Pembatasan Masalah Rumusan Masalah

sistem pendaftaran pertama. Selain itu adanya tulisan ini dapat menambah perbendaharaan koleksi karya ilmiyah dengan memberikan kontribusi juga bagi perkembangan hukum bisnis di Indonesia. b. Manfaat Praktis Secara praktis penulisan ini diharapkan dapat menjadi kerangka acuan dan landasan bagi pembaca dan penulis lanjutan. Mudah-mudahan dapat memberikan bahan informasi dan masukan bagi pemerintah maupun semua pihak yang ingin menyempurkan Haki khususnya di bidang desain industri, karena desain industri dianggap masih lemah di Indonesia.

D. Tinjauan Riview Kajian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, penulis akan menyertakan beberapa hasil penelitian terdahulu sebagai perbandingan tinjauan kajian materi yang akan dibahas, sebagai berikut: Skripsi yang disusun oleh Alfi Nadzirotul Faizah , dari universitas Jember UNEJ pada tahun 2014 dengan judul Tinjauan Yuridis Sengketa Desain Industri Antara PT. Aplus Pacific Dengan Onggo Warsito Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 801 KPdt.Sus2011. Penelitian tersebut mengkaji dan menganalisis mengenai tinjauan dari putusan berdasarkan UU Nomor 31 Tahun 2000 yang secara khusus mengatur tentang Desain Industri serta akibat dari adanya suatu pembatalan pendaftaran hak desain industri. Dari buku Abdul Kadir Muhammad yang berjudul ”Kajian Hukum Ekonomi Haki” diterbitkan oleh Citra Aditya Bakti, Bandung, tahun 2007. Pada buku ini hanya diuraikan hak prioritas yang diberikan oleh Negara kepada pendesain atas hasil kreasinya dan pemegang hak desain industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan hak desain industri yang dimilikinya serta melarang orang lain untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan pendesain tersebut. Sebagai perbandingan sekaligus pembeda, pada skripsi ini penulis fokus terhadap prinsip sistem pendaftaran pertama yang diberikan kepada pemegang hak desain industri dan menjelaskan perlindungan hukum desain industri di Indonesia serta asas kebaruan yang dikaitkan dengan sistem pendaftaran pertama. Jadi terdapat perbedaan pembahasan dan masalah yang diangkat penulis dengan penelitian-penelitian yang sudah ada.

E. Kerangka Teoritis

Hak cipta adalah hak yang melekat pada setiap pencipta atas karya cipta yang dihasilkannya baik di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. John Locke, filsuf Inggris abad ke-18 dalam kaitan antara Hak Cipta dan hukum alam mengemukakan, Hukum Hak Cipta memberikan hak milik eksklusif kepada karya cipta seorang pencipta, hukum alam meminta individu untuk mengawasi karya-