35
Persentase skor total sis wa Kategori ke mampuan siswa
55 ≤ C 75
C Cukup 4
0 ≤ D 55 D Kurang
0 ≤ E 40 E Sangat Kurang
b. Persentase Rata-Rata Tiap Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis siswa dari tiap indikator, dianalisis dengan tahapan sebagai berikut:
Masing- masing butir soal dikelompokkan sesuai dengan indikator
kemampuan berpikir kritis matematis.
Berdasarkan pedoman pensekoran yang telah dibuat, kemudian dihitung jumlah skor tiap indikator. Selanjutnya dihitung persentase-
nya dengan rumus sebagai berikut:
Data hasil perhitungan di atas kemudian dikualifikasikan dengan
ketentuan pada table 3.1.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut: 1. Selama proses belajar di kelas, siswa tergolong aktif dan tidak lamban dalam
pembelajaran menggunakan metode socrates. Hal tersebut ditunjukkan antusias siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru pada setiap
pertemuan mulai dari pertanyaan yang sederhana sampai pertanyaan yang sifatnya lebih kompleks.
2. Kemampuan berpikir kritis siswa kelas X
6
SMA Negeri 15 Bandarlampung tergolong ke dalam kriteria
sedang . Hal ini terlihat dari rata-rata
hasil belajar siswa sebesar 66,28 dari 39 siswa.
3. Secara umum siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran menggunakan metode socrates dengan pendekatan kontekstual yang
ditunjukkan dari sikap siswa pada hasil wawancara terhadap pengalaman belajarnya.
4. Kemampuan berpikir kritis siswa sudah cukup baik, namun masih lemah dalam hal evaluasi dan penarikan kesimpulan. Dari pembahasan diperoleh
juga penyebab siswa tidak bisa menjawab dengan benar soal yang diberikan,
121 antara lain: a kurangnya pemahaman terhadap masalah matematis, dan b
kurangnya ketekunan dan kegigihan siswa dalam mempelajari matematika.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh serta proses yang
telah dilakukan, dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran socrates dengan pendekatan kontekstual dapat dijadikan
guru sebagai metode alternatif untuk mengajarkan matematika terlebih lagi materi yang bisa dikatkan dengan kehidupan nyata. Selain dapat mengasah
kemampuan berpikitir kritis siswa, metode ini juga dapat meningkatkan minat belajar siswa.
2. Kepada para peneliti yang akan melakukan jenis penelitian yang sama, disarankan untuk melakukan pengkajian aspek-aspek lain seperti pengkajian
terhadap lembar observasi, catatan lapangan, wawancara, jurnal harian, dan angket agar dalam mendeskripsikan proses pembelajaran terlihat lebih jelas
tindakan yang dilakukan. 3. Peneliti diharapkan melakukan uji soal tes yang akan digunakan, sehingga
soal tes lebih valid dan dapat benar-benar merepresentasikan kemampuan berpikir kritis siswa.
4. Dalam melakukan pengamatan terhadap proses belajar dan menilai sikap serta perkembangan siswa, sebaiknya peneliti sudah mengenal karakteristik objek
yang akan diteliti sebelum memulai penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2002. Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas. Ennis, R. H. 1996. Critical Thinking. New Jersey: Prentice Hall.
Fitria, R. 2010. Pengaruh Pembelajaran Melalui Strategi Heuristik Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi. Bandung: UPI. Gunowibowo, Pentatito. 2008. Efektivitas Pendekatan Realistik dalam Me-
ningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dan Sikap Terhadap Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas IV SD di
Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Johnson, David. W Johnson, Robert, T. 2002. The Meaningful Assesing “A
Manageable and Cooperative Process ”. Allyn and Bacon.
Jones, et al. , 1994. Socratic. The Expert Educator.________________ Khotimah, T. H. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Learning cycle 7EU ntuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi. Bandung: UPI.
Krismanto, AL. 2003. Beberapa Teknik Model dan Strategi Dalam Pembelajarn Matematika. Yogyakarta: Pusat Penataran Guru Matematika.
Lathifah, L. N. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CO-OP Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Dalam
Matematika. Skripsi. Bandung: UPI. Miles, Matthew. B Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: UI-Press. Permendiknas. 2006. Standar Isi. [Online]. Tersedia: http:www.kemdiknas
.go.idlist_linkproduk-hukumperaturanmenteri2006. 23 Agustus 2011. Rosita, I. 2007. Penerapan Strategi Heuristik untuk Meningkatkan Kemampuan
generalisasi Matematis Siswa SMA Studi Eksperimen terhadap Kelas X Siswa SMAN 10 Bandung. Skripsi. Bandung: UPI.
Siswono. 2004. Penerapan Pendekatan Pembelajaran untuk Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Tegak di Kelas 1 SLTP
Negeri 6 Sidoarjo. Denpasar: Universitas Udayana. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D. Bandung:
Alfabeta. Supinah. 2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual
dalam Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Surya, Moh .1981. Pengantar Psikologi Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung. Sutrisno,
Bejo. 2011.
Metode Socrates.
[Online]. Tersedia:
http:mrbejo.compage39721metode-socrates.html. 15 Maret2012. Syukur, M. 2004. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA dalam
Pembelajaran Matematika. Thesis. Padang: UNP. Wardhani, S. 2004. Pembelajaran Matematika Konstektual di SMP. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan Nasional. Yunarti, Tina. 2011. Pengaruh Metode Socrates Terhadap Kemampuan dan
Disposisi Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas. Tesis. Bandung: UPI.