•Bertanggung jawab terhadap pencatatan segala transaksi pemasukan dan pengeluaran keuangan di dalam jurnal (general ledger).


(17)

• Bertangung jawab melaksanakan transaksi dengan bank yang ditunjuk perusahaan.

• Membuat laporan operating cost, laba rugi perusahaan dan arus kas perusahaan.

c) Chasier

• Penyimpan penerimaan kas merupakan tanggung jawab chasier di bawah pengawasan langsung manager keuangan.

Bertanggung jawab membuat nota penerimaan kas atau bank untuk semua penerimaan.

• Bertanggung jawab atas pemakaian kas kecil perusahaan.

• Bertanggung jawab melaksanakan transaksi dengan bank yang ditunjuk perusahaan.

3. Perencanaan Kas

Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang harus dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuantertentu. Perencanaan meliputi kegiatan yang menentukan sebelum usaha dimulai, yaitu apa yang harus dilalaksanakan, bagaimana pelaksanaannya, bila harus dilaksanakan dan siapa yang melaksanakannya agar tujuan perusahaan tercapai dengan baik. Perencanaan bertujuan untuk memberikan arah dan motivasi kepada seluruh anggota manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan.

Kas merupakan perkiraan paling aktif yang terlibat hampir dalam semua kegiatan usaha. Kas juga merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuidnya. Dalam neraca, kas merupakan aktiva paling lancar, dalam arti paling sering


(18)

berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar mempengaruhi kas.

Menurut (Standar Akutansi Keuangan, 2007:2.2) definisi kas adalah “ Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro”.

Menurut (Nafarin, 2007:308) bahwa yang dimaksud dengan kas adalah sebagai berikut :

“ Kas adalah aset paling likuid, semakin besar kas yang dimiliki perusahaan semakin tinggi tingkat likuiditas, semakin tinggi tingkat kemampuan membayar kewajiban jangka pendek (utang lancar)”

Menurut (Kieso.E.Donald, Weygandt J.Jerry, Warfield.D.Terry, 2002:380), bahwa yang dimaksud dengan kas adalah sebagai berikut :

“ Kas, Aktiva yang paling likuid, meupakan media pertukaran standart dan dasar pengukuran sserta akutansi untuk semua pos-pos lainnya”.

Menurut (Stice, Earl K; Stice, James D; Skousen, K. Fred, 2004:495) : “ Kas adalah aktiva lancar paling likuid dan terdiri dari bagian yang bertindak sebagai alat pertukaran serta memberikan dasar untuk perhitungan akutansi, dan harus sudah tersedia dan tidak dibatasi (terikat) penggunaannya untuk pembayaran kewajiban saat ini”.

Mengingat sifat-sifatnya, mengelola kas mengelola kas dalam perusahaan memerlukan perhatian yang cukup serius. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu mengelola kas adalah :

1. Perencanaan arus kas (cash flow planning) 2. Pengendalian penerimaan kas

3. Pengendalian pengeluaran kas 4. Melekukan rekonsiliasi bank


(19)

5. Penerapan sistem dana tetap untuk kas kecil

Mempunyai uang kas yang tidak cukup dalam perusahaan dapat membahayakan. Sebab, ada kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban yang telah jatuh teompo. Tetapi, mempunyai terlalu banyak kas juga tidak sehat. Uang kas yang mnengangur tidak menghasilkan apa-apa. Oleh karena itu, manejement perusahaan perlu melakuka perncanaan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas. Termasuk didalamnya merencanakan sumber-sumber peneriamaan yang diperolleh apabila pada suatu saat mengalami kekurangan kas dan merencanakan pemanfaatannya apabila mengalami kelebihan kas.

Perencanaan arus kas dapat silakukan dengan memuat anggaran kas untuk periode tertentu, misalnya satu tahun, enam bulan, tiga bulan atau sebulan, dimasa mendatang. Anggaran kas dapat digunakan sebagai alat pengendali penerimaan dan pengeluarankas dibandingkan dengan realisasinya. Apabila terjadi penyimpangan yang mencolok, manajemen perusahaan dapat segera melakukan tindakan perbaikan.

Tujuan umum penyusunan angaran kas adalah merencanakan posisi likuiditas sebagai dasar untuk menetukan pinjaman dimasa yang akan datang dan investasi yang akan dilakukan.

Tujuan penyusunan anggaran kas antara lain untuk :

a. Menetukan saldo (posisi) kas akhir setiap periode sebagai hasil dari operasi yang dijalankan.

b. Mengetahui kelebihan (surplus) atau kekurangan (defisit)kas pada waktnya.


(20)

c. Menyelaraskan kas dengaan aset lancar, aset tak lancar, utang, modal, pendapatan, dan beban.

d. Mengetahui sumber kas masuk yang diperoleh selama satu periode dan digunakan untuk apa sumber kas masuk tersebut, hal ini tampak pada arus kas keluar.

e. Mengetahui kapan utang dibayar kembali.

f. Menilai realisasi kas masuk dan kas keluar agar dapat diketahui selisih realisasi dengan anggaran, selisih menguntungkan atau merugikan

g. Memperkirakan seumber kas masa yang akan datang dari arus masuk dan kemana kas tersebut digunakan dari arus keluar. h. Menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas

perusahaan

Anggran kas berguna bagi manajemen sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai keperluan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses

pengambilan keputusan ekonomi, manajemen perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan mengahsilkan kas serta kepastian memperolehnya, dan ssecara rinci kegunaan angaran kas antara lain sebagai berikut :

a. Mengunakannya sebagai dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas secara terus menerus.

b. Menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan pinjaman jangka pendek atau pinjaman jangka panjang atau dengan tambahan modal sendiri untuk menutupi defisit kas.


(21)

c. Menggunakannya sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.

d. Menggunakannya dalam meningkatkan kemampuan membayar kewajiban jangka pendek.

e. Menggunakannya dalam menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada pemegang saham

f. Menggunakannya dalam memperkuat posisi dalam penawaran.

Anggaran kas masuk dan kas keluar besar kecilnya dipengaruhi oleh faktor kegiatan perusahaan, yatiu :

1.Kegiatan operasi

Yaitu kegiatan perusahaan yang bersifat rutin dan terus menerus dilakukan

2. Kegiatan investasi

Yaitu kegiatan yang dapat meningkatkan dan menurunkan aset tak lancar yang digunakan perusahaan.

3.Kegiatan pendanaan

Yaitu kegiatan yang berkaitan dengan uang dan modal sendiri.

Menurut (Nafarin, 2007:312) dalam menyusun anggaran kas ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :

1. Pendekatan kas masuk dan kas keluar (metode langsung)

Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang mencerminkan semua arus kas masuk dan kas keluar dari anggaran jualan, anggaran biaya / beban, dan anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencan laba tahunan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan pendekatan anggaran


(22)

pendek, karena biasanya anggaran dengan metode ini dibuat paling lama periodenya setahun. Selama setahun tersebut periode anggaran dibagi dlam tiap triwulan, bulan, minggu, atau hari. 2. Pendekatan aknying keuangan (metode ikhtisar L/ R) atau metode

tidak langsung.

Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasr akrual menjadi dassr kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan rekening bukan kas, seperti : beban / biaya bayardi muka, depresiasi / penyusutan / penghapusan / amotiasi. Pendekatan ini tidak membutuhkan data yang rinci dan lebih sedikit rinciannya tentang arus kas masuk dan arus kas keluar. Metode ini lebih cocok untuk anggaran kas jangka panjang. Oleh karena itu, metode ini isebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka panjang. Metode ini dikatakan akunting keuangan, karena cara penyusunan anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan nera yang dihasilkan akunting. Oleh karena penyusunan anggaran kas berdsarkan ikhtisar lab rugi dan neraca maka disebut metode tidak langsung.

