Minat Baca Kajian Teori

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Minat Baca

2.1.1.1 Pengertian Minat Baca Banyak orang yang mengartikan minat sama dengan kesenangan. Padahal keduanya mengandung perbedaan dalam hal ketetapan. Minat merupakan sebuah motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk dapat melakukan apa yang mereka inginkan dan mereka bebas memilih apa saja untuk dilakukan, sedangkan kesenangan merupakan minat yang sifatnya hanya sementara saja. Menurut Slameto, 2010:180 minat adalah suatu rasa pada individu terhadapsuatu hal atau aktivitas tanpa ada orang lain yang menyuruh. Djaali 2014:121, mendefinisikan minat sebagai rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, yang akan dilakukan individu dengan keinginannya sendiri. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh seiring manusia tumbuh dan berkembang. Djamarah 2011:167, menyatakan minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat memberikan pengaruh terhadap belajar selanjutnya serta berpengaruh juga terhadap penerimaan minat-minat baru. Objek minat bisa apa saja, seperti makhluk hidup, aktivitas, pekerjaan, benda mati, dan lain sebagainya. Priansa 2014:282, mendefinisikan minat sebagai suatu aspek kepribadian yang menggambarkan adanya kemauan serta dorongan yang timbul yang berasal dari dalam diri individu untuk memilih objek 11 12 lain yang sejenis. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian motivasi dari dalam diri siswa akan timbul untuk mempelajari bidang studi tersebut Dimyati, 2009:42. Apabila dalam diri siswa sudah timbul motivasi, maka siswa akan bersemangat dalam mempelajari suatu bidang studi. Menurut Sutarno 2006:27, minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi seseorangterhadap suatu sumber bacaan tertentu. Selanjutnya Rahim 2008:28, menyatakan minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Siswa yang mempunyai minat baca tinggi akan bersedia memilih bahan bacaan sendiri dan kemudian membacanya dengan kesadarannya sendiri. Dalman 2014:142, menyatakan bahwa minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan ketekunan yang bertujuan untuk membangun pola komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan makna tulisan dan menemukan informasi yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang timbul dari dalam diri pembaca. Semakin tinggi minat baca yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi juga keinginannya untuk membaca. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah rasa ketertarikan yang dimiliki seseorang tanpa paksaan pada aktivitas atau kegiatan membaca dilakukan dengan sadar dan penuh rasa senang serta diwujudkan dengan mencari berbagai sumber bacaan untuk dibaca. 2.1.1.2 Faktor Internal yang Mempengaruhi Minat Minat tidak dibawa sejak lahir, tetapi muncul kemudian seiring pertumbuhan dan perkembangan orang. Oleh karena itu minat dipengaruhi 13 berbagai faktor, baik faktor dari dalam atau faktor dari luar diri seseorang. Rahim 2008:28, menyatakan faktor internal yang mempengaruhi perkembangan minat, yaitu konsepsi tentang diri dan tingkat keterlibatan tekanan. a. Konsepsi tentang diri Anak akan menerima apa yang dirasa berguna dan bermanfaat bagi dirinya, sebaliknya anak akan menolak segala hal yang dirasa akan merugikan atau mengancamnya. b. Tingkat keterlibatan tekanan Anak yang tidak mempunyai tekanan dan diberi kebebasan dalam memilih, mungkin akan mempunyai minat baca yang lebih tinggi. Selain pendapat tersebut, Sutarno 2006:27, menyatakan faktor yang mendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran, dan hobi membaca, dan pendorong kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca. Dalman 2014:149, menyatakan minat pada anak karena hal berikut ini. 1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan mental Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan mental, minat akan mengalami perubahan. Bahan bacaan yang dibaca siswapun akan ikut berubah sesuai dengan level perkembangan dan kematangan pribadi. 2. Minat bergantung pada kesiapan belajar Lingkungan rumah merupakan tempat belajar paling utama bagi siswa untuk belajar membaca dan kemudian akan menjadi suatu kebiasaan. Di lingkungan rumah siswa akan mendapat kesempatan paling tinggi untuk belajar. 