15
kemajuan terhadap pendidikan muslim di Indonesia, kemunduran terhadap pendidikan muslim di Indonesia, dan terbentuknya organisasi militer
Bab V penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
16
BAB II INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG
A. Kedatangan Jepang ke Indonesia
Pada tahun-tahun terakhir kekuasaan Belanda di Indonesia, Belanda semakin ketat mengawasi kegiatan radikalisme, dan Belandapun berhasil
menahan kegiatan politik kaum nasionalis. Akhirnya kaum nasionalisme tersebut
tidak lagi mengarahkan dukungan massa secara terbuka, tetapi sebagian di
antaranya menyalurkan kegiatan politik mereka melalui dunia pendidikan atau bergerak di bidang sosial-budaya.
1
Hal tersebut dilakukan agar mereka tetap dapat menanamkan jiwa nasionalisme terhadap rakyat Indonesia, agar mau berjuang dan
menuntut hak-hak mereka yang telah hilang selama penjajahan, terutama hak untuk merdeka.
Saat negeri Belanda telah diduduki oleh Jerman pada bulan September 1939, pemerintah Belanda berusaha menutupi berita tersebut di Hindia Belanda.
Dalam suasana yang terjepit semacam itu, Pemerintah Belanda berusaha untuk bekerja sama dengan rakyat Indonesia. Penguasa kolonial mulai sedikit
mengurangi sikap keras mereka terhadap kaum pergerakan dan mengambil jalan kompromi. Kesediaan untuk menerima sikap bekerjasama dengan kaum
pergerakan yang moderat telah memungkinkan diizinkannya kembali partai-partai politik. Kerajaan Belanda sejak diduduki Jerman terpaksa menjalankan
pemerintahan dalam pengasingan.
2
Walaupun di kalangan orang-orang Belanda
1
Mukhlis Paeni dan Mestika Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, dalam Taufik Abdullah dan A.B. Lapian ad, Indonesia Dalam Arus Sejarah: Perang Dan
Revolusi Jilid 6, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2012. h. 5.
2
Ibid. h. 8
terdapat juga kelompok yang bersimpati terhadap pergerakan nasional Indonesia, tetapi sikap pemerintah Hindia Belanda sampai saat-saat terakhir menjelang
keruntuhannya tetap tidak berubah,
3
tetap acuh dan tidak menghiraukan tuntutan- tuntutan dari rakyat Indonesia.
Selain menghadapi tuntutan-tuntutan dari rakyat Indonesia untuk melakukan perubahan ketatanegaraan sesuai dengan keinginannya rakyat Indonesia.
Pemerintah Hindia Belanda juga menghadapi masalah pelik mengenai hubungan dagang Hindia Belanda dengan Jepang. Organisasi bisnis Jepang di Asia
Tenggara, terutama di Hindia Belanda, sudah berlangsung sebelum perang Perang Dunia II, terutama sejak dibukanya konsultan Jepang di Batavia sejak 1909. Pada
1940, konsultan Jepang di Batavia mengajukan tuntutan agar Hindia Belanda bersedia memperbesar kuota ekspor minyak buminya. Tuntutan ini tidak mungkin
dipenuhi oleh pemerintah Hindia Belanda. Salah satu alasan resmi penolakan itu ialah karena neraca nilai impor Jepang tidak seimbang dengan nilai ekspor Jepang
ke Indonesia. Penguasa di Batavia hanya menyanggupi dalam jumlah yang sangat jauh dibawah kuota yang diminta Jepang. Selain itu Jepang juga menuntut ekspor
bahan-bahan lain, seperti karet, timah putih biji besi dan biji mangan dengan jumlah yang juga cukup banyak. Sudah pasti permintaan ini ditolak oleh
pemerintah Belanda. Pada bulan Januari 1941, Jepang mencoba kembali mengirim delegasi di
bawah pimpinan Yoshizawa Kenkichi. Kali ini Jepang menuntut konsesi ladang minyak seluas 1,7 juta hektar. Pemerintah Belanda akhirnya hanya bersedia
memberi 0,3 hektar juta sebagai langkah awal. Selain itu Jepang juga menuntut
3
Cahyo Budi Utomo, Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia Dari Kebangkitan Hingga Kemerdekaan, Semarang: IKIP Semarang Press, 1995 h. 174.