Anggaran kas dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu :

1. Anggaran kas bentuk tunggal, disusun dengan cara mengelompokan satu kelompok kas masuk dan satu kelompok lagi kas keluar.

2. Anggaran kas bentuk campuran, disusun dengan cara tiap kegiatan kas masuk dikurangi dengan kas keluarnya sehingga dapat diketahui kas masuk bersih atau kas keluar bersih dari masing-masing kegiatan perusahaan.


(23)

Prosedur penerimaan uang dalam perusahaan perlu dirancang sedemilian rua sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang dengan seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima , dan yang mencatat penerimaan uang, untuk perusahan kecil pemisahan demikian tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara ketiga tugas hanya dapat dilakukan leh pemilik perusahaan.

b. Setiap penerimaan uang langsung disetor kebank sebagaimana adanya.

Seperti halnya penerimaan uang, prosedur pengeluaran kas perlu dirancang sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujui dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan perusahaan. Pada dasarnya untuk dapat mengahasilkan sistem pengendalian yang baik, porsedur pengeluaran kas harus dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek, pengeluaran dalam jumlalh kecil dilakukan dengan melalui dana kas kecil.

b.Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenag terlebih dahulu.

c.Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang meyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta mencatat pengeluaran kas.

Salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk mengendalikan pengeluaran kas adalah sistem voucher (voucher sytem). Dalam sistem ini


(24)

diperlukan dokumen intern yang disebut voucher dan jurnal khusus yang disebut buku voucher dan buku cek keluar.

Abu bumi dalam menyusun anggaran kas, membuat taksiran terperinci mengenai setiap unsur penerimaan dan pengeluaran kas. Penerimaan kas berasal dari penerimaan operasional dan operasional.

Pos-pos penerimaan operasional terdiri dari :

1. Tagihan hasil dari proses pencucian film dari konsumen 2. Tagihan dari photo studio

Pos-pos nan operasional terdiri dari ;

1. Jasa giro 2. Bea maerial 3. Bunga deposito

Adapun pengeluaran dibagi atas pengeluaran operasional dan non operasional.

Pengeluaran operasional terdiri dari : 1. Biaya tenaga kerja

2. Biaya kantor 3. Biaya retribusi air 4. Biaya telepon 5. Biaya listrik 6. Biaya bahan kimia

7. Biaya perbaikan dan reparasi bangunan atau mesin

8. Pembelian barang atau pembayaran utang kepada supplier 9. Biaya pengangkutan


(25)

Pengeluaran non operasional terdiri dari : 1. Investasi

2. Lain- lain operasional

Dalam penyusunan anggaran, setiap kepala bagian diinstruksikan untuk menyuusun anggaran masing-masing. Penyusunan anggaran ini dilakukan pada pertengahan bulan atau akhir tahun. Anggaran disusun berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun lalu dan rencana operasional dimasa yang akan datang dengan melihat keadaan sekarang.

Anggaran dari masing-masing kepala bagian yaitu dimulai dari keadaan fisik dan non fisik dari sub bagian, diajukan kepada pemilik. Pemilik dengan dipimpin oleh pemilik untuk membahas anggaran tersebut. Setelah selesai rapat bagian, anggaran tersebut akan diserahkan kepada kepala bagian keuangan dan sb bagian pembukuan untuk ditinjau. Sub pembukuan kemudian menganggarkan pendapatan, biaya pengeluaran perusahaan secara keseluruhan yang dengan arus kas.

Dalam menyusun anggaran kas Abu bumi ini mengikuti pedoman yang umum yaitu dengan meggunakan metode taksiran langsung penerimaan dan pengeluaran kas. Metode ini merupakan taksiran terperinci mengenai setiap unsur yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas. Dan ini sangat berguna untuk mengendalikan arus kas dengan cara membandingkan realisasi dengan anggarannya.

Abu bumi menyusun penerimaan dan pengeluaran kas selama 4 bulan pertama sari semester pertama dalam tahun 2005 sebagai berikut:

Penerimaan :


(26)

Juni . . . .Rp 16.000.000 Juli . . . .. . . .Rp 17.000.000 Agustus . . . .Rp 20.000.000 September . . . Rp 16.000.000

b. Penerimaan piutang yang terkumpul setiap bulannya : Juni . . . .Rp 4.000.000

Juli . . . Rp 2.000.000 Agustus . . . .Rp 3.000.000 September . . . Rp 1.000.000 c.Penerimaan-penerimaan lainnya :

Juni . . . Rp 300.000 Juli . . . Rp 300.000 Agustus . . . .Rp340.000 September . . . . Rp 300.000 Pengeluaran :

a.Pembelian bahan secara tunai setiap bulannya : Juni . . . .Rp 14.000.000 Juli . . . Rp 16.000.000 Agustus . . . .Rp 11.000.000 September . . . Rp 10.000.000 b. Pembayaran upah buruh setiap bulannya :

Juni . . . Rp 5.000.000 Juli . . . .Rp 5.000.000 Agustus . . . Rp 6.000.000 September . . . SRp 5.000.000


(27)

c.Pengeluaran untuk biaya setiap bulannya : Juni . . . .Rp 4 00.000 Juli . . . Rp 600.000 Agustus . . . .Rp 400.000 September . . . Rp 500.000 d. Biaya administrasi setiap bulannya :

Juni . . . .Rp 600.000 Juli . . . Rp 600.000 Agustus . . . .Rp 700.000 September . . . Rp 600.000

e.Pembayaran pajak perseroan dalam bulan juli sebesar Rp. 300.000 Tabel 1 :

Abu bumi

PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS UNTUK BULAN YANG BERJALAN

PERIODE 2003 (000)

Keterangan Juni Juli agustus September

Penerimaan : Hasil penjualan

Tunai Rp 16.000.000 Rp 17.000.000 Rp 20.000.000 Rp 16.000.000

Penagihan utang Rp 4.000.000 Rp 2. 000 Rp 3000 Rp 1.800

Penerimaan lain Rp 300 Rp 300 Rp 340 Rp 300

Jumlah penerimaan Rp.20.300 Rp 19.300 Rp. 23.340 Rp..18.100 Pengeluaran :


(28)

Pembayaran upah Rp. 5.000 Rp. 5.000 Rp. 5.000 Rp. 5.000

Biaya penjualan Rp. 400 Rp. 6.000 Rp. 400 Rp. 500 Biaya Adm & umum Rp. 600 Rp. 600 Rp. 700 Rp. 600

Pembayaran pajak Rp. 300

Jumlah pengeluaran Rp. 20.000 Rp. 22.500 Rp.18.100 Rp.16.100 Surplus (defisit) Rp.300 (Rp.3200) Rp.5240 Rp 2000 Keterangan : Berdasarkan metode taksiran langsung atas penerimaan dan

Pengeluaran kas.

Sumber Abu bumi

Dalam pengawasan kas perusahaan ini menetapkan suatu peraturan prosedur yangmencakup :

1. Penerimaan Kas

Dalam proses penrimaan kas dilakukan oleh customer service. Costumer service melayani pelanggan yang datang untuk melakukan pencucian film dan photo studio atau mengambil hasil yang sudah selesai diproses. Mencatat pembayaran tersebut dalam register kas dan memberikan stempel lunas pada bon aau bill tersebut kepada pelanggan setelah ditandatangani oleh pelanggan sebagai tanda bahwa film yangdicuci atau photo pelanggan sudah diambil dan tidak dapat digunakan lagi untuk pengambilan photo atau film.

