40
Bahasa Indonesia SDMI Kelas 6
Sumber: jogja.mediacenter.or.id
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat
1. Siapakah pelaku yang mendaur ulang kertas bekas pada wacana di atas? 2. Karya-karya apa saja yang telah didaur ulang?
3. Sebutkan kalimat pujian yang terdapat dalam percakapan di atas 4. Siapakah yang memuji karya Dita?
5. Dita akan menabung uang hasil penjualan hasil karyanya. Bagaimana menurut pendapat kalian? Berilah alasannya
2. Buatlah kalimat pujian terhadap orang lain yang berupa percakapan berdasarkan ilustrasi di bawah ini
1. Sita dan Nana bersahabat di sekolah. Suatu hari, Sita mengajak Nana untuk bermain ke rumah Ratih. Nana menolak. Dia harus segera pulang ke rumah
karena harus membantu ibunya menjaga adik. 2. Susi senang melukis. Suatu hari, Susi mengikuti lomba melukis untuk anak
SD. Susi melukis pemandangan di kebun. Lukisan Susi sangat bagus. Susi pandai memilih warna yang tepat untuk lukisannya. Falia, teman Susi, kagum
dengan lukisan itu.
C. Membaca Berita
Bacalah teks berikut ini dengan cermat Diguncang Gempa 5,9 SR
Yogyakarta luluh lantak. Gempa dahsyat berkekuatan 5,9
Skala Richter kemarin pagi terjadi pukul 05.53 WIB,
menelan sedikitnya 2.886 korban jiwa.
Gempa tektonik itu berpusat di Samudra Hindia,
sekitar 37 kilometer di selatan Yogyakarta. Rumah-rumah di
empat kecamatan di Bantul rata dengan tanah. Begitu pula
sejumlah kawasan di kota dan kabupaten lain di Provinsi DIY dan Jawa Tengah.
Gambar 4.2 Kerusakan akibat gempa bumi
41
Bahasa Indonesia SDMI Kelas 6 Korban paling banyak memang terdapat di Kabupaten Bantul, karena terletak
di lokasi paling dekat dengan pusat gempa.
Sumber:
Jawa Pos, Minggu 28 Mei 2006
Gempa Yogyakarta 2006
Sabtu pagi, 27 Mei 2006 selesai shalat subuh saya masih santai menonton berita televisi sambil menunggu anak pertama selesai mandi. Jam di televisi menunjukkan
angka 5.54 WIB ketika tiba-tiba bumi bergetar, tembok bergoyang dan seisi rumah bergerak, serta menimbulkan suara mirip seperti pesawat terbang rendah.
Beberapa detik saya masih terpana ketika baru sadar bahwa ini gempa bumi. Ya, gempa bumi paling hebat yang pernah saya rasakan seumur hidup saya. Spontan,
tanpa dikomando saya langsung berteriak “Gempa . . . Gempa . . . Gempa . . .” sambil menarik 2 anak saya yang masih balita untuk dibawa ke luar rumah. Kebetulan
mereka tertidur di dekat saya. Suara benda-benda berjatuhan, genting, gelas, pigura, dan perabotan lain menghiasi suasana waktu itu. Di luar pun suara jerit dan suara
orang bertakbir bersangkutan. Mereka berhamburan ke luar rumah menyelamatkan diri. Panik, mencekam, dan ketakutan sehingga mau membuka kunci pintu pun rasanya
sangat sulit walaupun akhirnya terbuka. Di luar sepertinya sudah banyak orang yang juga merasakan hal yang serupa.
Tidak terpikirkan lagi harta benda yang ada di dalam rumah. Yang ada hanya satu, menyelamatkan jiwa. Saya sampai tidak terpikir menyuruh istri saya yang tengah
memandikan anak nomor satu untuk segera keluar dari rumah. Ya, hanya dalam hitungan detik perasaan mencekam yang belum pernah saya rasakan itu terjadi begitu
saja. Alhamdulillah, semuanya berlalu. Saya panggil istri, ternyata dia lewat pintu
belakang bersama anak pertama yang masih basah badannya karena belum selesai mandi. Sementara saya bersama-sama anak balita nomor 2 dan 3 lewat pintu depan.
Kami pun berpelukan sambil mengucap Alhamdulillah berkali-kali. Ternyata goyangan yang hanya terjadi beberapa detik itu telah menghancurkan
banyak rumah. Korban jiwa pun banyak yang melayang. Banyak penduduk desa sebelah terpaksa harus tidur beralaskan tikar dan beratapkan langit. Sungguh, Allah
SWT telah menyelamatkan keluargaku. Alhamdulillah . . . Alhamdulillah . . . .
Sumber: http:mutoha.blogspot.com2006.05.01.mutoha.archive.html