agar orang Jepang diizinkan memasuki Indonesia sabagai dokter, pedagang perantara, atau profesi lainnya. Namun perundingan tersebut mengalami jalan
buntu. Dan akhirnya pada 27 Juni 1941 delegasi Jepang kembali kenegerinya. Yoshizawa tidak menerima pernyataan Belanda bahwa Hindia Belanda sewaktu-
waktu dapat membatasi kuota ekspor. Sementara itu, pada 27 Juli 1941 Amerika Serikat memutuskan hubungan
ekonomi dengan Jepang setelah sebelumnya membatasi ekspor minyaknya. Pemutusan hubungan ekonomi itu dilakukan sebagai reaksi Amerika Serikat
terhadap pendudukan Jepang atas Indocina. Tindakan Amerika Serikat itu diikuti oleh Inggris dan kemudian oleh Hindia Belanda. Hubungan Internasional yang
memburuk yang menimpa Jepang, terutama dengan saingannya di Timur ini, merupakan penyebab Jepang melakukan manuver politik
4
eskpansionis ke selatan saat meletusnya Perang Pasifik pada awal Desember 1941. Kelompok bisnis yang
terkait dengan semangat Nashinron berperan besar dalam membantu invansi Jepang di Hindia Belanda.
5
Sebelum masuk ke Indonesia, propaganda Jepang telah digiatkan keseluruh pelosok bahwa Jepang sebagai penyelamat Asia dari penjajahan asing, Jepang
akan datang mengusir Belanda dan membela kepentingan rakyat Indonesia.
6
Untuk mewujudkan impiannya menyatukan Asia Timur di bawah kekuasaanya, Jepang terlebih dahulu harus menghancurkan kekuatan armada Amerika di Pasifik
yang berpangkalan di Pearl Harbour, Hawaii, sebelum menyerang Hindia Belanda. Oleh karena itu untuk menghancurkan Armada Amerika, disusun
4
Gerakan yang cepat dalam bidang politik. www.kamusbesar.com akses: Rabu, 12 Agustus 2015
5
Paeni dan Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, h. 13.
6
Ahmad Yusuf, Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1942-2002 buku 1, Pekanbaru: Badan Kesejahteraan Sosial Provinsi Riau, 2004 h. 44.
rencana serangan rahasia oleh Isoroku Yamamoto pada bulan September 1941. Pada bulan berikutnya, tanggal 26 November 1941, Armada Laksamana Noichi
Nagumo yang diangkat sebagai panglima perang bergerak dari pulau Kuril. Pada tanggal 2 Desember 1941, ketika masih dalam pelayaran, laksamana
Nagumo menerima telegram sandi dari Yamamoto agar ia melaksanakan serangan. Hari H ditetapkan tanggal 7 Desember 1941.
7
Serangan udara Jepang dilancarkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama dimulai pukul 07.30 pagi.
Sebanyak 183 pesawat pembom diterbangkan dari kapal induk. Sasarannya adalah
kapal-kapal perang Amerika yang berlabuh disekitar Pulau Ford. Satu jam kemudian Jepang melancarkan serangan gelombang kedua dengan 170 pesawat
pembom dan penempur. Selain melakukan pengeboman pesawat pesawat tersebut juga melakukan Straffing dari udara. Kapal-kapal perang dan pesawat-pesawat
terbang Amerika Serikat kembali menjadi sasaran disamping instalasi-instalasi militer lainnya, seperti gudang pembekalan dan bahan bakar. Serangan Jepang
terhadap Pearl Harbour berakhir kira-kira pukul 10.00 pagi. Dalam waktu dua setengah jam, Jepang telah menimbulkan kerugian yang cukup besar pada pihak
Amerika Serikat.
8
Serangan Jepang tersebut membuat presiden Amerika marah, dan pada sore harinya presiden Roosevelt menandangani pernyataan perang terhadap Jepang.