2. Penyimpanan kas dan penyetoran ke bank

Uang hasil dari pendapatan jas tersebut pada sore harinyadihitung ulang oleh costumer service untuk diserahkan kepada bagian accounting, jumlah uang itu harus sama dengan data yang ada, lalu bagian accounting menyerahkan uang tersebut kepada cashier untuk disimpan di brankas perusahaan dengan dengan disaksikan oleh kepala bagian keuangan dan pada hari kerja berikutnya akan disetorkan ke


(29)

rekening perusahaan yangada dibank. Hala ini dilakukan untuk menghindarikan tetumpuknya uang kas dalam perusahaan dan juga dapat menghindarikan terjadinya penyelewengan dan hilangnya uang perusahaan seperti :

a. Penyala gunaan uang oleh cashier b. Terjadinya pencurian

c. Kebakaran dan lain-lain

Dalam melakukan perasi usahanya Abu bumi menggunakan jasa bank, sehingga untuk mengeahui saldo kas di bank maka pada akhir bulan bank akan mengirimkan rekening koran bank kepada perusahaan. Berdasarkan rekenng koran ini bagian pembukuan membuat rekonsiliasi bank untuk dapat diketahui penyebab selisih saldo kas menurut bank Abu bumi menggunakan tehnik rekonsiliasi yaitu menyesuaikan saldo buku dan salso bank ke salso yang sbenarnya. Dengan menggunakan metode ini buku kas dan buku bank sama-sama dikoreksi untuk mendapatkan saldo kas yang benar.

3. Pengeluaran kas

Setiap pengeluaran kas pada Abu bumi dilakukan dengan cek dan pengeluaran uang yang jumlahnya kecil dilakukan melalui dana kas kecil. Prosedur pengeluaran chek adalah sebagai berikut :

Chasier membuat bukti kas yang diajukan oleh bagian yang membutuhkan cek tersebut, kemudian bukti kas keluar dan segala pendukungnya diserahkan kepada kepala bagian untuk diperiksa dan kemudian diserahkan kepada pemilik untuk disetujui dan menandatangani cek tersebut. Sedangkan pengeluaran kas yang jumlahnya kecil dapat dikeluarkan dengan persetujuan kepala bagian keuangan.


(30)

Rp. 2.000.000 sebagai kas kecil yang gunanya untuk menangani kebutuhan kas perusahaan yang jumlahnya relatif kecil. Disamping itu pimpinan perusahaan juga mengadakan hubunganbaik dengan bank serta dengan para supplier. Hal ini dilakukan agar mudah bagi perusahaan untuk mendapatkan kredit dalam menghadapi kesulitan keuangan, baik yang diduga maupun yang tak terduga.

B.Pengendalian Internal

Untuk melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahaan harus mengendalikan kas mulai dari diterimanya hingga disetorkan kebank, prosedur semacam ini oleh (Warren, Carl.S ; Reeve, James.M;Fess, Philip.E,2005:363) disebut pengendalian preventif (preventive control) sedangkan prosedur yang dirancang untuk mendeteksi pencurian atau penyalahgunaan kas disebut pengendalian detektif (detective control ) dalam pengertian tertentu, pengendalian detektif juga bersifat preventif (mencegah)karena para karyawan akan berupaya menghindarkan pencurian atau penyalahgunaan bila mereka mengetahui bahwa hal semacam itu kemungkinan besar akan terungkap.

Menurut (Stice, Earl K; stice, James D; Skousen, K.Fred, 2004 :499)karakteristik dasar dari sistem pengendalian adalah sbb:

1) Tanggung jawab yang diserahkan secara khusus untuk menangani tanda terima kas.

2) Pemisahan pemisahan penanganan dan pencatatan tanda terima kas. 3) Penyimpanan harian semua kas yang diterima

4) Sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas. 5) Audit inernal dalam jangka waktu yang tidak tentu

6) Catatan ganda untuk kas di bank dan dipembukuan, dengan rekonsiliasidilaksanakan oleh seseorang diluar fungsi akutaansi.


(31)

Menurut (Weygand, Jerry.J;kieso,Donald.E;Kimmel, Paul.D.2007:454) pengendalian internal (internal control)mencakup rencana organisasi serta metode-metode terkait dan pengukuran yang diadopsi perusahaan untuk :

1. Melindungi aset dari pencurian, perampokan, dan penyelahgunaan oleh karyawan

2. Meningkatkan keakuratan dan kebenaran pencatatan akutansi. Hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan resiko kesalahan ( kesalahan yang tidak disengaja) dan ketidak teraturan (kesalahan yang disengaja dan kesalahanpahaman) dalam proses akutansinya.

1. Prinsip-prinsip Pengendalian Internal

Menurut (weygendt.Jerry.J;Kieso,Donald.E;Kimmel,aul D.2007:455) pengukuran engendalian internal bervariasi tergantung pada ukurandan jenis perusahaan serta filosofi pengendalian manajemen, beberapa prinsip tersebut yakni :

a. Pembentukan tanggungjawab

Karakteristik penting dalam pengendalian internal adalah penyerahan tnggungjawab kepada karyawan tertentu. Pengendalian akan paling efektif jika hanya seseorang yang bertanggungjawab pada sebuah pekerjaan tertentu. b. Pemisahan tugas

Pemisahan tugas (disebut juga pemisahan fungsi atau pembagian kerja) merupakan hal yang tidak terletakkan dalam sistem pengendalian internal. Ada dua penerapan yang umum dari prinsip ini :

1. Aktivitas-aktivitas terkait seharusnya ditugaskan ke orang yang berbeda-beda.

2. Penciptaan akutansibilitas (dengan pencatatan) atas aset yang seharusnya terpisah dari penjagaan fisik aset tersebut.


(32)

c. Prosedur Dokumentasi

Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi sudah terjadi dengan membubuhkan tandatangan (inisial)pada dokumen, pihak yang bertanggungjawab atas transaksi atau peristiwa dapat diidntifikasi.

d. Pengendalian Fisik, mekanik, dan elektronik

Penggunaan pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik adalah penting penting. Pengendalian fisik sangat terkait dengan perlindungan aset. Pengendalian mekanik dan elektronik juga melindungi aset; sebagian mempertinggi keakuratan dan kebenaran pencatatan akutansi.

e. Verifikasi internal independen

Sebagian besar pengendalian internal memberikan verifikasiinternal indefenden. Prinsip ini melibatkan tinjauan, perbandingan, dan rekonsiliasi data yang dibuat oleh karyawan lain. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari verifikasi internal independen :

1. Verifikasi seharusya dilaksanakan setiap periodik atau mendadak

2. Verifikasi seharusnya dilaksanakan oleh seorang yang independenatas karyawan yang bertanggung jawab atas informasi terkait.

