20
juga akan mersa senang dan bersemangat apabila ditunjuk oleh guru untuk membaca teks di depan kelas.
4. Motivasi membaca Indikator motivasi membaca dapat dilihat melalui besarnya motivasi yang
dimiliki siswa dalam melakukan kegiatan membaca. Siswa yang memiliki motivasi besar akan lebih mementingkan membaca daripada melakukan
kegiatan yang kurang bermanfaat lainnya, seperti bermain playstation.
2.1.2 Hasil Belajar
2.1.2.1 Hakikat Belajar Setiap hari orang akan melakukan kegiatan belajar baik disadari atau tidak
disadari oleh dirinya. Rifa‟i 2009:82, menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang sangat penting untuk perubahan tingkah laku individu yang
mencakup apa saja yang dilakukan serta dipikirkan seseorang. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja oleh setiap orang.
Menurut Budiningsih 2012:20, belajar merupakan suatu bentuk perubahan kemampuan yang dialami siswa untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah sesuatu yang dapat merangsang terjadinya belajar, seperti perasaan dan pikiran serta hal-hal lain
yang ditangkap indera kita. Belajar sangat penting dalam perubahan tingkah laku seseorang. Dari yang
mulanya tidak tahu akan menjadi tahu setelah mengalami proses belajar. Slameto 2010:2, menyatakan belajar merupakan proses dalam diri individu yang
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.
21
Hamdani 2011:20, mendefinisikan belajar sebagai usaha seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru yang menyeluruh sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Setelah melalui proses belajar itulah individu akan mendapat pengalaman-
pengalaman baru yang dapat dijadikan pembelajaran agar lebih baik untuk kedepannya. Hamdani 2011:20, menyatakan belajar tidak hanya mempelajari
mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan,persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita.
Taufiq 2011:5.4, menyatakan belajar adalah aktivitas atau pengalaman seseorang yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku, dan pribadi yang
sifatnya permanen. Berdasarkan paparan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya selama periode waktu tertentu.
2.1.2.2 Prinsip-Prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar sangat bervariasi tergantung pada sudut pandang
teori. Menurut Rifa‟i 2009:95, ada tiga prinsip belajar, yaitu prinsip informasi
faktual, kemahiran intelektual, dan strategi. Ketiga prinsip tersebut penting untuk dimiliki pembelajar agar kegiatan belajar dapat berjalan dengan optimal .
a. Informasi faktual Informasi dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti mengkomunikasikan
pada pembelajar, pembelajar mempelajarinya sebelum memulai belajar baru,
22
dan melacak memori pembelajar dimana informasi tersebut tersimpan di dalam memori berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang lalu.
b. Kemahiran intelektual Siswa perlu memiliki berbagai cara untuk menguasai simbol-simbol bahasa
dan lain-lainya untuk mendapatkan hal-hal yang baru. Kemahiran intelektual ini harus sudah dipelajari sebelumnya, sehingga saat diperlukan pembelajar
sudah menguasainya. c. Strategi
Siswa perlu mengaktifkan strategi belajar di dalam aktivitas belajar. Strategi dibutuhkan untuk mengaktifkan stimulus yang kompleks, memecahkan
masalah, dan melacak kembali informasi yang dahulu pernah dipelajari oleh siswa.
Prinsip-prinsip belajar dapat dijadikan dasar di dalam pembelajaran. Baik bagi guru untuk meningkatkan mengajarnya ataupun siswa untuk meningkatkan
belajarnya. Pendapat lain mengenai prinsip-prinsip belajar dikemukakan oleh Dimyati 2009:42, prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan perhatian dan
motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsungberpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
a. Perhatian dan motivasi Kegiatan belajar akan terjadi jika ada perhatian. Apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhan siswa maka perhatian terhadap pelajaran akan timbul. Sama halnya dengan perhatian, motivasi juga penting dalam
pembelajaran. Motivasi sebagai penggerak aktivitas seseorang. Motivasi
23
dapat datang dari diri sendiri, dapat juga datang dari orang lain, seperti guru dan orang tua.
