Faktor yang Menggugurkan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Variabel Penelitian

Disamping penilaian analisis CAMEL, kesehatan bank juga dipengaruhi hasil penilaian lainnya, yaitu penilaian terhadap : 1. Ketentauan pelaksanaan pemberian kredit Usaha Kesil KUK dan pelaksanaan Kredit Eksport 2. Pelanggaran terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK atau sering disebut dengan Legal Lending Limit 3. Pelanggaran Posisi Devisa Netto

2.5 Faktor yang Menggugurkan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pengguguran tingkat kesehatan suatu bank yaitu: • Perselisihan Intern • Campur Tangan Pihak Luar Bank • Window Dressing • Praktek Bank dalam Bank • Kesulitan yang Mengakibatkan Pengunduran dalam Kliring • Praktek yang Membahayakan Usaha Bank Hal-hal yang mempengaruhi penilaian kesehatan bank umum antara lain yaitu: • Pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit • Pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit • Pelanggaran Ketentuan Know Your Customer • Pelanggaran Transparansi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah Universitas Sumatera Utara • Pelanggaran Ketentuan Penyelesaian Pengaduan Nasabah. Hasil penilaian tingkat kesehatan bank umum adalah sebagai berikut: 1. PK1 adalah Bank Tergolong Sangat Baik dan Mampu Mengatasi Pengaruh Negatif Kondisi Perekonomian dan Industri 2. PK2 adalah Bank Tergolong Baik dan Mampu Mengatasi Pengaruh Negatif Kondisi Perekonomian dan Industri Keuangan Namun Masih memiliki Kelemahan Minor yang dapat Segera Diatasi oleh Tindakan Rutin 3. PK3 adalah Bank Tergolong Cukup Baik Namun Terdapat Beberapa Kelemahan yang Dapat Menyebabkan Peringkat Kompositnya Memburuk Apabila Bank Tidak Segera Melakukan Tindakan Korektif. 4. PK4 adalah Bank Tergolong Kurang Baik dan Sangat Sensitif terhadap Pengaruh Negatif Kondisi Perekonomian dan Industri Keuangan 5. PK5 adalah Bank Tergolong Tidak Baik dan Sangat Sensitif Terhadap Pengaruh Negatif Perekonomian serta mengalami kesulitan yang Membahayakan Kelangsungan Usahanya.

2.6 Variabel Penelitian

Ada beberapa variable dalam pebnelitian ini antara lain, yaitu:

1. BOPO Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

Salah satu rasio yang menunjukkan efisiensi bank adalah biaya operasionalterhadap pendapatan operasional BOPO. Efisiensi bank mempengaruhi kinerja bank, yakni untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Universitas Sumatera Utara Untuk mencapai keuntungan maksimal, sebuah perusahaan harus dapat berproduksi pada tingkat output yang optimal dengan jumlah input tertentu. Dengan kata lain semakin rendah tingkat BOPO maka semakin tinggi tingkat keuntungan bank.

2. CAR Capital Adequacy Ratio

Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank tersebut. Semakin besar modal suatu bank, maka masyarakat akan berasumsi bahwa bank tersebut dapat menutup resiko yang mungkin terjadi. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko. Disamping itu bank yang memiliki CAR yang tinggi dapat dikatakan bahwa bank tersebut mempunyai cukup modal untuk mengembangkan usahanya sehingga berpotensi mendapat laba yang lebih tinggi.

3. NIM Net Interest Margin

NIM yaitu rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan outstanding credit. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. NIM suatu bank dikatakan sehat apabila mempunyai NIM diatas 2.