3. Perselisihan dan pengecualian seharusnya dilaporkan di tingkat manajemen yang dapat memberikan tindakan korektif.

Di perusahaan besar, verifikasi internal independen sering ditugaskan kepada aditor internal. Auditor internal adalah karyawan perusahaan yang mengevaluasikan secara berkesinambungan tingkat efektivitas sistem pengendalian perusahaan.

f. Pengendalian lainnya

Pengendalian lainnya meliputi :


(33)

Pengikatan melibatkan perolehan asuransi perlindungan atas ketidak tepatan penggunaan aset oleh karyawan yang tidak jujur. Hal ini merupakan metode knstribusi atas penjagaan aset melalui dua cara :

• Pertama, perusahaan asuransi dengan cermat menyaring semua individu sebelummemsukkanya kedalam kebijakan dan mungkin menolak aplikasi yang berisiko.

• Kedua, mengikat karyawan dengan pejelasan bahwa perusahaan asuransi akan menuntut dengan tegas semua pihak yang diduga terlibat.

b. Merotasi tugas karyawan dan meminta karyawan untuk mengambil cuti Metode ini didesain untuk mencegah karyawan dari segala usaha pencurian karena mereka tidak akan mampu menyembuyikan kesalahan mereka secara permanen. Kebanyakan penggelapan di bank ditemukan ketika pelaku sedang cuti atau ditugaskan di tempat yang baru

2. Keterbatasan Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal perusahaan umumnya didesain untuk memberikan jaminan yang logis bahwa aset telah dijaga dengan tepat dan pencatatan akutansi dapat diandalkan. Konsep jaminan yang logis didasarkan pada premis bahwa biaya ntuk mengadakan prosedur pengendalian internal seharusnya tidak melebihi manfaat yang diharapkan.

Menurut (weygendt.Jerry.J;Kieso,Donald.E;Kimmel,aul D.2007:460) faktor-faktor penting dalam setiap pengendalian internal adalah :

1. Unsur manusia

Sistem yang baik dapat menjadi tidak efektif jika karyawan kelelahan, ceroboh, atau lalai.


(34)

2. Ukuran usaha

Diperusahaan kecil, mungkin akan sulit memisahkan tugas atau membuat verifikasi internal independen

Dalam melaksanakan operasi usahanya Abu bumi menggunakan jasa bank, sehingga untuk mengetahui saldo kas di bank maka pada kahir bulan bank akan mengirimkan rekening koran bank kepada perusahaan. Berdasrkan rekening koran ini bagian pembukuan membuat rekonsiliasi bank untuk dapat diketahui penyebab selisih saldo kas menurut bank dan salso kas menurut perusahaan.

Dalam melakukan rekonsiliasi bank Abu bumi menggunakan tehnik rekonsiliasi yaitu menyesuaikan saldo buku dan saldo bank ke saldo sebenarnya.dengan menggunakan metode ini buku kas dan buku bank sama-sama dikoreksiuntuk mendapatkan saldo kas yang benar. Hal-hal yang biasanya menjadi penyebab terjadinya perbedaan antara saldo menurut catatan bank dengan saldo menurut catatan kas adalah sebagai berikut :

1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh bank, misalnya : setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan namun belm diterima bank sampai bulan berikutnya (setoran dalam perjalanan), atau setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, karena laporan bank sudah terlanjur dibuat (setoran dalam perjalanan).

2. Elemen-elemen oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum di catat oleh perusahaan. Contoh : bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam buku perusahaan (jasa giro) atau penagihan wesel oleh bank, sudah


(35)

dicatatoleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya.

3. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran namun bank belum mencatatnya. Misalnya : cek-cek yang beredar (out standing cheks) yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas tetapi oleh yang menerima belum di uangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran. Atau chek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar maka cek tersebut belum merupakan pengeluaran oleh karena itu, jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode.

4. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh perusahaan, misalnya : cek dari langgan yang ditolak oleh bank karena kosong tapi belum dicatat oleh perusahaan. Atau bunga yang diperhitungkan atas overdraft (saldo kredit kas) tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

Selain keempat hal tersebut diatas, perbedaan saldo kas dengan saldo kas menurut laporan bank bisa juga terjadi karena akibat kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini bisa timbul dalam catatat perusahaan maupun dalam catatat bank. Untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank, kesalahan-kesalahan yang ada harus dikoreksi. Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 cara yang berbeda yaitu :

1. Rekonsiliasi saldo akhir yang bisa dibuat dalam 2 bentuk :


(36)

b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas

2. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir yang bisa dibuat dalam 2 bentuk :

a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom)

b. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar (8 kolom)

Setiap akhir bulan setelah tutup buku, bagian akutansi membandingkan saldo rekening perusahaan yang ada di bank dengan saldo buku perusahaan secara teori jumlah saldo ini harus sama, tetapi dalam prakteknya selalu terdapat selisih antara saldo buku perusahaan dengan saldo bank. Oleh karrena itu perlu dibuat rekonsiliasi bank. Tujuan rekonsiliasi bank ini adalah :

1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perbedaan saldo kas di bank dan saldo kas perusahaan.

2. Menciptakan prosedur-prosedur yang dapat mencegah atau memperkecil kesempatan berbuat curang.

Abu bumi dalam menerapkan sistem pengawasan intern menyelenggarakan sistem akutansi yang telah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk melihat lebih jauh prosedur-prosedur yang ditetapkan sehubungan dengan pengawasan intern kas dalam perusahaan, ada baiknya kita melihat struktur organisasi perusahaan yang berhubungan pengelolaan kas.

Bagian-bagian yang berhubungan dengan pengelolaan kas terlihat dalam struktur organisasi perusahaan adalah bagian keuangan.


(37)

Bagian keuangan ini terdiri dari tiga bagian yaitu :

a. Bagian kas yang disebut coustumer service

Bertugas untuk melayani setiap konsumen yang datang untuk mengambil film yang belum diproses atau sudah diproses. Mengumpulkan seluruh penerimaan sebelum diserahkan padan cashier.

b. Cashier

Bertugas menerima semua penerimaan kas dari bagian coustumer service dengan membuat nota penerimaaan kas atau bank dan pada hari kerja berikutnya menyetor hasil penerimaan kas ke bank dan menyerahkan nota tersebut ke bagian pembukuan.

c. Accounting

Bertugas mencatat semua penerimaan dan pengeluaran kas, memeriksa dan mengawasi buku jurnal dan perhitungan harga pokok serta kesesuaian buku pembantu dan buku besar, menganalisa kesimpulan serta mnganalisa unsur-unsur pengalokasian biaya, meninjau kembali pembukuan.

Penggunaan sistem voucher

Pembuatan voucher dilakukan oleh sub bagian pembukuan berdasrkan bukti pendukung dan ditandatangani oleh bagian keuangan.

Penggunaan dana kas kecil

Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran kas yang jumalahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan menggunakan cek. Dana kas kecil ini diserahkan kepada cashier kas kecil


(38)

yang bertanggung jawab terhadap pembayaran dari dan ini dan terhadap jumlah dana kas kecil. Jika jumlah kas kecil tinggal sedikit, cashier kas kecil akan meminta agar danayaditambah. Penambahan dana kas kecil kadang-kadang dilakukan setiap periode tertentu. Dalam hal ini pihak manajemen Abu bumi menentukan dana kas kecil adalah sebesar Rp. 2.000.000,00

Pemeriksaan dengan tiba-tiba

Sub bagian pengelolaan kas membuat laporan secara rutin laporan penerimaan laporan pengeluartan kas. Untuk memastikan apakah saldo kas memang benar, maka kepala bagian keuangan melakukan pemeriksaan secara tiba-tiba. Pemeriksaan ini dilakukan minimal dua bulan sekali yang waktunya tidak ditentukan.

