merubah jenis kelaminnya. Ia tetap berstatus dengan jenis kelamin yang asli dan normal pada waktu lahirnya.
Adapun penjelasannya dalam status kewarisan adalah, Apabila pelaku operasi penyempurnaan kelamin ini dilakukan oleh khunsa wadih ghairu musykil maka
status kewarisannya adalah sesuai dengan kejelasan status sebelumnya, bahkan lebih menguatkan statusnya sebagai ahli waris. Sedangkan status hukum
kewarisan bagi waria banci maka tidak merubah kedukannya sebagai ahli waris, ia tetap berkedudukan sebagai ahli waris seperti jenis kelaminnya yang asli
sebelum operasi. Berdasarkan review studi di atas tidak didapatkan tema yang sama seperti
yang penulis angkat. Dalam penelitian ini penulis mengangkat tema
“Waris Khunsa Menurut Imam
Syafi’i dan Imam Abu Hanifah”. Penulis lebih
mendiskripsikan tentang kajian komparatif tentang waris khunsa menurut pandangan Imam
Syafi‟i dan Imam Abu Hanifah.
H. Sistematika Penulisan
Pembahasan skripsi ini melalui tiga tahap, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Dari bagian-bagian tersebut terdiri dari bab-bab dan didalam bab
terdapat sub-sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG KHUNSA DAN HUKUM KEWARISAN ISLAM
Bab ini meliputi pengertian khunsa menurut fikih dan medis, macam- macam khunsa, khunsa dalam lintas sejarah. Dan bagaimana tinjauan fikih dan
medis dalam menetapkan status kelamin khunsa. Selanjutnya, akan dibahas hukum kewarisan Islam.
BAB III : PENDAPAT IMAM SYAFI’I DAN IMAM ABU HANIFAH
TENTANG WARIS KHUNSA
Bab ini tentang biografi umum Imam Syafi‟I dan Imam Abu Hanifah. Meliputi riwayat hidup, karya-karya, dan metode istinbat hukum. Dalam bab ini
juga akan dibahas pandangan Imam Syafi‟i dan Abu Hanifah terhadap status kelamin jenis kelamin khunsa dan bagian yang diperoleh khunsa sebagai ahli
waris.
BAB IV : ANALISIS KOMPARATIF WARIS KHUNSA MENURUT IM
AM SYAFI’I DAN IMAM ABU HANIFAH
Bab ini adalah analisis penulis terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan di antara kedua pendapat ulama mazhab diatas, persamaan pendapat diantara
keduanya, serta istinbat hukum yang mereka gunakan.
BAB V : PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran-saran sebagai akhir dari pengkajian
penelitian ini.