14 3. Minat dipengaruhi oleh bobot emosi Setelah seorang siswa mendapat reaksi positif dari kegiatan membaca, maka ia akan merasa ingin mengulanginya lagi. Hal tersebut akan menimbulkan kesenangan emosi yang mendalam pada aktivitas membaca yang akan menguatkan minat baca. 4. Minat adalah sifat egosentrik di keseluruhan masa kanak-kanak Apabila seorang siswa yakin terhadap membaca akan membuatnya memiliki pengetahuan luas dan kecerdasan dalam menyikapi hidup, maka ia akan melakukan aktivitas membaca sampai tua. 2.1.1.3 Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Minat Kegemaran membaca sangat penting dalam kehidupan modern. Oleh karena itu, peranan buku tidak dapat digeserkan. Selain faktor internal yang telah disebutkan, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi minat. Dalman 2014:149, menyatakan minat membaca dipengaruhi oleh faktor minat diperoleh dari pengaruh budaya. Budaya yang bersifat permanen sangat memungkinkan adanya budaya membaca yang akan membuat minat baca siswa menjadi tinggi baik secara langsung ataupun tidak langsung. Rahim 2008:28, menyatakan faktor eksternal yang mempengaruhi minat, yaitu 1 nilai-nilai, 2 mata pelajaran yang bermakna, 3 pengalaman sebelumnya, dan 4 Kekompleksitasan materi pelajaran. 1. Nilai-nilai Minat anak akan timbul manakala ada sosok berwibawa yang dapat dijadikan idola disuatu aktivitas atau kegiatan. 15 2. Mata pelajaran yang bermakna Apabila pelajaran disampaikan dengan baik sehingga informasi yang diterima anak dapat dipahami dengan mudah, maka hal tersebut akan menarik minat mereka. 3. Pengalaman sebelumnya Anak dapat mengembangkan minatnya terhadap suatu hal apabila dia telah mengalami suatu hal. 4. Kekompleksitasan materi pelajaran Apabila intelektual dan fleksibel secara psikologis anak lebih tinggi, maka akan lebih tertarik kepada hal yang lebih kompleks. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat berasal dari dalam diri anak dan juga dari luar diri anak. Faktor dari dalam misalnya konsepsi diri dan bobot emosi, sedangkan faktor dari luar misalnya nilai-nilai dan pengaruh budaya. Selain itu keluarga dan guru juga berpengaruh besar dalam perkembangan minat anak. Keluarga dan guru dapat memberikan motivasi pada anak agar anak mempunyai minat yang lebih tinggi terhadap suatu hal. 2.1.1.4 Cara Meningkatkan Minat Baca Siswa yang berminat pada suatu pelajaran akan mempelajarinya secara sungguh-sungguh, karena adanya ketertarikan. Oleh karena itu di sekolah guru perlu meningkatkan minat siswa agar pelajaran yang disampaikan guru dapat dipahami siswa dengan mudah. Djamarah 2011:167, menyataan beberapa macam cara untuk membangkitkan minat anak didik, yaitu sebagai berikut : 16 1. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik. Hal tersebut akan menjadikan anak didik belajar tanpa adanya paksaan. 2. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik. Dengan begitu nantinya anak didik tidak akan kesusahan menerima pelajaran. 3. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. Lingkungan sekolah yang tenang dan bersih akan membuat siswa lebih nyaman dalam belajar. 4. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik. Guru perlu memilih strategi atau model yang tepat dalam mengajar sehinggak segala perbedaan individual anak didik dapat teratasi dengan baik. Minat baca dapat dikembangkan sejak usia dini secara teratur. Jika itu dilakukan maka akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca. Sutarno 2006:29, menyatakan bahwa apabila sumber bacaan yang menarik dan sesuai selera tersedia, maka akan dapat mewujudkan kebiasaan membaca. Menurut Rosidi 1983:76, membaca adalah suatu kebiasaan yang harus ditanamkan, harus dipupuk, harus dibina, harus dididik. Pembinaan itu tidak hanya terbatas pada penguasaan teknik membaca saja, melainkan juga kepada pemilihan bahan bacaan. Dalman 2014:144, menyatakan untuk meningkatkan minat baca cara yang dapat dilakukan ditingkat keluarga, yaitu tiap keluarga memiliki perpustakaan 17 keluarga, sehingga perpustakaan bisa dijadikan tempat untuk berkumpul keluarga yang menyenangkan, sedangkan di tingkat sekolah, rendahnya minat baca anak- anak bisa diatasi dengan perbaikan perpustakaan sekolah, guru, dosen maupun para pustakawan sekolah harus mengubah mekanisme proses pembelajaran menuju membaca sebagai suatu sistem belajar sepanjang hayat. Selain itu pemerintah juga dapat menyediakan program perpustakaan