Sistematika Penulisan Metode Penelitian

terdapat juga kelompok yang bersimpati terhadap pergerakan nasional Indonesia, tetapi sikap pemerintah Hindia Belanda sampai saat-saat terakhir menjelang keruntuhannya tetap tidak berubah, 3 tetap acuh dan tidak menghiraukan tuntutan- tuntutan dari rakyat Indonesia. Selain menghadapi tuntutan-tuntutan dari rakyat Indonesia untuk melakukan perubahan ketatanegaraan sesuai dengan keinginannya rakyat Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda juga menghadapi masalah pelik mengenai hubungan dagang Hindia Belanda dengan Jepang. Organisasi bisnis Jepang di Asia Tenggara, terutama di Hindia Belanda, sudah berlangsung sebelum perang Perang Dunia II, terutama sejak dibukanya konsultan Jepang di Batavia sejak 1909. Pada 1940, konsultan Jepang di Batavia mengajukan tuntutan agar Hindia Belanda bersedia memperbesar kuota ekspor minyak buminya. Tuntutan ini tidak mungkin dipenuhi oleh pemerintah Hindia Belanda. Salah satu alasan resmi penolakan itu ialah karena neraca nilai impor Jepang tidak seimbang dengan nilai ekspor Jepang ke Indonesia. Penguasa di Batavia hanya menyanggupi dalam jumlah yang sangat jauh dibawah kuota yang diminta Jepang. Selain itu Jepang juga menuntut ekspor bahan-bahan lain, seperti karet, timah putih biji besi dan biji mangan dengan jumlah yang juga cukup banyak. Sudah pasti permintaan ini ditolak oleh pemerintah Belanda. Pada bulan Januari 1941, Jepang mencoba kembali mengirim delegasi di bawah pimpinan Yoshizawa Kenkichi. Kali ini Jepang menuntut konsesi ladang minyak seluas 1,7 juta hektar. Pemerintah Belanda akhirnya hanya bersedia memberi 0,3 hektar juta sebagai langkah awal. Selain itu Jepang juga menuntut 3 Cahyo Budi Utomo, Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia Dari Kebangkitan Hingga Kemerdekaan, Semarang: IKIP Semarang Press, 1995 h. 174. agar orang Jepang diizinkan memasuki Indonesia sabagai dokter, pedagang perantara, atau profesi lainnya. Namun perundingan tersebut mengalami jalan buntu. Dan akhirnya pada 27 Juni 1941 delegasi Jepang kembali kenegerinya. Yoshizawa tidak menerima pernyataan Belanda bahwa Hindia Belanda sewaktu- waktu dapat membatasi kuota ekspor. Sementara itu, pada 27 Juli 1941 Amerika Serikat memutuskan hubungan ekonomi dengan Jepang setelah sebelumnya membatasi ekspor minyaknya. Pemutusan hubungan ekonomi itu dilakukan sebagai reaksi Amerika Serikat terhadap pendudukan Jepang atas Indocina. Tindakan Amerika Serikat itu diikuti oleh Inggris dan kemudian oleh Hindia Belanda. Hubungan Internasional yang memburuk yang menimpa Jepang, terutama dengan saingannya di Timur ini, merupakan penyebab Jepang melakukan manuver politik 4 eskpansionis ke selatan saat meletusnya Perang Pasifik pada awal Desember 1941. Kelompok bisnis yang terkait dengan semangat Nashinron berperan besar dalam membantu invansi Jepang di Hindia Belanda. 5 Sebelum masuk ke Indonesia, propaganda Jepang telah digiatkan keseluruh pelosok bahwa Jepang sebagai penyelamat Asia dari penjajahan asing, Jepang akan datang mengusir Belanda dan membela kepentingan rakyat Indonesia. 6 Untuk mewujudkan impiannya menyatukan Asia Timur di bawah kekuasaanya, Jepang terlebih dahulu harus menghancurkan kekuatan armada Amerika di Pasifik yang berpangkalan di Pearl Harbour, Hawaii, sebelum menyerang Hindia Belanda. Oleh karena itu untuk menghancurkan Armada Amerika, disusun 4 Gerakan yang cepat dalam bidang politik. www.kamusbesar.com akses: Rabu, 12 Agustus 2015 5 Paeni dan Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, h. 13. 6 Ahmad Yusuf, Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1942-2002 buku 1, Pekanbaru: Badan Kesejahteraan Sosial Provinsi Riau, 2004 h. 44. rencana serangan rahasia oleh Isoroku Yamamoto pada bulan September 1941. Pada bulan berikutnya, tanggal 26 November 1941, Armada Laksamana Noichi Nagumo yang diangkat sebagai panglima perang bergerak dari pulau Kuril. Pada tanggal 2 Desember 1941, ketika masih dalam pelayaran, laksamana Nagumo menerima telegram sandi dari Yamamoto agar ia melaksanakan serangan. Hari H ditetapkan tanggal 7 Desember 1941. 7 Serangan udara Jepang dilancarkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama dimulai pukul 07.30 pagi. Sebanyak 183 pesawat pembom diterbangkan dari kapal induk. Sasarannya adalah kapal-kapal perang Amerika yang berlabuh disekitar Pulau Ford. Satu jam kemudian Jepang melancarkan serangan gelombang kedua dengan 170 pesawat pembom dan penempur. Selain melakukan pengeboman pesawat pesawat tersebut juga melakukan Straffing dari udara. Kapal-kapal perang dan pesawat-pesawat terbang Amerika Serikat kembali menjadi sasaran disamping instalasi-instalasi militer lainnya, seperti gudang pembekalan dan bahan bakar. Serangan Jepang terhadap Pearl Harbour berakhir kira-kira pukul 10.00 pagi. Dalam waktu dua setengah jam, Jepang telah menimbulkan kerugian yang cukup besar pada pihak Amerika Serikat. 8 Serangan Jepang tersebut membuat presiden Amerika marah, dan pada sore harinya presiden Roosevelt menandangani pernyataan perang terhadap Jepang. 9 Dengan pengumuman itu pemerintah Hindia Belanda telah menyatakan perang terhadap Jepang. Dengan pernyataan perang terhadap Jepang, baik yang dinyatakan oleh pemerintah Hindia Belanda maupun kerajaan Belanda, secara 7 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI :Zaman Jepang dan Republik Indonsia 1942-1998 edisi pemutakhiran, Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2011 h. 1. 8 Paeni dan Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, h. 13-14. 9 Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, h. 2.