Pemeriksaan meliputi ketetapan catatan akutansi dalam buku besar dan perhitungan fisik kas. Prosedur penerimaan dan engeluaran kas juga tidak luput dari pemeriksaan untuk meneliti apakah prosedur yang dijalakan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dengan adanya pemeriksaan ini diharapkan melindungi harta perusahaan dengan baik dan mendorong agar setiap prosedur yang telah ditetapkan dilakukan sesuai dengan sebagaimana mestinya.

3. Pengawasan Intern Penerimaan Kas

Agar pengawasan kas sesuai dengan kebijakansanaan perusahaan maka arus kas masuk dan keluar harus diawasi.

Sumber penerimaan kas dalam perusahaan berasl dari penerimaan kas dari piutang.dalam pengendalian intern yang baik, setiap penerimaan kas disetor dalam jumlah penuh kebank pada hari kerja berikutnya. Tapi tidak diperkenankan melakukan pengeluaran kas dari kas yang diterima dari sumber-sumber tersebut.


(39)

Dengan demikan catatan penerimaan kas dapat direkonsiliasikan dengan catatan kas perusahaan dengan catatan setoran kebank yang dapat direkening korakan. Dengan kata lain catatan kas perusahaan dapat dicek ketelitiannya dengan cara membandingkannya dengan catatan bank.

Pengawasan intern penerimaan kas pada Abu bumi dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Fungsi yang menerima kas dari langganan adalah costumer service dan costumer service menyerahkan langsung setiap penerimaan yang diterimam dari konsumen kepada cashier.

b. Cashier menerima kas dan menerima data dari costumer service yang jumlahnya sama dengan data yang ada dari costumer service yang jumlahnya sama dengan data yang ada kemudian membuat daftar laporan rangkap tiga, satu untuk bagian pembukuan, satu untuk kepala bagian dan satu lagi untuk cashier.

Berdasrkan laporan ini bagia pembukuan melakukan pencatatan penerimaan kas dengan jurnal :

Kas Rp XXX

Piutang usaha Rp XXX

c. Bagian pembukuan setiap harinya menerima daftar jumlah piutang dari cashier.

Bagian pembukuan akan mencatatat piutang ini dengan jurnal :

Piutang Rp XXX

Pendapatan kotor Rp XXX d. Setiap saldo uang kas diperiksa oleh kepala bagian keuangan.


(40)

e. Pada waktu tutup kas kebenaran buku kas, bukti-bukti pendukung dan saldo kas yang ada diperiksa oleh kepala bagian keuangan :

f. Seluruh penerimaan setiap hari disetorkan ke bank oleh cashier

g. Setiap saldo kas dilaporkan oleh kepala bagian keuangan kepaa pemilik

h. Apabila suatu hari cashier tidak dapat meyetorkan kas kebank karena bank telah tutup, maka kas tersebut disimpan dibrankas perusahaan yang dilakukan oleh cashier, disaksikan oleh kepala bagian keuangan dan kunci disimpan oleh kepala bagian keuangan.

i. Yang melakukan rekonsiliasi bank adalah bagian akutansi. 4. Pengawasan intern pengeluaran kas

Pengawasan intern yang baik mengharuskan setiap pengeluaran kas dilakukan dengan cek dan untuk pengeluaran yang tidak biasa dilakukan dengan cek (karena jumlahnya relatif kecil), dilakukan dengan melalui dana kas kecil. Pengeluaran kas dengan cek dapat menghindari terjadinya penyalahgunaan akan kas, karena kas tersebut akan langsung diterima oleh perusahaan yang berhak menerimanya dan memungkinkan dikibatkannya oihak ketiga (dalam hal ini bank), untuk ikut serta mengawasi pengeluaran kas perusahaan. Dengan demikian pengeluaran kas ini tidak hanya menyangkut pengeluaran kas dengan cek saja, sedangkan pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek dilakukan dan diatur dengan sistem dana kas kecil.

Adapun fungsi yang terkait dalam prosedur pengeluaran kas dengan cek adalah : 1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas

2. Fungsi kas 3. Fungsi akutansi


(41)

Pengawasan intern pengeluaran kas yang diterapkan oleh Abu bumi dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Perusahaan ini dalam melakukan pembayaran menggunakan voucher b. Bagian pembukuan membuat voucher rangkap dua atas pembelian kreit

dan diserahkan kepada kepala bagian keuangan untuk diperiksadan dibukukan.

c. Voucher dan seluruh lampirannya berupa faktur atau kwitansi tersebut diserahkan kepada pemilik intuk disetujui dikeluarkan

d. Voucher tersebut tidak akan berlaku bila salah sau tidak menandatanganinya

e. Voucher yang sudah ditandatangani dikembalikan kepada kepala bagian keuangan. Dan apabila voucher telah siap untuk dibayarkan maka voucher tersebut diserahkan kepada cashier untuk dibuatkan cek.

f. Lalu cek beserta voucher diserahkan pada kepala bagian keuangan untuk diperiksa kebenaran jumlahnya apakah telah sesuai dengan chek dan membukukan cek tersebut dalam register cek

g. Cek dan voucher tersebut diserahkan kepada cashier untuk dibayarkan, sipenerima cek harus menandatangani voucher dan cek tersebut

h. Kemudian cek tersebut diserahkan kepada cashier untuk dibayrkan, sipenerima cek harus menandatangani voucher sebesar cektersebut

i. Kemudian voucher yang telah ditandatangani tersebut satu lembar diberikan kepada bagian akutansi.


(42)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Dalam aktiva perusahaan, kas adalah aktiva paling lancar sehingga dalam neraca, dicantumkan pada urutan pertama dari pos yang merupakan aktiva lancar yang berarti bahwa kas yang tersedia atau pun simpanan komersial yang ada di bank ataupun dimana saja dan bebas dipakai tanpa memerlukan jangka waktu yang lama.

Syarat suatu elemen diterima yang dapat disamakan dengan kas adalah :

1. Dapat diterima setiap saaat sebagai alat pembayaran, khususnya dikalangan bisnis. 2. Dapat disetor sebagai atau kedalamrekening gioro dibank pada setiap saat sesuai

dengan nilai nominalnya.

Abu bumi telah menetapkan pilihan yang dianggap sebagai metode yang paling efektif sesuai dengan keadaan dan kondisi perusahaan. Adapun pengawasan intrn kas yang diterpkan dalam perusahaan ini adalah sebagai berikut :

1. Menyetorkan setiap hari penerimaan kas dan melakukan rekonsiliasi

Abu bumi menyetorkan semua penerimaan kas kebank setiap hari.ha; ini dilakukan untuk menghindarkan tertumpuknya uang kas dalam perusahaan dan juga dapat

menghindari terjadinya peyelewengan dan hilangnya uang perusahaan seperti : penyalahgunaan uang oleh kasir, terjadinya pencurian, kebakaran dan lain-lain. Abu bumi melaksanakan hal ini dalam mengawasi penerimaan kas perusahaan.

Bila dilihat secara seksama prosedur penerimaan dan pengawasan kas perusahaan ini telah memenuhi kriteria pokok untuk tercapainya suatu sistem pengawasan intern yang baik, dimana telah terdapat adanya pemisahan ugas antara fungsi penerimaan, fungsi pencatatan dan fungsi penyimpangan kas. Hal ini dapat terlihat dari pemisahan kegiatan yang menangani penerimaan kas dilakukan oleh kasir, yang melakukan


(43)

pencatatan transaksi yang berkenaan denga kas dilakukan oleh bagian pembukuan dan yang melakukan penyimpangan kas yang dilakukan oleh bank.