9
Dengan pengumuman itu pemerintah Hindia Belanda telah menyatakan perang terhadap Jepang. Dengan pernyataan perang terhadap Jepang, baik yang
dinyatakan oleh pemerintah Hindia Belanda maupun kerajaan Belanda, secara
7
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI :Zaman Jepang dan Republik Indonsia 1942-1998 edisi pemutakhiran, Jakarta: PT. Balai
Pustaka, 2011 h. 1.
8
Paeni dan Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, h. 13-14.
9
Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, h. 2.
resmi Indonesia sudah diseret ke dalam perang, walaupun tanpa pernyataan itu Indonesia juga tidak akan luput dari serbuan Jepang.
Invasi Jepang ke Indonesia diawali dengan serangan udara. sesudah itu diikuti oleh pendaratan pasukan. Kekuatan udara Jepang lebih hebat dibandingkan
dengan kekuatan udara Hindia Belanda. Serangan pertama dilancarkan dari Davao pada 10 Januari 1942,
10
sehari setelah Jepang menyatakan perang terhadap Belanda. Sasarannya adalah Tarakan untuk menguasai instalasi minyak kota itu.
Dalam melancarkan serangan ini, Jepang berusaha untuk tidak menjatuhkan bom di instalasi tersebut. Karena instalasi minyak tersebut sangat berguna bagi Jepang.
Selain melakukan serangan terhadap Tarakan, Jepang juga menyerang Manado. Dan pada tanggal 11 Januari 1942 pasukan Jepang melakukan pendaratan
11
di Indonesia.
Setelah Jepang berhasil menguasai Indonesia dengan serangan-serangan udaranya, pada tanggal 7 Maret 1942 pada petang harinya pasukan-pasukan
Belanda di sekitar Bandung meminta penyerahan lokal. Kolonel Shoji menyampaikan usul penyerahan lokal dari pihak Belanda ini kepada Jenderal
Imamura, tetapi tuntutan Imamura adalah penyerahan total semua pasukan sekutu ke Jawa. Jika pihak Belanda tidak mengindahkan ultimatum Jepang itu, kota
Bandung akan dibom dari udara. Jenderal Imamura pun mengajukan tuntutan lainnya, yakni gubernur Jenderal Belanda harus turut dalam perundingan di
Kalijati yang diadakan selambat-lambatnya pada hari berikutnya. Akhirnya pihak Belanda memenuhi tuntutan Jepang. Dalam perundingan Kalijati , yang dimulai
10
Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI,h. 3.
11
Paeni dan Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, h. 16
pukul 17.00 tanggal 8 Maret 1942.
12
Berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia ditandai dengan ditanda tanganinya kapitulasi Kalijati oleh Ter Poorten yang
menyatakan bahwa Belanda menyerah tanpa syarat. Orang Indonesia umumnya menyambut kedatangan Jepang dengan perasaan
gembira, karena Jepang dianggap sebagai pembebas mereka dari penjajahan Belanda. Serdadu-serdadu Jepang itu menimbulkan rasa kagum penduduk ketika
mereka memasuki kota-kota tanpa mendapat perlawanan dari Belanda. Mobil- mobil truk perang diiringi pasukan Jepang berkendara sepeda. Bendera Merah
Putih dikibarkan, adakalanya berdampingan dengan “Bendera Hinoo Maru” di
berbagai tempat. Kata “Banzai” terucap berulang-ulang dan keras dari mulut mulut penduduk yang terbius yang berarti “selamat datang”.
Serdadu Jepang mendapat sambutan meriah dari rakyat Indonesia, orang- orang Belanda yang muncul di jalan-jalan mendapat hadiah berupa ejekan dan
caci maki. Faktor utama yang menimbulkan simpatik rakyat terhadap Jepang tentu saja kebencian mereka terhadap Belanda, baik akibat penderitaan yang langsung
mereka rasakan maupun akibat perasaan kebangsaan. Penduduk Jawa meyakini kebenaran dari Ramalan Joyo Boyo yang berisi
bahwa suatu ketika Jawa akan diperintah oleh orang-orang berkulit kuning. Namun pemerintahan mereka tidak lama, dan mereka akan kembali kenegara
asalnya. Dan Jawa akan diperintah oleh bangsa sendiri. Dalam pandangan rakyat, orang berkulit kuning tidak lain adalah Jepang.
