orang yang tidak normal kelaminnya agar diperbaiki atau disempurnakan atas kemaslahatan.
9
Operasi perbaikan kelamin yang dilakukan terhadap orang-orang yang mempunyai kelainan pada alat kelaminnya, atau mempunyai alat kelamin ganda
atau dapat disebut khunsa ini nantinya akan bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi alat kelamin yang lebih dominan dari orang yang berkelamin ganda itu
sendiri. Pengoperasian kelamin yang dilakukan oleh dokter atas permintaan yang bersangkutan akan berpengaruh terhadap status orang tersebut dan pada gilirannya
nanti akan berpengaruh pula terhadap pembagian harta warisan bagi orang-orang yang mempunyai kelainan atau berkelamin ganda atau khunsa tersebut.
10
Oleh karena itu Ulama menghendaki kejelasan dari kelamin seseorang yang menjadi objek hukum. Meskipun khunsa mempunyai dua alat kelamin
namun hukum yang diberlakukan padanya hanya satu yaitu laki-laki atau perempuan. Dan untuk itu harus dipastikan kedudukan jenis kelamin seseorang
yang khunsa itu.
11
Untuk mengetahui berapa besar bagian dari seseorang khunsa tersebut adalah dengan menemukan kejelasan jenis kelamin orang yang
bersangkutan jenis kelamin yang dominan.
12
Akan tetapi jika orang tersebut termasuk dalam khunsa musykil tidak diketahui kelamin mana yang dominan,
maka ulama berbeda pendapat dalam kewarisannya.
9
Muchit A. Karim, Problematika Hukum Kewarisan Islam Kontemporer di Indonesia, h.385.
10
Ibid., 387.
11
Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, h. 139.
12
Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjuntak, Hukum Waris Islam Lengkap Praktis Jakarta: Sinar Grafika, 2004 h. 68.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis merasa tertarik mengadakan pembahasan lebih lanjut mengenai permasalahan diatas, untuk selanjutnya
dituangkan dalam karya tulis dalam bentuk skripsi. Penelitian ini diberi judul dengan “WARIS KHUNSA MENURUT IMAM SYAFI‟I DAN IMAM ABU
HANIFAH” B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari pembahasan di atas agar pembahasan lebih terfokus kepada satu titik, maka penulis akan membatasi penulisan skripsi ini hanya dalam masalah waris
khunsa menurut
Imam Syafi‟i dan Imam Abu Hanifah.
Untuk mempertegas arah pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis akan merinci rumusan permasalahannya dalam bentuk pertanyaan. Adapun
rumusan permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan Imam Syafi‟i tentang waris khunsa musykil dan
ghairu musykil? 2.
Bagaimana pandangan Imam Abu Hanifah tentang waris khunsa musykil dan ghairu musykil?
3. Bagaimana persamaan dan perbedaan pandangan dan istinbat hukum
Imam Syafi‟i dan Imam Abu Hanifah tentang waris khunsa musykil dan ghairu musykil?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk menjelaskan pendapat Imam Syafi‟i dan Imam Abu Hanifah
dalam menentukan status jenis kelamin khunsa. b.
Untuk menjelaskan istinbath hukum yang digunakan Imam Syafi‟i dan Abu Hanifah dalam menentukan status khunsa sebagai ahli waris.
c. Untuk menjelaskan bagian warisan yang diterima khunsa dan
bagaimana istinbat h ukum yang digunakan Imam Syafi‟i dan Abu
Hanifah untuk menetukan bagian khunsa ghairu musykil dan khunsa musykil sebagai ahli waris
2. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Secara teoritis sebagai upaya penambahan pengetahuan di bidang hukum Islam, khususnya mengenai warisan khunsa.
2. Secara praktis agar masyarakat luas mengetahui tentang warisan
khunsa. Sehinggga masyarakat dapat menerima mereka, dan mereka dapat bangkit dari mimpi-mimpi buruk yang menghantui mereka.
3. Melatih penulis untuk untuk dapat membuat karya ilmiah.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan ini menggunakan pendekatan normatif, yaitu menganalisa data dengan menggunakan pendekatan dalil atau kaidah yang menjadi pedoman
perilaku manusia di dalam hukum Islam dan hukum positif
2. Jenis dan sifat data yang dikumpulkan
Adapun jenis dan sifat data yang dikumpulkan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah data kualitatif, yaitu menggali secara mendalam permasalahan
yang akan dianalisis. Adapun jenis penelitian adalah penelitian kepustakaan library Research.
13
yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan semacam material yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya
buku-buku, naskah-naskah, catatan dan katalog. Pada hakikatnya data yang diperoleh dengan jalan penelitian kepustakaan dijadikan fondasi dan alat utama
bagi praktek penelitian di tengah lapangan.
14
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
15
a. Sumber Data Primer, diperoleh dari buku-buku fiqih serta buku yang
berkaitan dengan skripsi ini. b.
Sumber Data Sekunder, diperoleh dari al-Qur‟an, al-Hadist, buku-buku fiqih dan data-data tertulis lainnya yang ada relevansinya dengan judul
skripsi ini. c.
Bahan hukum tersier: sumber-sumber yang digunakan sebagai pelengkap dari bahan sekunder dan bahan primer yang meliputi:
kamus, ensiklopedi dan sumber-sumber sejenis yang diakses dari internet.
13
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, h. 1.
14
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, h. 33.
15
Soerjono Soekanto Sri Mahmudji, Penelitian Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 13.
E. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisa data-data yang didapat dari literatur yang ada, penulis menggunakan pengelolaan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing: pemeriksaan kembali data-data yang didapat dengan cermat
dan teliti, terutama dari segi kelengkapan, kejelasan makna, kesesuaian, keselarasan, relevansi dan keseragaman satu dengan yang
lainnya. b.
Organizing: pengorganisasian data dengan cara menyusun dan mensistimasikan serta mengklasifikasikan data yang didapat.
c. Analyzing: mengadakan analisis lanjutan terhadap hasil
pengorganisasian data yang menggunakan kaedah-kaedah dan teori dan dalil berkenaan dengan status kewarisan khunsa.
F. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah berpedoman kepada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”
G. Review Studi Terdahulu
Ada beberapa judul penelitian yang memiliki tema yang tidak jauh berbeda
diantaranya adalah yang ditulis oleh Chaula Luthfia yang berjudul “Studi
Analisis pemikiran Abu Hanifah Tentang Status Khunsa Musykil Sebagai Ahli Waris” pada tahun 2013. Dalam skripsinya Chaula menjelaskan bagaimana
Imam Abu Hanifah dalam menentukan status khunsa sebagai laki-laki atau