b. Keaktifan Keaktifan diperlukan anak dalam setiap kegiatan pembelajaran. Belajar hanya
mungkin terjadi apabila ada anak yang aktif. Keaktifan memiliki berbagai macam bentuk. Dari yang mudah diamati, berupa kegiataan fisik seperti
membaca dan menulis, hingga yang susah diamati seperti kegiatan psikis, seperti memecahkan masalah yang dihadapi.
c. Keterlibatan langsungberpengalaman Belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa. Guru hanya sekedar pembimbing
dan pengarah. Belajar yang paling baik apabila belajar melalui pengalaman lansung. Melalui pengalaman langsunglah siswa akan terlibat langsung dalam
perbuatan dan bertanggungjawab pada hasilnya. d. Pengulangan
Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada diri kita, seperti mengkhayal dan berpikir. Daya-daya tersebut akan berkembang apabila kita mengadakan
pengulangan. Pengulangan belajar sangat penting dilakukan agar daya-daya tersebut menjadi sempurna, seperti diibaratkan pisau yang diasah terus
menurus maka akan menjadi semakin tajam. e. Tantangan
Siswa selama pembelajaran akan menemui hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan belajarnya. Tujuan belajar akan tercapai dengan baik,
apabila siswa dapat mengatasi hambatan tersebut. Agar siswa semakin kuat
24
dalam menghadapi setiap hambatan belajar, dibutuhkan bahan belajar yang menantang. Guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang tepat agar
siswa semakin tertantang selama pembelajaran. f. Balikan dan penguatan
Apabila siswa mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik, maka mereka akan lebih bersemangat dalam belajarnya. Siswa akan belajar dengan
bersungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang baik. Siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat lagi saat mereka mendapatkan nilai yang
baik. Hal tersebut disebut penguatan positif. g. Perbedaan individual
Setiap siswa mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Mereka merupakan individual unik, artinya tidak ada dua orang yang sama persis.
Guru perlu memperhatikan perbedaan yang dimiliki individu di dalam pembelajaran, karena perbedaan tersebut berpengaruh pada hasil belajar
siswa. Akan tetapi di sekolah-sekolah diterapkan pembelajaran klasikal yang memandang siswa memiliki kemampuan rata-rata. Pembelajaran klasikal
tersebut dapat diperbaiki dengan cara guru menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang dapat melayani setiap perbedaan yang dimiliki siswa.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan prinsip- prinsip belajar terdiri atas kemahiran intelektual, strategi, perhatian dan motivasi,
keaktifan, dan perbedaan individual.
25
2.1.2.3 Pengertian Hasil Belajar Setelah melalui proses belajar, seseorang tentu akan memperoleh hasil
belajar. Rifa‟i 2009:85, menyatakan hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah peserta didik tersebut mengalami kegiatan
belajar. Perubahan tersebut meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Masing-masing aspek tersebut harus berkembang secara seimbang
dan maksimal agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal. Menurut Dimyati 2009:3, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Setelah melalui kegiatan belajar siswa akan memperoleh hasil belajar.
Purwanto 2014:45, menyatakan hasil belajar adalah perubahan pada manusia dalam hal sikap dan tingkah lakunya. Perubahan tersebut dapat mengarah
ke perbuatan yang positif dapat juga mengarah ke perbuatan yang negatif. Disini peran guru dan orang tua sangat diperlukan untuk membimbing anak selama
proses belajarnya. Menurut Taufiq 2011:5.12, pada dasarnya perubahan hasil belajar itu terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan, penguasaan perilaku
yang ditentukan kognitif, afektif dan psikomotor dan perbaikan kepribadian. Perubahan pengetahuan dan perbaikan kepribadian dapat diperoleh melalui
kegiatan seperti membaca dan menulis. Sedangkan untuk memperoleh perubahan penguasaan perilaku yang ditentukan kognitif, afektif dan psikomotor dapat
dengan melakukan kegiatan bermain atau dengan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Menurut Thobroni 2011:22, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hal
26
tersebut dapat diartikan bahwa hasil belajar di dalamnya mencakup nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan yang dimiliki
siswa. Setelah belajar siswa yang pada awalnya tidak tahu akan menjadi tahu.
