BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG KHUNSA DAN HUKUM KEWARISAN ISLAM
Bab ini meliputi pengertian khunsa menurut fikih dan medis, macam- macam khunsa, khunsa dalam lintas sejarah. Dan bagaimana tinjauan fikih dan
medis dalam menetapkan status kelamin khunsa. Selanjutnya, akan dibahas hukum kewarisan Islam.
BAB III : PENDAPAT IMAM SYAFI’I DAN IMAM ABU HANIFAH
TENTANG WARIS KHUNSA
Bab ini tentang biografi umum Imam Syafi‟I dan Imam Abu Hanifah. Meliputi riwayat hidup, karya-karya, dan metode istinbat hukum. Dalam bab ini
juga akan dibahas pandangan Imam Syafi‟i dan Abu Hanifah terhadap status kelamin jenis kelamin khunsa dan bagian yang diperoleh khunsa sebagai ahli
waris.
BAB IV : ANALISIS KOMPARATIF WARIS KHUNSA MENURUT IM
AM SYAFI’I DAN IMAM ABU HANIFAH
Bab ini adalah analisis penulis terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan di antara kedua pendapat ulama mazhab diatas, persamaan pendapat diantara
keduanya, serta istinbat hukum yang mereka gunakan.
BAB V : PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran-saran sebagai akhir dari pengkajian
penelitian ini.
12
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KHUNSA DAN HUKUM KEWARISAN
DALAM ISLAM A.
Tinjauan Khunsa Menurut Fikih
1. Pengertian khunsa
Allah SWT telah menciptakan manusia sepasang, laki-laki dan perempuan. Adapun salah satu hikmah penciptaan itu adalah agar manusia dapat melahirkan
keturunannya. Allah swt berfirman dalam QS. al-Syura 49-50: 42
هلل كۡلم
سل ۚضۡ أۡل
ثنإ ءٓشي ن ل ي ۚءٓشي م قلۡخي
ءٓشي ن ل ي ا ك ل
١٥ ۡ أ
ا ۡك ۡم ج ي
ثنإ ا
هنإ ۚ ً يقع ءٓشي نم عۡجي ۖا ۥ
ميلع
ي ق
٩ شلا
٩ 5
١4
Artinya : “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia
kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa
”. Selain itu, dalam ayat lain juga dinyatakan bahwa Allah telah menjadikan
anak Adam dengan dua jenis yang berbeda, yaitu laki-laki dan perempuan. Setiap anak Adam dari kedua jenis ini mempunyai kelamin masing-masing dan tanda-tanda
khusus. Apabila seorang anak Adam dilahirkan dengan ciri-ciri laki-laki dan
perempuan atau tidak memiliki tanda-tanda khusus sebagaimana laki-laki atau perempuan, dia dinamakan khunsa.
1
a. Arti Khunsa Menurut Bahasa Etimologi
Khunsa berasal dari bahasa Arab ثّخ
- ثّخي
- ًّخ
artinya bertingkah laku seperti perempuan.
2
Ibnu manzhur dalam kamus Lisan al-Arab mengatakan: “khunsa
adalah orang yang memiliki sekaligus apa yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan”. Juga ibnu manzhur mengatakan: “khunsa adalah orang yang tidak murni
sempurna sebagai laki-laki atau perempuan ”.
3
Sehubungan dengan ini pula, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan sebagai berikut:
1. Banci adalah manusia yang bersifat laki-laki dan perempuan tidak laki-
laki dan tidak perempuan 2.
Banci adalah laki-laki yang bertingkah laku dan berpakaian sebagai perempuan atau sebaliknya, wadam, waria.
4
b. Arti Khunsa Menurut Istilah Terminologi
Adapun menurut istilah terminologi Sayid Sabiq dalam kitab Fiqh Al- Sunnah mengatakan:
1
Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar Mesir, Hukum Waris, Penerjemah Addys Al- Dizar dan Fathurrahman, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004, h.391.
2
Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdor, Kamus Kontemporer, Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996, h.862.
3
Ibnu Manzhur, Lisan Al-Arab, Al-Qahirah: Dar Al- Ma‟arif, t. th, h. 1272.
4
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 74.