keliling baik di sekolah-sekolah atau desa-desa untuk memperbesar peluang masyarakat untuk membaca. Tentunya untuk meningkatkan minat baca dapat dimulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu. Minat baca dapat ditanamkan sejak kita kecil dengan membiasakan membaca buku setiap harinya. Pembentukan kebiasaan membaca dapat dimulai kira-kira dari umur 2 tahun, sesudah anak menggunakan bahasa lisan, sedangkan untuk orang dewasa dapat dimulai dengan membaca bacaan yang mudah dan menarik setengah jam setiap harinyaTampubolon, 2015:228. Usaha yang dapat dilakukan pada anak usia 2 tahun, yaitu memperkenalkan anak pada buku. Orang tua dapat membelikan anak buku bergambar sehingga anak tertarik untuk melihat apa yang ada di dalam buku tersebut. Menurut Rahim 2008:128, cara yang bisa dilakukan guru ialah menyediakan waktu khusus bagi siswa untuk membaca dengan senang hati tanpa harus dipaksa, karena dengan menyediakan waktu tertentu sepanjang hari-hari sekolah untuk membaca dengan senang hati, berarti guru telah meningkatkan minat baca siswa. Selain dari pendapat para ahli tersebut, Rosidi 1983:77 juga mengungkapkan beberapa cara meningkatkan minat baca, yaitu sebagai berikut : 18 a. Peningkatan minat baca orang tua dan guru-guru. Orang tua dan guru perlu meningkatkan minat baca mereka. Tidak hanya membaca majalah dan koran saja. Sehingga mereka dapat menjadi teladan untuk anak-anak dalam meningkatkan minat bacanya. b. Penambahan jumlah waktu yang kita sediakan untuk membaca di samping menambah jumlah bahan bacaan. Penambahan jumlah waktu perlu dilakukan untuk membaca. Setiap harinya kita perlu menyediakan waktu khusus untuk membaca disela-sela aktivitas kita sehari-hari. Jumlah bacaan juga harus ditambah agar wawasan kita semakin berkembang. c. Penyediaan bahan-bahan bacaan. Penyediaan bahan bacaan dilakukan dengan tujuan agar informasi yang kita dapatkan dari membaca semakin banyak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat perpustakaan kecil di rumah. d. Pengajaran teknik membaca. Selain mengajarkan membaca di sekolah, guru dapat memberikan siswa tugas yang berkaitan dengan membaca untuk dikerjakan di rumah. Sehingga saat di rumah siswa akan melakukan kegiatan membaca. Apabila siswa secara rutin melakukan kegiatan membaca maka minat baca siswa akan meningkat. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan hal yang dapat dilakukan agar minat baca meningkat, yaitu dengan menambah waktu membaca dan memperbanyak bahan bacaan. Selain itu peran orang tua dan guru sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan minat baca anak. Di sekolah guru dapat 19 mengajarkan teknik membaca yang tepat bagi siswa, sedangkan di rumah orang tua dapat menyediakan bahan bacaan yang menarik untuk anak. Pemerintah juga ikut andil dalam upaya peningkatan minat baca. Dengan adanya program perpustakaan keliling memudahkan masyarakat untuk membaca dimana saja tanpa harus datang ke perpustakaan langsung. Berdasarkan paparan dan pendapat para ahli mengenai minat baca, maka peneliti mengembangkan indikator untuk dijadikan instrumen penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Rasa senang terhadap kegiatan membaca Kesenangan terhadap membaca siswa dapat dilihat dari tingkah laku siswa yang melakukan berulang kali kegiatan membaca merasa bosan. Siswa yang senang membaca akan berusaha meluangkan waktunya untuk dapat membaca. 2. Usaha untuk membaca tanpa disuruh Usaha untuk membaca tanpa disuruh dapat dilihat melalui usaha siswa untuk melakukan membaca. Meskipun tidak ada orang yang menyuruhnya membaca, maka siswa akan dengan sendirinya melakukan kegiatan membaca. Siswa akan membaca karena keinginannya sendiri bukan karena mengikuti orang lain. 3. Pemusatan perhatian pada membaca Indikator pemusatan perhatian pada membaca terlihat dari sebesar apa pemahaman isi bacaan yang diperoleh siswa setelah membaca bacaan. Siswa 20 juga akan mersa senang dan bersemangat apabila ditunjuk oleh guru untuk membaca teks di depan kelas. 4. Motivasi membaca Indikator motivasi membaca dapat dilihat melalui besarnya motivasi yang dimiliki siswa dalam melakukan kegiatan membaca. Siswa yang memiliki motivasi besar akan lebih mementingkan membaca daripada melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat lainnya, seperti bermain playstation.

2.1.2 Hasil Belajar