2. Penggunaan sistem voucher

Abu bumi telah menerapkan dengan benar sistem voucher dimana setiap pengeluaran kas dilakukan dengan cek dan pengeluaran kas yang kecil yang pengeluarannya harus diketahui oleh pemilik.

3. Sistem dana kas kecil

Pembahasan dana kas kecil dapat dilakukan melalui 2 metode yaitu : a. Sistem imprest

Dengan sistem ini jumlah uang dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada cashier kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Apabila jumlah dana kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, cashier kas kecil minta pengisian kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dibayar melalui kas kecil.pengisian kembali dana kas kecil pada akhir periode dilakukan agar biaya-biaya yang sudah dibayr dari kas kecil bisa dicatatat karena dalam sistem imprest pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru dicatatat pada saat pengisian kembali.

b. Sistem flukt uasi

Perbedaan sistem ini dengan sistim imprest adalah metode ini saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran kas kecil. Dengan meode ini setiap terjadi

pengeluaran langsung dicatatat. 4. Pemeriksaan oleh internal auditor


(44)

Pemeriksaan oleh auditor secara kontiniu pada waktu yang tidak ditentukan dan dilakukan secara tiba-tiba, merupakan suatu langkah bagian dari sistem pengawasan kas. Abu bumi melakukan hal ini guna melakukan pagawasan intern kas.

Pada abu bumi pemeriksaan dengan tiba-tiba dilakukan oleh manager accounting and finance. Dilihat dari kelayakanya kedua bagian ini kurang layak karena untuk memeriksa kas perusahaan karena keduanya terlibat langsung dalam pengelolaan kas. Seharusnya perusahaan ini menggunakan tenaga internal audit yang diperlukan untuk melakukan pengawasan intern, tetapi Abu bumi belum mempunyai internal audit secara khusus.

A. Pengawasan intern kas

Sebagian besar pengukuran akutansi didasarkan atas arus kas dimasa yang lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Apabila diperhatikan item-item dalam neraca maka kas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mudah digunakan

b. Tidak mempunyai tanda khusus yang dapat menunjukkan siapa pemiliknya c. Mempunyai fisik yang kecil, mudah disimpan atau disembuyikan.

Disebabkan ciri-ciri diatas maka biasanya kas selalu menjadi objek penyelewengan dana kalau sudah terselewengkan. Biasanya sukar untuk

menemukannya kembali, oleh sebab itu perlu dibuat suau sistem pengawasan intern terhadap kas agar penyelewengan dapat dihindari aau setidaknya dapat diperkecil. Kerugian yang terjadi akibat adanya penyelewengan terhadap kas hanya dapat dicegah dengan melakukan pengawasan yang ketat mulai dari kas tersebut diterima dari

pelanggan sampai saat disimpan direkening perusahaan.

Penyusunan suatu prosedur penerimaan kas harus memperhatikan pemisahan fungsi antara staf yang melakukan, menerima dan menyimpan kas serta


(45)

pencatatannya. Penerima kas harus didukung oleh bukti-bukti atau formulir-frmulir yang telah ditentukan dengan baik.

Adapun hal yang perlu diperhatikan agar pengawasan intern kas dalkamk peruksahaan dapat berjalan dengan baik adalah sebagai berikut :

a. Tanggung jawab untuk menangani penerimaan kas dilimpahkan secara

spesifikasi pada suatu orang yang bertujuan untuk dapat mempertanyakan dan mengidentifikasikan pada pemegang kas bila terdapat kekurangan hasil penjualan.

b. Setiap penerimaan kas terlebih dahulu dicatatat dan dihitung ketetapan jumlah kas dengan data penjualan sebelum diserahkan ke cashier untuk disimpan dan pada hari kerja berikutnya disetorkan ke rekening perusahaan di bank

c. Pemisahan orang yang mencatatat penerimaan kas dengan orang yang menangani fisik kas.

d. Penerimaan kas setiap hari sebaiknya langsung disetorkan kebank e. Dalam melakukan rekonsiliasi, harus dilakukan oleh orang yang tidak

menangani kas atau orang yang menyelenggarakan pembukuan.

f. Tanggung jawab untuk penerimaan kas, pencatatan kas dan penyimpanan kas harus dipisahkan.

Dan juga dikatakan bahwa semua penerimaan kas yang harus dibuat bukti penerimaan kas dan diotorisasi yang berwenang dan adanya perhitungan yang secara mendadak jumlah uang kas oleh staf independent serta adanya rotasi pegawai yang bertugas dalam pengelolaan kas.


(46)

sama halnya dengan intern penerimaan, maka dalam pengawasan intern pengeluaran kas, dilakukan hal-hal berikut :

a. Setiap pembayaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang. b. Cek yang ditarik harus beruntun sesuai dengan nomornya dan semua nomor

yang dipergunakan atau dibatalkan harus dipertanggung jawabkan

c. Semua cek yang ditarik untuk pembayaran harus ditandatangani oleh dua orang secara bersama-sama

d. Adanya faktur-faktur dan dokumen-dokumen yang disetujui untuk melakukan pembayaran

e. Faaktur yang dibayar harus dibubuhi tanda lunas

f. Pemisahan orang yang menangani cek dengan orang yang menyimpan cek

Pengeluaran kas dengan cek dapat menghidari terjadinya penyalahgunaan akan kas dan kas tersebut akan langsung diterima oleh perusahaan yang berhak

menerimanya dan kemungkinan dilibatkannya pihak ketiga ( dalam hal in bank), untuk ikut serta mengawasi pengeluaran kas perusahaan. Dengan demikian pengeluaran kas ini tidak hanya menyangkut pengeluaran kas dengan cek saja, sedangkan pengeluaran kas yang tidak menggunakan cek diatur dengan sistem dana kas kecil.

Pada Abu bumi pengawasan penerimaan dan pengeluaran biaya dibagi atas dua kategori yaitu :

a. Pengawasan terhadap orang yang mengelola kas yaitu :

• Fungsi pengeluaran kas dilakukan oleh cashier dab fungsi pencatatan pengeluaran kas dilakukan oleh sub bagian pembukuan. Kedua fungsi ini dipisahkan dan dijabat oleh orang yang berbeda.


(47)

• Didalam Abu bumi ditetapkan pejabat-pejabat tertentu yang

berwenang menandatangani cek, giro, dan alat pembayaran lainnya

• Penandatanganan cek hanya dilakukan oleh pemilik

• Yang melakukan rekonsiliasi bank adalah akutansi dan bagian kas dan menandatangani cek atau menyetujui pembayaran adalah pemilik, kedua fungsi ini dilakukan oleh dua orang yang berbeda.

• Seluruh bukti pengeluaran kas ditandangani leh kepala bagian dan pemilik sebagai bukti bahwa pengeluaran kas diketahui dan disetujui oleh pemilik.

• Sebelum melakukan pengeluaran kas, cashier harus terlebih dahulu meneliti bukt i-bukti pendukungnya apakah sudah memenuhi syarat pembayaran

• Apabila pembayaran telah dilakukan, maka semua dokumen pendukung harus diberi cap agar tidak dapat digunakan lagi. b. Pengawasan terhadap titik kas yaitu :

• Pada waktu tutup buku kas, diadakan pemeriksaan terhadap saldo uang kas dan bukti-bukti pendukungnya oleh pemilik

• Semua penerimaan kas setiap hari disetorkan ke bank

• Cashier membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas setiap hari] Dari uaraian diatas, dapat dikatakan bahwa sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan oleh perusahaan ini sudah cukup baik. Dimana setia penerimaan kas yang diterima oleh cashier langsung disetorkan oleh cashier dan dibuat bukti penerimaan berupa voucher penerimaan yang diotorisasi oleh yang berwenang. Namun dalam hal ini pihak perusahaan melakukan perhitungan jumlah uang kas yang sudah ada dalam perusahaan secara mendadak oleh orang yang independent dan juga tidak mengadakan rotasi pegawai yang


(48)

mengelola kas sehingga ini merupakan kekurangan atau kelemahan dari struktur pengawasan intern yang ada dalam perusahaan.