13
Banyak penduduk Jawa yang senang dengan kedatangan Jepang di Indonesia, karena mereka yakin setelah
kedatangan Jepang, Indonesia akan segera merdeka.
12
Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, h. 9.
13
Paeni dan Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, h. 21.
B. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Jepang
Untuk melancarkan aksinya dalam memperoleh cita-citanya yaitu memenangkan Perang pasifik, Jepang membuat berbagai macam kebijakan, yaitu:
1. Bekerjasama dengan Bangsa Indonesia
Untuk dapat bekerja sama dengan rakyat Indonesia, maka terlebih dahulu Jepang berusaha untuk dapat bekerja sama dengan toko-tokoh terkemuka di
Indonesia. Tokoh-tokoh nasionalisme Indonesia seperti Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad hatta bersedia melakukan kerja sama dengan pihak pemerintah
Jepang, padahal sebelumnya pada masa pemerintah Hindia Belanda mereka bersikap nonkooperatif.
14
Berbeda dengan keadaan pada zaman Hindia Belanda dimana pemerintah kolonial menekan kaum nasionalis Indonesia, pada masa
pemerintahan Jepang kaum nasionalis diajak bekerja sama oleh penguasa.
15
Selain melakukan kerja sama dengan kaum nasionalis, Jepang juga melakukan kerja
sama dengan tokoh-toko muslim. Tokoh-tokoh muslim memperoleh perhatian khusus dari pemerintah Jepang. Golongan ini memperoleh banyak kelonggaran
dibandingkan dengan nasionalis sekuler.
16
Karena ingin menggalang semua kekuatan besar anti-Belanda ke pihaknya, maka Jepang lebih mementingkan
kepentingan golongan Islam dari pada memenuhi keinginan para elit nasionalis.
17
Jika Jepang berhasil bekerja sama dengan tokoh-tokoh muslim maka secara otomatis rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam juga akan membantu
Jepang.
14
Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, h. 27.
15
Ibid, h. 29.
16
Ibid, hal, 37
17
Harry J Benda. Bulan Sabit Dan Matahari Terbit: Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang,trjmh, Jakarta: Pt. Dunia Pustaka Jaya, 1980 h. 141.
Dalam rangka memberikan kelonggaran kepada golongan Islam pulau Jawa, pemerintah militer Jepang masih mengizinkan tetap berdirinya organisasi Islam
dari zaman Hindia Belanda yaitu M ajelis Islam A’la Indonesia MIAI yang
didirikan di Surabaya pada tahun 1937 oleh K.H. Mas Mansur dan kawan-kawan. Jepang memilih MIAI sebagai wadah golongan Islam yang merupakan satu-
satunya organisasi gabungan, yang dimiliki umat Islam, tetapi MIAI baru diakui oleh Pemerintah Militer Jepang sesudah mengubah anggaran dasar asas dan
tujuannya. Pada asas dan tujuan MIAI ditambahkan “turut bekerja dengan sekuat
tenaga dalam pekerjaan membangunkan masyarakat baru, untuk mencapai kemakmuran bersama di lingkungan Asia raya di bawah pimpinan Dai Ni
ppon”.
18
Setelah merubah asas dan tujuannya, maka MIAI baru diakui oleh Jepang dan dapat melakukan kegiatannya seperti biasa, tetapi masih dalam pengawasan
Jepang. Walaupun kaum muslimin berbeda keyakinan dengan Jepang, tokoh-tokoh
muslim tetap mau bekerja sama dengan Jepang karena tujuan Jepang sama dengan tujuan rakyat Indonesia yaitu membela tanah Air dan menjaganya agar tidak
direbut lagi oleh pihak sekutu, oleh karena itu, tokoh-tokoh muslim berusaha untuk mengajak rakyat Indonesia untuk membantu Jepang seperti yang
disampaikan K. H. M. Mansoer dalam surat kabar Soeara Muslimin Indonesia yaitu:
“Kita Ma’loem Soedah bahwa peperangan sekarang ini sedang memuncak peristiwa ini menghendaki poesat perhatian serta pembelaan jang koeat-
tegak; karena mengenai djoega Tanah Air kita Indonesia jang termasuk dalam lingkungan Asia Timoer Raya. Mungkin benar bahwa didjita-djita
oleh Seokoetoe hendak mereboet kembali tanah djadjahannja, tanah tempat mereka mentjari oentoeng, menumpang hidup di tanah jang elok permai,
18
Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, h. 38.
