Kesalahan Siswa dalam Matematika

2. Kesalahan dalam mengorganisasikan data, misalnya kesalahan me- nuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari suatu soal. 3. Kesalahan dalam pemanfaatan simbol, tabel dan grafik yang memuat suatu informasi. 4. Kesalahan dalam melakukan manipulasi secara matematis, misalnya kesalahan dalam menggunakanmenerapkan aturan, sifat-sifat dalam menyelesaikan soal. 5. Kesalahan dalam membuat kalimat atau model matematika, misalnya kesalahan dalam menerjemahkan kalimat cerita. 6. Kesalahan dalam menarik kesimpulan, misalnya, kesalahan dalam me Sementara itu, Widdiharto 2008: 41 mengungkapkan bahwa beberapa ahli menggolongkan jenis-jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika diantaranya: salah dalam menggunakan kaidah komputasi atau salah pemahaman konsep, kesalahan penggunaan operasi hitung, algoritma yang tidak sempurna, serta mengerjakan dengan serampangan. Kesalahan lain yang sering dijumpai adalah kesalahan penulisan rumus. Kesalahan ini sangat berpengaruh pada jawaban siswa. Kesalahan penulisan rumus akan menyebabkan jawaban salah total. Salah satu penyebab siswa tidak mampu menyelesaikan soal dengan benar adalah kesulitan belajar. Misbah 2007 mengungkapkan bahwa kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Siswa yang mengalami kesulitan adalah siswa yang tidak mampu menggunakan pengetahuan, kepandaian, dan keterampilannya. Hal ini selaras dengan pendapat Hamalik 2001:120 yang mengungkapkan bahwa kesulitan adalah ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Davis dalam Nahel, 2012 menyatakan bahwa kesalahan siswa dalam banyak topik matematika merupakan sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa memahami matematika. Oleh karena itu, identifikasi kesalahan merupakan salah satu cara yang penting untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari matematika. Salah satu contoh pentingnya mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa adalah untuk membantu siswa mengatasi masalah yang menyebabkannya mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Dengan mengetahui kesulitan belajar pada siswa, maka pendidik dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak dan pendidik dapat lebih mudah mengatur ruangan kelas yang disesuaikan dengan kondisi anak yang mengalami kesulitan belajar, Rosmawaty, 2011 : 1 Brueckner dan Bond, Cooney, Davis, dan Henderson dalam Widdiharto: 6 mengelompokkan faktor kesulitan belajar menjadi lima, yaitu: a. Faktor Fisiologis Kesulitan belajar siswa dapat ditimbulkan oleh faktor fisiologis, misal- nya gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan gangguan neurologis sistem syaraf. Umumnya guru matematika tidak memiliki kemampuan atau kompetensi yang memadai untuk mengatasinya. b. Faktor Sosial Hubungan anak dengan orang tua, teman, guru, dan orang lain me- rupakan hal yang mempengaruhi kondisi belajar. Faktor sosial di dalam dan di luar kelas dalam lingkungan sekolah juga berpengaruh terhadap kelancaran atau kesulitan belajar siswa. Siswa yang kurang dapat bergaul atau menyesuaikan dengan situasi kelas dapat me- nyebabkan ia merasa terpencil, terhina atau senantiasa menjadi bahan ejekan atau olokan. Hal Ini merupakan faktor penghambat, meskipun bagi sebagian siswa yang biasa mengatasinya, ini dapat digunakan se- bagai pemacu untuk menunjukkan eksistensinya. c. Faktor Emosional Siswa yang sering gagal dalam matematika lebih mudah berpikir tidak rasional, takut, cemas, benci pada matematika. Jika demikian maka hambata d. Faktor Intelektual Siswa yang mengalami kesulitan belajar disebabkan oleh faktor intelektual, umumnya kurang berhasil dalam menguasai konsep, prinsip, atau algoritma, walaupun telah berusaha mempelajarinya. Siswa yang mengalami kesulitan mengabstraksi, menggeneralisasi, berpikir deduktif dan mengingat konsep-konsep maupun prinsip- prinsip biasanya akan selalu merasa bahwa matematika itu sulit. Siswa demikian biasanya juga mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah terapan atau soal cerita. e. Faktor Pedagogis Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Sebagai contohnya, kurangnya pemahaman guru terhadap kemampuan awal dan pemahaman materi prasyarat yang dimiliki siswa sehingga guru langsung masuk ke materi baru akan menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami materi. Menurut Nahel 2012, faktor penyebab kesalahan bila ditinjau dari kemampuan belajar siswa diuraikan sebagai berikut: Kurangnya penguasaan bahasa menyebabkan siswa kurang paham terhadap permintaan soal. 2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi prasyarat baik sifat, rumus dan prosedur pengerjaan. 3. Kebiasaan siswa dalam menyelesaikan soal cerita misalnya siswa tidak mengembalikan jawaban model menjadi jawaban permasalahan. 4. Lupa rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal. 5. Kurang teliti dalam memasukkan data. 6. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal. 7. Kurang teliti dalam menyelesaikan soal. Faktor-faktor penyebab kesalahan bila ditinjau dari kesulitan dan kemampuan belajar sebagaimana yang diungkapkan Nahel di atas, dapat dikategorikan ke dalam faktor intelektual. Adapun faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor kesalahan ditinjau dari kesulitan dan kemampuan belajar siswa.

