Belajar Matematika Kajian Pustaka 1. Belajar

menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan meng- gunakan hubungan-hubungan. Ide manusia tentang matematika berbeda- beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Matematika merupakan ilmu yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika perlu diberikan kepada semua siswa untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin. Hal ini sesuai dengan yang tercantun dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran GBPP matematika, dalam Soedjadi, 2000:42 yakni: matematika. 2. Memiliki pengetahuan matematika sebagai peningkatan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi. 3. Memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan per- luasan dari matematika sekolah tingkat menengah dan untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Mempunyai pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, Belajar matematika perlu disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa, dimulai dari hal yang konkrit menuju abstrak. Belajar matematika juga melibatkan struktur hierarki yang mempunyai tingkatan lebih tinggi dan dibentuk atas dasar pengalaman yang sudah ada, sehingga belajar matematika harus terus-menerus dan berurutan. Belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa belajar matematika adalah proses dalam diri siswa yang hasilnya berupa perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan dan untuk menerapkan konsep-konsep, struktur dan pola dalam matematika sehingga menjadikan siswa berfikir logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kesalahan Siswa dalam Matematika

Objek dasar yang dipelajari dalam matematika adalah abstrak. Salah satu objek dasar itu ialah konsep. Menurut Rosser dalam Dahar, 1996:80 konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Semakin tinggi jenjang sekolahnya, semakin besar pula tingkat keabstrakannya, sehingga pembelajaran diarah- kan kepada pencapaian kemampuan berpikir abstrak siswa. Pengetahuan dalam berpikir abstrak dibentuk dikonstruksi oleh siswa itu sendiri, maka tidak mustahil terdapat kesalahan dalam mengonstruksi pengetahuannya. Guru perlu memahami sifat kesalahan siswa tersebut. Subandi 2007:12 mengungkapkan bahwa perkembangan intelektual dan matematis tidak ter- lepas dari adanya kesalahan dan kekeliruan. Kesalahan siswa dalam mengonstruksi pengetahuannya dapat disebabkan oleh kemampuan siswa yang terbatas sehingga pengetahuan yang dikonstruksi tidak utuh. Menurut Soedjadi 2000: 94, kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal matematika, di antaranya : Kesalahan prosedur dalam menggunakan algoritma prosedur pe- kerjaan, misalnya kesalahan melakukan operasi hitung. 2. Kesalahan dalam mengorganisasikan data, misalnya kesalahan me- nuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari suatu soal. 3. Kesalahan dalam pemanfaatan simbol, tabel dan grafik yang memuat suatu informasi. 4. Kesalahan dalam melakukan manipulasi secara matematis, misalnya kesalahan dalam menggunakanmenerapkan aturan, sifat-sifat dalam menyelesaikan soal. 5. Kesalahan dalam membuat kalimat atau model matematika, misalnya kesalahan dalam menerjemahkan kalimat cerita. 6. Kesalahan dalam menarik kesimpulan, misalnya, kesalahan dalam me Sementara itu, Widdiharto 2008: 41 mengungkapkan bahwa beberapa ahli menggolongkan jenis-jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika diantaranya: salah dalam menggunakan kaidah komputasi atau salah pemahaman konsep, kesalahan penggunaan operasi hitung, algoritma yang tidak sempurna, serta mengerjakan dengan serampangan. Kesalahan lain yang sering dijumpai adalah kesalahan penulisan rumus. Kesalahan ini sangat berpengaruh pada jawaban siswa. Kesalahan penulisan rumus akan menyebabkan jawaban salah total. Salah satu penyebab siswa tidak mampu menyelesaikan soal dengan benar adalah kesulitan belajar. Misbah 2007 mengungkapkan bahwa kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Siswa yang mengalami kesulitan adalah siswa yang tidak mampu menggunakan pengetahuan, kepandaian, dan keterampilannya. Hal ini selaras dengan pendapat Hamalik 2001:120 yang mengungkapkan bahwa kesulitan adalah ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 61

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Berkemampuan Awal Tinggi Kelas VII SMP Negeri 29 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 62

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 20 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 54

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP (Studi Pada Siswa Kelas VII SMPN 20 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 53

IDENTIFIKASI FAKTOR KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN (Studi pada Siswa Kelas VIIIA Semester Genap SMPN 10 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

2 17 57

IDENTIFIKASI KESALAHAN PEMAHAMAN KONSEP GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

4 31 53

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL URAIAN BERBENTUK SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 26 186

PROFIL DEFRAGMENTING STRUKTUR BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN LINGKARAN SISWA SMPN 3 MUNJUNGAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 6 28

PROFIL DEFRAGMENTING STRUKTUR BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN LINGKARAN SISWA SMPN 3 MUNJUNGAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

PROFIL DEFRAGMENTING STRUKTUR BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN LINGKARAN SISWA SMPN 3 MUNJUNGAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 28