Untuk menghasilkan hasil belajar yang baik, maka diperlukan bimbingan dari guru dan orang tua serta lingkungan yang baik selama siswa dalam proses belajar.
Apabila siswa belajar suatu hal yang buruk maka hasil belajarnya juga akan berupa perbuatan yang buruk. Peran guru dan orang tua sangat diperlukan dalam
membimbing siswa. Teman sebaya juga dapat memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa.
Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang, setelah melalui belajar. Perubahan
tersebut dapat berupa perubahan pengetahuan, perubaham perilaku dan perubahan perbaikan kepribadiannya. Semakin banyak seseorang belajar, maka akan semakin
banyak hasil yang akan diperolehnya. Agar hasil belajar siswa baik dibutuhkan peran guru dan orang tua untuk membimbing siswa selama proses belajarnya.
2.1.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri siswa
setelah mengalami proses belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan tingkah laku tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Menurut para pakar hasil belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor. Sudjana 2014: 39, menyatakan hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa itu dan faktor
27
yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa salah satunya, yaitu kemampuan.
Kemampuan yang dimiliki siswa akan sangat menentukan hasil belajar siswa tersebut. Faktor lingkungan juga memberikan pengaruh pada hasil belajar
siswa, meskipun pengaruhnya tidak sebesar kemampuan yang dimiliki siswa. Lingkungan belajar yang kondusif baik di sekolah ataupun di rumah akan
membuat siswa nyaman dalam belajar, sehingga siswa akan lebih fokus dalam belajarnya dan nantinya akan memperoleh hasil belajar yang tinggi.
Ada faktor lain yang berpengaruh pada hasil belajar siswa selain faktor dari dalam dan luar dari siswa, seperti faktor motivasi, minat dan perhatian, ekonomi
sosial, faktor psikis, dan kualitas pengajaran. Selain dua faktor yang disebutkan oleh Taufiq 2011:5.20, mengemukakan lima faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa, yaitu faktor tujuan, pribadi siswa, bahan pelajaran, perlakuan guru, dan fasilitas.
1. Faktor tujuan Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang harus dicapai siswa setelah
melakukan kegiatan pembelajaran. Tujuan harus sudah ditetapkan sebelum melakukan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar guru dapat memotivasi siswa
untuk mencapainya dan dapat mengukur serta menilai tingkat keberhasilan belajar anak.
2. Faktor Pribadi Siswa Siswa harus dijadikan sebagai titik pusat dari kesuluruhan proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan anak sedang dalam proses berkembang
28
dalam berbagai aspek, seperti aspek fisik, sosial, intelektual, moral, spiritual, dan emosional. Selain itu, anak juga memiliki karakteristik perkembangan
yang berbeda, mencakup umur, kondisi dan kesehatan fisik, kemampuan, minat, bakat, dan motivasi. Karakteristik perkembangan tersebutlah yang
akan berpengaruh pada kegiatan dan hasil belajar siswa. 3. Bahan Pelajaran
Guru perlu mengemas bahan pelajaran dengan baik dan disampaikan dengan metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga nantinya
anak akan lebih giat dalam belajar. Tingkat kesukaran materi bahan pelajaran juga harus disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa, sehingga
nantinya anak akan mudah memahaminya. 4. Perlakuan Guru
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai kunci utama dari keseluruhan program pendidikan.
Guru harus bisa menjalankan tugasnya, seperti menetapkan tujuan pembelajaran,
membuat rencana
pembelajaran, memotivasi
siswa, mengevaluasi hasil belajar dan lain sebagainya
5. Fasilitas Adanya fasilitas yang lengkap dan mudah di akses siswa tentunya akan
mempermudah siswa dalam proses belajar. Misalnya seperti kelengkapan buku-buku dan ruang kelas yang nyaman serta bersih akan lebih memotivasi
siswa untuk belajar dengan giat.
29
Pendapat dari para pakartersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa datang dari dalam diri siswa dan dari luar
diri siswa. Baik faktor dari luar ataupun dari dalam diri siswa tidak dapat dilihat satu persatu dan perlu diperhatikan dengan baik, karena semua unsur dari kedua
faktor tersebut akan terintegrasi dalam interaksi pembelajaran. 2.1.2.5 Domain Hasil Belajar
Belajar merupakan sebuah proses. Belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang ingin dicapai seorang individu. Purwanto 2014:48,
medefinisikan domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Menurut Bloom 1956:6, hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotorik.
1. Kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif merupakan proses hasil belajar yang melibatkan otak
yang menyebabkan perubahan perilaku berupa kemampuan tertentu untuk menyelesaikan masalah. Kawasan kognitif menurut Anderson dan Krathwohl
2011: 214, mencakup dua kategori, yaitu proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif dibagi enam jenjang, yaitu sebagai berikut :
a. Mengingat: meningkatkan ingatan terhadap materi yang telah disajikan dalam bentuk yang sama.
b. Mengerti: mampu
mengartikan pesan
yang terkandung
dalam pembelajaran, baik komunikasi lisan, tulisan, atau grafis.
30
c. Memakai: menggunakan prosedur pada saat memecahkan masalah maupun latihan.
d. Menganalisis: menentukan bagaimana suatu bagian-bagian dapat saling terhubung satu sama lain dan kepada keseluruhan struktur serta
memecahkan suatu bahan-bahan ke dalam bagian unsur-unsur pokoknya. e. Menilai: membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria yang
ditetapkan. f. Mencipta: membuat produk baru dengan mengatur kembali bagian-
bagiannya membentuk struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Pada dimensi pengetahuan dibagi menjadi empat kategori, yaitu sebagai
berikut : a. Fakta: unsur-unsur dasar yang perlu siswa ketahui apabila suatu mata
pelajaran tertentu akan diperkenalkan pada mereka dan untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu.
b. Konsep: berisi teori atau model mental, skema dalam berbagai model psikologi kognitif.
c. Prosedur: pengetahuan untuk melakukan sesuatu yang berupa urutan atau langkah-langkah yang harus diikuti.
d. Metakognitif: pengetahuan tentang pemahaman pribadi seseoran dan pengetahuan tentang pemahaman umum.
31
2. Kemampuan Afektif Domain afektif berkaitan dengan minat, sikap dan nilai. Hasil belajar afektif
menurut Bloom 1956:07, dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu sebagai berikut :
a. Penerimaan: kesadaran terhadap suatu sistem nilai, keinginan untuk menerima nilai, dan memperhatikan nilai tersebut.
b. Penilaian: meliputi penerimaan suatu sistem nilai, memilih sistem nilai yang disukai serta berkomitmen menggunakan sistem nilai tersebut.
c. Pengorganisasian: memilih serta menghimpun mana saja sistem nilai yang nantinya akan digunakan.
d. Karakterisasi: meliputi karakteristik perilaku yang dilakukan secara terus menerus berdasarkan sistem nilai yang telah diorganisasikannya.
3. Kemampuan Psikomotorik Domain psikomotorik berkaitan dengan aktivitas fisik, seperti ketrampilan
motorik dan syaraf, koordinasi syaraf, dan manipulasi objek. Menurut Dave dalam Siregar, 2014:11, hasil belajar psikomotorik diklasifikasikan menjadi
lima, yaitu meniru, menerapkan, memantapkan, merangkai, dan naturalisasi. a. Meniru: kemampuan dalam mengamati suatu gerakan agar nantinya
dapat memberikan respons. b. Menerapkan: kemampuan untuk gerkan pilihan, gerakan pendukung serta
pengarahan dengan cara membayangkan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh orang lain.
32
c. Memantapkan: kemampuan dalam merespons yang terkoreksi maupun merespons kesalahan-kesalahan minimal.
d. Merangkai: mengkoordinasikan gerak dengan cara membuat aturan yang sesuai.
e. Naturalisasi: meliputi gerakan-gerakan yang dilakukan rutin dan teratur menggunakan fisik dan psikis yang minimal.