Dan setelah dibandingkan dengan sistem pengeluaran kas yang diterapkan pada Abu bumi dapat dikatakan sudah cukup baik. Ini terlihat dengan adanya bukti-bukti yang

mendukung pengeluaran kas dan kemudian dibuat voucher pengeluaran kas yang sudah diotorisasi dan disetujui oleh pihak yang berwenang.

Dari penjelasan-penjelasandiatas terlihat bahwa pengawasan intern kas perusahaan ini telah menerapkan segi yang paling penting terhadap penganan kas yaitu penganan terhadap orang yang mengelola kas maupun menangani terhadap fisik itu sendiri. Suatu sistem akutansi yang baik harus memperhatikan kedua segi tersebut diatas untuk tujuan pengawasan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah diterapkan.


(49)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini, penulis akan merumuskan kembali pembahasan dalam bentuk kesimpulan serta mencoba memberikan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan ini.

Kesimpulan dan saran ini didasarkan atas uraian tentang perencanaan dan pengawasan kas ditinjau dari sudut teori serta analisa terhadap pelaksanaan perencanaan dan pengawasan kas dalam perusahaan ini.

A. Kesimpulan

Perencanaan dan pengawasan kas pada perusahaan ini, telah dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat terlihat dengan jelas yaitu sebagai berikut :

1. Perusahaan ini telah mempunyai struktur organisasi yang cukup memadai. Hal ini dapat terlihat dengan adanya pembagian aktivitas kerja, pemisahan fungsi dan tanggung jawab serta pendelegasian wewenang yang jelas dalam perusahaan, dalam struktur oraganisasi terdapatadanya pembagian kerja yang akan menjelaskan apa yang akan dikerjakan. Disamping itu juga terdapat kesatuan perintah organisasi yang menjelaskan batas wewenang yang diberikan kepada seseorang dalam

melaksanakan tugas pekerjaannya, sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam hal pemberian perintah.

2. Guna memperbesar semua kegiatan organisasi perusahaan telah menetapkan suatu sistem pengawasan intern. Secara umum sistem pengawasan intern kas dalam perusahaan telah dilaksankan dalamperusahaan ini. Dinilai sudah cukup baik memadai karena telah melaksanakan tehnik pengawasan intern kas yang baik yaitu a. Menyetorkan semua penerimaan kas ke bank setiap hari dan melakukan


(50)

b. Menciptakan prosedur-prosedur yang dapat mencegah dan memperkecil kesempatan untuk berbuat curang

c. Menggunakan sistem voucher

3. Proses penyusunan anggaran kas dimulai dari setiap bagian yang ada berarti melibatkan unsur yang ada dalam perusahaan dengan kebutuhan masing-masing. 4. Sumber penerimaan kas pada anggaran kas dikelompokkan atas penerimaan

operasional dan non operasional demikian juga dengan pengeluaran kas. 5. Pengawasan kas pada perusahan ini telah dilakukan dengan baik, hal ini dapat

dilihat bahwa dalam proses peangawasan anggaran kas disamping berguna sebagai alat pengontrol penerimaan dan pengeluaran kas juga berguna sebagai alat untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perusahan yaitu dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya

6. Sistem pengawasan fisik kas pada perusahaan sudah cukup bai, dimana semua penerimaan kas setiap hari disetorkan ke bank pada hari kerja berikutnya sehingga tidak terdapat uang kas yang tertumpuk di dalm perusahaan.

7. Laporan kas dibuat setiap hari sehingga keadaan keuangan perusahaan dapat diketahui setiap hari

8. Adanya penggunaan dana kas kecil untuk menangani kebutuhan perusahaan sehari-hari yang jumlahnya relatif kecil, sehingga dapat mencegah dan memperkecil penyelewengan atau kecurangan terhadap kas hingga penggunaan kas lebih efesien B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masi8h bjauh dari sempurna, dengan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis masih sangat terbatas. Namun penulis menilai bahwa secara umum pelaksanaan perencanaan dan pengawasan kas pada perusahaan ini cukup baik. Pada bagian terakhir penulisan ini, penulis akan mencoba memberikan


(51)

sumbangan pemikiran atau saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan.

Penulis akan memberikan saran yang bertitik tolak dari perbandingan hasil penelitian pada perusahaan ini seperti diuraikan dengan teori-teori yang berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan kas, yaitu sebagai berikut :

1. Meskipun struktur organisasi perusahaan sudah cukup baik, tetapi dengan melihat aktivitas perusahaan yang cukup luas maka dianjurkan untuk meningkatkan kualitas yang menangani bidang-bidang yang memerlukan keahlian untuk mendukuing terlaksananya praktek-praktek yang sehat. Dengan cara dibuatnya peraturan-peraturan pad karyawan dengan mendatangkan ahli dan lain sebagainya. 2. Pelayanan umum seperti perusahaan ini, diharapkan atau dituntut semua karyawan yang bekerja pada bidangnya masing-masing memiliki sikap profesionalisme yaitu sikap prilaku yang mampu mengaktulisasi keahlian (skill) dalam setiap tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Maka unsur manusia dalam organisasi perusahaan ini harus ditangani secara cermat dan teliti sehingga segala kemampuan, waktu dan tenaganya benar-benar dapat dimanfaatkan secara produktif, yaitu dengan cara menempatkan orang-orang dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya dan keahliannya sehingga t5idak terjadi interfensi antar bagian dalam perusahaan tersebut.

3. Penulis melihat adanya lonjakan penjualan yang luar biasa pad bulan agustus jadi perlu kiranya dilakukan pengawasan yang lebih ketat pada bulan itu atau melakukan pemeriksaan dengan tiba-tiba minimal dalm 1 bulan 3 kali guna memperkecil penyelewengan terhadap kas.

4. Tempatkan orang yang mempunyai loyalitas tinggi dalam perusahaan, hal ini sangat menguntungkan perusahaan karena orang yang berloyalitas tinggi akan


(52)

setia bekerja pada perusahaan. Dengan loyalitas itu maka perusahaan jika meberikan pelatihan-pelatihan tidak akan sia-sia.

5. Menurut penulis perlu kiranya ada internal secara khusus pada perusahaan yang berkedudukan langsung diatas kepala bagian keuangan. Hal ini didasarkan atas pertimabangan independensinya, dengan adanya internal auditor diharapkan dapat membantu tujgas pimpinan perusahaan dalam memberikan informasi yang cepat dan tepat, karena internal auditor dapat memantau seluruh pelaksanaan kerja tiap bagian.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Weygandt, Jerry J and Kieso, Donald E and Kimmel, Paul D, Accounting Principles Pengantar Akutansi, Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007

Ikatan Akuntan Indonesai, Standar Akutansi Keuangan, penerbit salemba Empat, Jakarta, 2007

Kieso, E Donald and Weygand, Jerry J and Warfierld, D Terry, Akutansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002

Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007

Nazir, Moh, Metode Penelitian, Cetakan keenam, penerbit Ghalia Indonesia, Bogor Selatan

M, Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Edisi kesatu, penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Mulyadi, Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manejemen, Edisi ketiga, penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Stice,earl K and Stice, James D and Skousen, K. Fred, Akutansi Intermediate, Edisi Kelima belas, penerbit salemba empat, Jakarta, 2004

Warren, Carl S: Reeves, James M;Fess,Philip E, Pengantar Akutansi, Edisi ke21, Salemab empat, Jakarta, 2005

Ginting, Paham dan Helhi Syafrizal, Filsafat Ilmu dan Metode Riset, penerbit USU press, Medan, 2008.