yaitu tanah kita Indonesia oemoemnya. Mereka beroesaha sekoeat-koeatnya kembali kemari dengan maksoed mendjadjah lagi, sedang kita haroes
soedah siap sedia bersama Dai Nippon menantang maksoed itoe oentoek meloempoehkan kekoeasaan mereka. Dan lagi mereka telah beberapa kali
mengintai poelau Djawa. Mereka hendak mendarat menjerboe. Maka oleh karena itoe, seloeroeh pendoedoek Djawa seharoesjalah bersatoe-padoe hati
dan bekerdja bersama-sama mempertahankan serangan dan serboean itoe karena kita semata-mata membela hak Tanah Air kita. Demikianlah oentoek
kemakmoeran bersama dan keselamatan bersama dalam menghindarkan bala bencana itoe, haroeslah lebih-lebih dipererat tali persatoean segenap
tenaga dan pendoedoekan Djawa seloeroehnja. Pada waktoe peperangan jang hebat-dasyat ini, memang boekan mandjadi soal tentang faham
keyakinan dalam agama. Melainkan pertahanan negeri itoelah jang menjadi
pangkalnya. Allah Soebhanahoe wa Ta’ala telah memperingatkan kita seperti jang tersoeboet dalam kitab Soetji Al-
Qoer’an, Soerat Al-Baqarah, ayat 145 jang artinja
“meskipoen engkau Moehammad soenggoeh akan memberikan dengan segenap boekti kepada mereka itoe tentoe mereka itoe
tidak akan mengikoeti kiblat mereka itoe; dan setengah golongan poen tidak akan mengikoetikiblat golongan lain
”. Djadi njatalah, bahwa manoesia kalaoe soedah mempunyai kejakinan, maka ia kokoh dan koeat poela
menepati kejakinan masing-masing. Maka tepatlah bahwa pada saat ini, dasar kejakianan tidak perloe didalam-dalam atau diperselisihkan. Akan
tetapi djoeroesan kebaktian dalam satoe toejoean itoelah oetamanya dipersoenggoeh memboelatkannjaoentoek pembelaan Tanah Air dan
keselamatan Bangsa karena kita bertahan air satoe dan berbangsa satoe poela. Kemoedian dari pada itoe Toehan berfirman selanjoetnya djoega
dalam soerat Al-Baqarah ayat 148
jang artinj a “Bagi masing-masing mereka
itoe soedah mempoenyai hadapan sendiri-sendiri, maka karena itoe soepaya
keyakinan hendaknya
serentak berlomba-lomba
akan mengerdjakan kebaikan”. Demikianlah, mengerjakan kebaikan baik digaris
depan atau digaris belakang peperangan , haroeslah mendjadi dasar kita teristimewa dalam masa jang amat genting seperti sekarang ini. Kerdja
bersama-sama dengan seboelat hati serta seia sekata insya Allah akan
meoedjoedkan hasil jang manfa’at.”
19
Selain disampaikan pidato oleh K. H. M. Mansoer untuk mengajak kaum muslimin untuk membantu Jepang, dijelaskan pula mengenai dasar perjuangan
kaum muslimin oleh Ahmad Yusuf, bahwa perjuangan yang didasarkan atas dasar keyakinan tak akan sia-sia, dengan cara menguatkan batin dengan pendidikan
agama dan menebalkan keyakinan dengan iman dan tauhid;
19
“Tjara Kerdja Bersama-sama jang Oetama K. H. M, Mansoer”, Soeara Muslimin Indonesia, 16 Moeharram 13641 Djanoeari 2605, No. 1 Th. III.