Thobroni 2011:23, menegaskan hasil belajar mencakup hal-hal berikut : 1. Informasi Verbal
Informasi verbal merupakan pengungkapan pengetahuan baik berbentuk lisan ataupun tertulis dalam bentuk bahasa. Kemampuan merespons terhadap
rangsangan spesifik. 2. Keterampilan Intelektual
Keterampilan intelektual adalah keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mempresentasikan lambang dan konsep. Keterampilan intelektual ini
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas. 3. Strategi Kognitif
Strategi kognitif memiliki arti, yaitu suatu kecakapan dalam mengarahkan serta menyalurkan aktivitas kognitif. Strategi kognitif mencakup penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4. Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melakukan beberapa gerakan jasmani untuk mewujudkan otomatisme gerak
jasmani.
33
5. Sikap Sikap adalah kemampuan dalam menolak ataupun menerima objek
berdasarkan penilaian objek tersebut. Sikap memiliki kemampuan yang dapat menjadikan nili-nilai menjadi standar perilaku.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa domain hasil belajar dibagi menjadi tiga, yaitu kemampuan afektif,
kognitif, dan psikomotorik. Ketiga kemampuan tersebut memiliki tingkatan- tingkatan tersendiri, dimana ketiganya berhubungan erat dan dapat saling
mempengaruhi satu sama lain. Berdasarkan paparan tersebut penelitian ini menggunakan indikator hasil
belajar yang diambil berdasarkan materi hasil belajar kelas tinggi semester 1 dapat dilihat pada lampiran 14.
2.1.2.6 Teori-Teori Belajar 2.1.2.6.1 Teori Behavioristik
Belajar di dalam teori behavioristik diartikan sebagai sebuah proses perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh interaksi yang terjadi antara
stimulus dan respon. Menurut Thorndike dalam Siregar, 2014:28, stimulus dan respon dapat dalam bentuk tingkah laku yang bisa diamati ataupun tidak diamati.
Belajar dalam teori behavioristik ini dapat dilakukan dengan mencoba-coba apabila seseorang tidak tahu bagaimana memberikan respon, sehingga setelah
mencoba-coba kemungkinan akan ditemukan respon yang tepat untuk masalah yang dihadapinya.
34
2.1.2.6.2 Teori Belajar Kognitivistik Teori belajar kognitivistik lebih menekankan pada proses belajar daripada
hasil belajar. Belajar tidak hanya melibatkan antara stimulus dan respon saja seperti pada teori behavioristik, tetapi pada teori kognitivistik ini belajar
melibatkan proses belajar yang sangat kompleks. Pengetahuan yang dimiliki seseorang sebelumnya akan menentukan keberhasilan dalam mempelajari
pengetahuan yang baru. Menurut Rifa‟i 2009:106, perilaku manusia ditentukan
oleh faktor dari dalam diri manusia, bukan dari stimulus yang berasal dari luar dirinya.
2.1.2.6.3 Teori Belajar Humanistik Belajar menurut teori humanistik harus berhulu dan bermuara pada
manusia. Ilmuwan dalam kubu humanistik ini salah satunya, yaitu Bloom dan Krathwohl. Bloom 1956:6 menunjukan apa yang mungkin dipelajari siswa
tercakup pada tiga ranah, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor. Teori humanistik ini akan membantu kita dalam menentukan strategi belajar yang tepat.
2.1.2.6.4 Teori Konstruktivistik Teori konstruktivistik mengartikan belajar sebagai suatu proses
pembentukan pengetahuan oleh si belajar sendiri. Belajar lebih dari sekedar mengingat saja. Rifa‟i 2009:114, menyatakan pendidik bukan orang yang
mampu memberikan pengetahuan pada peserta didik, karena peserta didik yang harus membentuk pengetahuan didalam ingatannya sendiri. Inti dari teori
konstruktivistik ini adalah peserta didik sendiri yang harus terlibat aktif didalam pembelajaran.
35
Berdasarkan empat teori belajar tersebut, dalam penelitian ini untuk variabel minat baca mendukung teori belajar konstruktivistik yang menyatakan
bahwa siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Minat baca ini akan membantu siswa dalam membangun pengetahuan dalam ingatannya, karena
pengetahuan salah satunya dapat diperoleh dari membaca. Siswa yang mempunyai minat baca tinggi akan mempunyai pengetahuan yang luas.
2.1.3 Hubungan Minat Baca dengan Hasil Belajar