E. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisa data-data yang didapat dari literatur yang ada, penulis menggunakan pengelolaan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing: pemeriksaan kembali data-data yang didapat dengan cermat
dan teliti, terutama dari segi kelengkapan, kejelasan makna, kesesuaian, keselarasan, relevansi dan keseragaman satu dengan yang
lainnya. b.
Organizing: pengorganisasian data dengan cara menyusun dan mensistimasikan serta mengklasifikasikan data yang didapat.
c. Analyzing: mengadakan analisis lanjutan terhadap hasil
pengorganisasian data yang menggunakan kaedah-kaedah dan teori dan dalil berkenaan dengan status kewarisan khunsa.
F. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah berpedoman kepada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”
G. Review Studi Terdahulu
Ada beberapa judul penelitian yang memiliki tema yang tidak jauh berbeda
diantaranya adalah yang ditulis oleh Chaula Luthfia yang berjudul “Studi
Analisis pemikiran Abu Hanifah Tentang Status Khunsa Musykil Sebagai Ahli Waris” pada tahun 2013. Dalam skripsinya Chaula menjelaskan bagaimana
Imam Abu Hanifah dalam menentukan status khunsa sebagai laki-laki atau
perempuan. Dalam skripsi ini chaula lebih menitik beratkan pembahasannya kepada status khunsa musykil sebagai ahli waris, berdasarkan pemikiran Imam
Abu Hanifah. Adapun permasalahan yang dibahas oleh penulis adalah bagaimana pendapat Imam Syafi
‟i dan Abu Hanifah dalam status kewarisan khunsa musykil dan ghairu musykil.
Hal serupa juga dibahas oleh Siti Maemah dengan judul “Operasi
Penyempurnaan dan Penggantian Alat Kelamin dalam Tinjauan Hukum Islam Serta Pengaruhnya Terhadap Status Perkawinan dan Kewarisan
”.
Maemah dalam skripsinya menjelaskan bahwa penyempurnaan atau penyesuaian alat kelamin adalah mubah boleh, karena operasi ini mempertegas dan
memperjelas alat kelamin yang sudah ada tetapi kurang sempurna dan menyesuaikan organ kelamin dalam dengan organ kelamin luar. sedangkan
pengubahan penggantian alat kelamin adalah haram, karena operasi ini mengakibatkan organ kelamin luar tidak sesuai dengan organ kelamin dalam. Dan
hal ini termasuk mengubah ciptaan Allah SWT. Kemudian di dalam skripsinya dijelaskan bagaimana pengaruh operasi dan
penyempurnaan alat kelamin terhadap perkawinan dan kewarisannya menurut hukum Islam. Dalam hukum perkawinan, status perkawinan setelah melakukan
operasi penyempurnaan kelamin bagi khunsa wadih ghairu musykil maka statusnya seperti semula sebelum operasi, bahkan akan memperjelas dan
mempertegas jati dirinya. Adapun pernikahan yang dilakukan setelah penggantian alat kelamin maka pernikahannya tidak sah bahkan haram, karena operasi
penggantian kelamin dari laki-laki ke perempuan atau sebaliknya tidak dapat