(54)

(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini, penulis akan merumuskan kembali pembahasan dalam bentuk kesimpulan serta mencoba memberikan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan ini.

Kesimpulan dan saran ini didasarkan atas uraian tentang perencanaan dan pengawasan kas ditinjau dari sudut teori serta analisa terhadap pelaksanaan perencanaan dan pengawasan kas dalam perusahaan ini.

A. Kesimpulan

Perencanaan dan pengawasan kas pada perusahaan ini, telah dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat terlihat dengan jelas yaitu sebagai berikut :

1. Perusahaan ini telah mempunyai struktur organisasi yang cukup memadai. Hal ini dapat terlihat dengan adanya pembagian aktivitas kerja, pemisahan fungsi dan tanggung jawab serta pendelegasian wewenang yang jelas dalam perusahaan, dalam struktur oraganisasi terdapatadanya pembagian kerja yang akan menjelaskan apa yang akan dikerjakan. Disamping itu juga terdapat kesatuan perintah organisasi yang menjelaskan batas wewenang yang diberikan kepada seseorang dalam

melaksanakan tugas pekerjaannya, sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam hal pemberian perintah.

2. Guna memperbesar semua kegiatan organisasi perusahaan telah menetapkan suatu sistem pengawasan intern. Secara umum sistem pengawasan intern kas dalam perusahaan telah dilaksankan dalamperusahaan ini. Dinilai sudah cukup baik memadai karena telah melaksanakan tehnik pengawasan intern kas yang baik yaitu a. Menyetorkan semua penerimaan kas ke bank setiap hari dan melakukan


(2)

b. Menciptakan prosedur-prosedur yang dapat mencegah dan memperkecil kesempatan untuk berbuat curang

c. Menggunakan sistem voucher

3. Proses penyusunan anggaran kas dimulai dari setiap bagian yang ada berarti melibatkan unsur yang ada dalam perusahaan dengan kebutuhan masing-masing. 4. Sumber penerimaan kas pada anggaran kas dikelompokkan atas penerimaan

operasional dan non operasional demikian juga dengan pengeluaran kas. 5. Pengawasan kas pada perusahan ini telah dilakukan dengan baik, hal ini dapat

dilihat bahwa dalam proses peangawasan anggaran kas disamping berguna sebagai alat pengontrol penerimaan dan pengeluaran kas juga berguna sebagai alat untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perusahan yaitu dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya

6. Sistem pengawasan fisik kas pada perusahaan sudah cukup bai, dimana semua penerimaan kas setiap hari disetorkan ke bank pada hari kerja berikutnya sehingga tidak terdapat uang kas yang tertumpuk di dalm perusahaan.

7. Laporan kas dibuat setiap hari sehingga keadaan keuangan perusahaan dapat diketahui setiap hari

8. Adanya penggunaan dana kas kecil untuk menangani kebutuhan perusahaan sehari-hari yang jumlahnya relatif kecil, sehingga dapat mencegah dan memperkecil penyelewengan atau kecurangan terhadap kas hingga penggunaan kas lebih efesien

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masi8h bjauh dari sempurna, dengan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis masih sangat terbatas. Namun penulis menilai bahwa secara umum pelaksanaan perencanaan dan pengawasan kas pada perusahaan ini cukup baik. Pada bagian terakhir penulisan ini, penulis akan mencoba memberikan


(3)

sumbangan pemikiran atau saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan.

Penulis akan memberikan saran yang bertitik tolak dari perbandingan hasil penelitian pada perusahaan ini seperti diuraikan dengan teori-teori yang berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan kas, yaitu sebagai berikut :

1. Meskipun struktur organisasi perusahaan sudah cukup baik, tetapi dengan melihat aktivitas perusahaan yang cukup luas maka dianjurkan untuk meningkatkan kualitas yang menangani bidang-bidang yang memerlukan keahlian untuk mendukuing terlaksananya praktek-praktek yang sehat. Dengan cara dibuatnya peraturan-peraturan pad karyawan dengan mendatangkan ahli dan lain sebagainya. 2. Pelayanan umum seperti perusahaan ini, diharapkan atau dituntut semua karyawan yang bekerja pada bidangnya masing-masing memiliki sikap profesionalisme yaitu sikap prilaku yang mampu mengaktulisasi keahlian (skill) dalam setiap tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Maka unsur manusia dalam organisasi perusahaan ini harus ditangani secara cermat dan teliti sehingga segala kemampuan, waktu dan tenaganya benar-benar dapat dimanfaatkan secara produktif, yaitu dengan cara menempatkan orang-orang dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya dan keahliannya sehingga t5idak terjadi interfensi antar bagian dalam perusahaan tersebut.

3. Penulis melihat adanya lonjakan penjualan yang luar biasa pad bulan agustus jadi perlu kiranya dilakukan pengawasan yang lebih ketat pada bulan itu atau melakukan pemeriksaan dengan tiba-tiba minimal dalm 1 bulan 3 kali guna memperkecil penyelewengan terhadap kas.

4. Tempatkan orang yang mempunyai loyalitas tinggi dalam perusahaan, hal ini sangat menguntungkan perusahaan karena orang yang berloyalitas tinggi akan


(4)

setia bekerja pada perusahaan. Dengan loyalitas itu maka perusahaan jika meberikan pelatihan-pelatihan tidak akan sia-sia.

5. Menurut penulis perlu kiranya ada internal secara khusus pada perusahaan yang berkedudukan langsung diatas kepala bagian keuangan. Hal ini didasarkan atas pertimabangan independensinya, dengan adanya internal auditor diharapkan dapat membantu tujgas pimpinan perusahaan dalam memberikan informasi yang cepat dan tepat, karena internal auditor dapat memantau seluruh pelaksanaan kerja tiap bagian.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Weygandt, Jerry J and Kieso, Donald E and Kimmel, Paul D, Accounting Principles

Pengantar Akutansi, Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007

Ikatan Akuntan Indonesai, Standar Akutansi Keuangan, penerbit salemba Empat, Jakarta, 2007

Kieso, E Donald and Weygand, Jerry J and Warfierld, D Terry, Akutansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002

Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007

Nazir, Moh, Metode Penelitian, Cetakan keenam, penerbit Ghalia Indonesia, Bogor Selatan

M, Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Edisi kesatu, penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Mulyadi, Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manejemen, Edisi ketiga, penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Stice,earl K and Stice, James D and Skousen, K. Fred, Akutansi Intermediate, Edisi Kelima belas, penerbit salemba empat, Jakarta, 2004

Warren, Carl S: Reeves, James M;Fess,Philip E, Pengantar Akutansi, Edisi ke21, Salemab empat, Jakarta, 2005

Ginting, Paham dan Helhi Syafrizal, Filsafat Ilmu dan Metode Riset, penerbit USU press, Medan, 2008.


(6)