4. Identifikasi Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Matematika

Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk me- nentukan identitas seseorang, benda atau keadaan wikipedia, 2008. Menurut kamus besar bahasa indonesia 2003: 417, identifikasi adalah upaya untuk mengenali sesuatu berdasarkan ciri-ciri, tanda-tanda, atau identitasnya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa identifikasi me- rupakan upaya untuk menentukan atau menetapkan ciri-ciri atau karak- teristik seseorang, benda, dan sebagainya. Adapun identifikasi kesalahan adalah upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan dan me- netapkan kesalahan berdasarkan ciri-ciri atau keadaan khusus. Identifikasi kesalahan dilakukan untuk mengetahui kesalahan siswa dalam me- nyelesaikan soal serta faktor penyebab terjadinya kesalahan tersebut. Tahapan-tahapan yang diamati dalam identifikasi ini meliputi penulisan informasi yang terdapat dalam soal, penulisan rumus yang digunakan, proses penggunaan rumus yang disesuaikan dengan tahapan atau langkah inti, dan hasil akhir dari penyelesaian soal tersebut.

B. Kerangka Pikir

Matematika merupakan mata pelajaran dengan materi yang saling berkaitan antar satu dengan lainnya. Penguasaan materi yang kurang baik dalam mate- matika dapat mengakibatkan kesulitan dan kesalahan dalam belajar mate- matika selanjutnya. Kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika oleh siswa seringkali terjadi. Kesalahan siswa dalam matematika beragam jenisnya. Kesalahan tersebut terlihat dari ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Faktor penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika antara lain adalah seperti kurangnya ketelitian siswa dalam membaca dan menyelesaikan soal, ketidakmampuan siswa dalam memahami informasi yang terdapat pada soal, ketidakpahaman siswa dalam

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 61

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Berkemampuan Awal Tinggi Kelas VII SMP Negeri 29 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 62

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 20 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 54

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP (Studi Pada Siswa Kelas VII SMPN 20 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 53

IDENTIFIKASI FAKTOR KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN (Studi pada Siswa Kelas VIIIA Semester Genap SMPN 10 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

2 17 57

IDENTIFIKASI KESALAHAN PEMAHAMAN KONSEP GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

4 31 53

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL URAIAN BERBENTUK SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 26 186

PROFIL DEFRAGMENTING STRUKTUR BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN LINGKARAN SISWA SMPN 3 MUNJUNGAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 6 28

PROFIL DEFRAGMENTING STRUKTUR BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN LINGKARAN SISWA SMPN 3 MUNJUNGAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

PROFIL DEFRAGMENTING STRUKTUR BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN LINGKARAN SISWA SMPN 3 MUNJUNGAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 28