E. Sistematika Penulisan
Agar mempermudah memahami terhadap isi skripsi ini secara keseluruhan, maka diperlukan penjelasan mengenai sistematika penulisan yang bertujuan untuk
mendapat suatu gambaran jelas tentang pembahasan skripsi yang dapat dilihat dari hubungan antara satu bagian dengan satu bagian lainnya secara keseluruhan.
Sistematikanya sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN
Pada bagian memuat latar belakang, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, serta sistematika penulisan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan pustaka dari berbagai konsep atau kajian yang berhubungan dengan penyusunan skripsi yaitu pengertian penegakan hukum, pengertian dan
unsur-unsur tindak pidana dan tindak pidana lalu lintas dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
III. METODE PENELITIAN
Pada bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam pendekatan masalah, sumber dan jenis data, cara pengumpulan data dan serta analisis data.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini berisi tentang pembahasan berdasarkan hasil penelitian terhadap permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ini dengan studi kepustakaan dan
studi lapangan.
V. PENUTUP
Pada bagian ini berisikan kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari penelitian dan pembahasan serta berisikan saran-saran penulis yang diberikan berdasarkan
penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian skripsi ini.
✁
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pertanggungjawaban Pidana
Pertanggungjawaban pidana mengandung makna bahwa setiap orang yang melakukan tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam
undang-undang, maka orang tersebut patut mempertanggungjawabkan perbuatan sesuai dengan kesalahannya.
1
Untuk dapat dipidananya pelaku, disyaratkan bahwa tindak pidana yang dilakukannya itu harus memenuhi unsur-unsur yang telah
ditentukan dalam undang-undang sehingga pelaku secara sah dapat dikenai pidana karena perbuatannya.
Pertanggungjawaban pidana adalah kemampuan seseorang terhadap kesalahan. Pertanggungjawaban dalam hukum pidana menganut asas tiada pidana tanpa
kesalahan geen straf zonder schuld. Walaupun tidak dirumuskan dalam undang- undang, tetapi dianut dalam praktik. Tidak dapat dipisahkan antar kesalahan dan
pertanggungjawaban atas perbuatan.
2
Mengenai adanya penentuan pertanggungjawaban, seseorang pembuat dalam melakukan suatu tindak pidana harus ada “sifat melawan hukum” dari tindak
pidana itu, yang merupakan sifat terpenting dari tindak pidana. Tentang sifat melawan hukum apabila dihubungkan dengan keadaan psikis jiwa pembuat
1
Andi Hamzah. Asas-Asas Hukum Pidana,Jakarta:Rineka Cipta, 2001,Hlm.12.
2
Adami Chazawi . Pelajaran Hukum Pidana. Jakarta : Rajagrafindo Persada. 2007,Hlm.151.