“..... Kalimat : La ilaha illallah Moehammadoer Rasoeloellah yang berarti Tidak ada Toehan selain Allah, Moehammad itoe OetoesanNja. Inilah
dasar Islam itoe agamanja, dengan bersoempah dihadapan Allah, manoesia dan dirinja sendiri.... djentera zaman berpoetar, seloeroeh doenia
oemoemnja, diIndonesia khususnja, dasar hidoep kaum muslimin hantjoer dibawa masa. Namoen begitoe dasar itoe mesti tetap tegoeh didjiwa tiap-
tiap Moeslim, selama Qoer’am masih dibatja, selagi matahari masih terbit di Timoer, dasar itoe pada soeatoe masa akan memberi tjorak dan bentoek
pada tiap-tiap moeslim....kita kembali kesedjarah perdjoeangan pahlawan- pahlawan dan pradjoerid-pradjoerid dari zaman Rasulullah, sahabat-
sahabat dan pahlawan-pahlawan sesoedahnja. Itoelah perdjoeangan jang bersendikan Taoehid dan kejakinan, bersemboyan dari Allah, karena Allah
dan oentoek Allah: memandang ringan kepada mati kalaoe mereka madjoe ke medan perdjoeangan bagaikan air bah jang tertahan-tahan , terbelintang
poetoes, terbeloedjoer patah. Dengan semangat inilah Islam dapat menjerboe ke Eropa, Afrika hingga ke India. Sebagaimana bangsa Nippon
meyakinkan berkoempoelnja roeh-roeh soetji pahlawan-pahlawan tanah asir di Jasoe-koeni Djindja, adalah kaoem moeslimin jang berjoeang
kepada djalan Allah, akan kembali kepadanja dengan kesoetjian, karena Allahlah kembali segala sesoeatoe. Kejakinan inilah jang mendjelmakan
sedjarah jang bilang-gemilang dalam perjoeangan kaum Moeslimin: sebagaimana gilang-gemilangnja perjoeangan Dai Nippon sekarang ini.
Tjita-tjita Hakko Itjioe jang akan diciptakan oleh Dai Nippn itoe, bagi kaoe
m moeslimin ta’ragoe lagi, jang mereka mempoenjai tjita-tjita seperti itoe poela, selama darah Islam mengalir di toeboehnja. Persemaian boeah
dan kesan dasar hidoep, keyakinan dan perdjoangan bangsa Nippon dan kaoem Moeslim inilah jang haroes diselidiki oleh tiap-tipa moeslim dan
pemimpin Indonesia jang ikoet dan sedang mmbentoek dasar pembangoenan Indonesia dalam lingkoengan Asia Raja sekarang ini.
Dalam gelanggang perjoengan jang menentoekan nasib Indonesia sekarang, dan masa jang akan datang, kaoem Moeslimin di Indonesia
soedah mempoenjai pendirian jang tentoe, keyakinan jang tegoeh dan dasar perjoeangan yang soedah tetap, hingga dalam perjoeangan di moeka
sekalipoen. Karena mereka yakin, bangoen dan roeboehnja Indonesia, lenjap atau teroelangnja pendjadjahan kembali, menetoekan nasib agama,
bangsa dan tanah airnja. Maka oentoek mengobar-ngobarkan semangat perjoeangan poetera Indonesia sekarang ini, siapkanlah batin dengan
didikan agama, perkoeatlah dasar jang tegoeh dan tentoe, tebalkanlah kejakinan dengan iman dan tauhid baik pemimpin ataoe jang dipimpin
nistja
ja ta’ akan sia-sia perjoeangan jang dihadapi dan koerban jang diberikan. Karena gerakan jang berdiri diatas dasar jang tegoehlah jang
menimboelkan perjoeangan jang dahsjat dan ta’ tertahan-tahan....”
20
20
“Dasar Perdjoeangan Moeslimin Oleh; Ahmad Joesoef”, Pandji Poestaka, Weltevreden: Balai Pustaka,1943.