4. ROA Return On Average Asset

Menutut Richard dalam Kusumanigrum 2011 “ROA yang selalu meningkat, sangat bermanfaat bagi kinerja suatu perusahaan. Hal ini disebabkan semakin tinggi ROA maka semakin efisien bank tersebut dan profitabilitas yang Universitas Sumatera Utara didapatpun semakin tinggi”. Profitabilitas tidak hanya penting bagi pengelola bank, tapi bagi stakeholder lainnya. Bagi perusahaan, tentu profitabilitas berkaitan langsung dengan tingkat pendapatan yang akan diperoleh. Bagi masyarakat, khususnya deposen, tidak akan merasa waswas menyimpan uangnya di bank, karena bank yang memiliki profitabilitas dapat dikatakan mempunyai modal yang cukup dan jauh dari kebangkrutan. Dengan kata lain profitabilitas dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Bagi pemerintah bank yang memiliki profitabilitas yang tinggi, maka bank tersebut tergolong bank sehat, maka akan memperlancar lalu lintas ekonomi dan dapat menopang perekonomian suatu negara. 2.7 Penelitian Terdahulu No Nama, Tahun, Judul Variabel Hasil 1 Bhava Wahyu Nugraha, 2007, Analisis Efisiensi Perbankan Menggunakan Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysys Y Efisensi Perbankan, X1Bank Pemerintah, X2 Bank Swasta Nasional, X3Bank Swasta Asing 1. Kelompok bank milik pemerintah, dengan jumlah 3 bank yaitu Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, dan Bank Mandiri, sebanyak 2 bank tidak mencapai tingkat efisiensi atau hanya sebesar 33,3 bank yang mencapai tingkat efisiensi. 2. Kelompok bank swasta nasional, dengan jumlah 10 bank yaitu Bank Nusantara Parahyangan, Bank Bumi Artha, Bank Kesawan, Bank Central Asia, Bank Bukopin, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, Bank Ekonomi Universitas Sumatera Utara Raharja, Bank Permata, dan Bank Pundi Indonesia, sebanyak 4 bank tidak mencapai tingkat efisiensi atau sebesar 60 bank mencapai tingkat efisiensi. 3. Kelompok bank asing dan campuran tidak masuk ke dalam sampel penelitian karena tidak sesuai dengan kriteria- kriteria yang telah ditetapkan pada teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, sehingga Bank Asing dan Campuran tidak lebih efisien dibandingkan dengan Bank Pemerintah dam Bank Swasta Nasional pada periode tahun 2007-2010. 2 Suswandi 2007, Analisis Efisiensi Bank Syariah Di Indonesia Y1 penempatan pada Bank Indonesia, Y2Penempatan Pada Bank Lain, Y3 pembiayaan yang diberikan, X1Dana Pihak Ketiga, X2Modal Disetror 1. Hipotesis yang menyatakan bahwa variabel input dan output berpengaruh terhadap laba perbankan syariah dapat diterima. Hal ini berarti variabel yang digunakan pada penelitian ini berpengaruh terhadap laba perbankan syariah di Indonesia. Besarnya pengaruh variabel yang digunakan terhadap laba perbankan syariah adalah sebesar 53,79 . 2. Selama periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2006 perbankan syariah di Indonesia telah mengalami efisiensi total rata-rata sebesar 94,37 tiap tahunnya. Dengan efisiensi rata-rata paling tinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 98,29 Universitas Sumatera Utara dan terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 90,12 . 3. Berdasarkan hasil uji parsial dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan ada yang tidak berpengaruh terhadap laba perbankan syariah. Variabel tersebut adalah Dana Pihak Ketiga dan Penempatan pada bank lain. Sedangkan variabel yang mempengaruhi laba pada perbankan syariah adalah Modal disetor, Penempatan pada Bank Indonesia, dan Pembiayaan yang diberikan. 4. Meskipun modal disetor dalam penelitian ini berpengaruh terhadap laba perbankan syariah tetapi modal disetor ini berpengaruh negatif inefisien terhadap laba perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan penempatan pada Bank Indonesia dan pembiayaan diberikan sama-sama berpengaruh positif terhadap laba perbankan syariah di Indonesia. 5. Secara umum efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama periode yang diteliti Januari 2003 – Desember 2006 mengalami peningkatan, tetapi untuk beberapa bulan efisiensi perbankan syariah mengalami penurunan, yaitu pada bulan April 2003, Juni dan Oktober 2004, Mei dan Oktober 2005, Maret, Juli, dan Universitas Sumatera Utara Oktober 2006. 3 Joko Sarjono 2008, Analisis Efisensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analisis DEA YModal, Y2 biaya- biaya, X1Aset, X2Pendapatapan Operasional Lain, X3jumlah kantor cabang, X4Jumlah ATM Tingkat efisiensi dari ketiga Bank Umum Syariah periode 2005- 2007 adalah Bank Muamalat memiliki skor 100 efisiensi sempurna, Bank Sariah Mandiri memiliki efisiensi 100 efisiensi sempurna dan Bank Syariah Mega tidak efisien karna tingkat efisiensinya hanya 99,2

2.6 Kerangka Konseptual