Sifat-sifat Tanah

3. Sifat Biologi

a. Makrofauna Makrofauna penghuni tanah dapat dibedakan menjadi (1) hewan

besar pelubang tanah seperti tikus dan kelinci yang secara umum lebih mengganggu daripada menguntungkan karena makan dan menghancurkan tanaman. (2) cacing tanah, cacing tanah tidak makan vegetasi hidup tetapi hanya makan bahan organik mati sisa-sisa hewan dan tumbuhan kemudian dikeluarkan sebagai kotoran berupa agregat-agregat granular yang mengandung banyak unsur hara. Cacing tanag mengaduk dan memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi lebih baim dan jadi mudah ditembus akar. Kebanyakan cacing tanah hidup pada kedalaman kurang dari 2 m. Cacing tanah lebih senang hidup pada tanah lembab, tata udara baik, suhu sekitar 21° C, pH tanah 5,0 – 8,4, banyak bahan organik, kandungan garam rendah, Ca tersedia tinggi, tekstur sedang sampai halus, dan tidak terganggu oleh pengolah tanah. (3) arthropoda dan molusca. Contoh dari hewan arthropoda adalah kepiting dan lobster yang banyak ditemukan di daerah pasang surut seperti hutan bakau. Hewan ini membuat lubang-lubang pada tanah dan memindahkan tanah-tanah bawah ke permukaan sehingga terbentuk gundukan tinggi sekitar 0,5 – 1 m (lobster mound). Jenis-jenis arthropoda lain mempunyai makanan sisa tumbuhan yang membusuk dan memperbaiki tata udara tanah meskipun banyak pula yang menjadi pengganggu. Sedangkan jenis molusca yang terpenting adalah bekicot. Hewan ini makan sisa tanaman yang membusuk dan juga tanaman hidup.

b. Mikrofauna Hewan-hewan mikro yang terpenting dalam tanah adalah protozoa

dan nematoda . Protozoa merupakan hewan bersel satu yang makan bakteri sehingga dapat menghambat daur ulang unsur-unsur hara. Ada tiga jenis protozoa yaitu Amoeba, Flagelata , dan Ciliata . Sedangkan nematoda merupakan cacing yang sangat kecil seperti benang, tidak berbuku-buku. Nematoda dibedakan menjadi Omnivorous , makan sisa-sisa bahan organik. Predaceous , makan hewan tanah termasuk nematoda yang lain serta Parasitik yang merusak hampir semua jenis tanaman sehingga memudahkan masuknya penyakit lain ke tanaman tersebut.

c. Makroflora Tanaman-tanaman tinggi adalah produsen primer bahan organik dan

penyimpan energi surya. Akar-akar tumbuh dan mati di dalam tanah sehingga menyediakan makanan dan energi bagi hewan tanah dan mikroflora.cakar-akar tanaman meningkatkan agregasi tanah yang bila membusuk akan menjadi sumber humus bagi di lapisan atas maupun lapisan dalam tanah. Akar-akar tanaman yang masih hidup mempengaruhi keseimbangan hara tanah akibat penyerapan unsur-unsur hara oleh akar-akar tersebut. Di samping itu akar juga mempunyai pengaruh langsung terhadap ketersediaan unsur hara karena dapat membentuk asam-asam organik di permukaannya yang dapat meningkatkan kelarutan unsur hara. Dikeluarkannya asam amino yang mudah dihancurkan dan terlepasnya beberapa bagian kulit akar dapat meningkatkan mikroorganisme di sekitar akar. Jumlah organisme di sekitar ini umumnya berkisar antara 10 – 100 kali lebih banyak daripada di luar daerah perakaran.

d. Mikroflora Mikroflora dalam tanah sangat beraneka ragam. Bakteri, fungi,

actinomycetes, algae , dan virus dapat ditemukan pada setiap contoh tanah. Bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri Autotroph yang menghasilkan makanan sendiri dan Heterotroph yang menghasilkannya makanan dari actinomycetes, algae , dan virus dapat ditemukan pada setiap contoh tanah. Bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri Autotroph yang menghasilkan makanan sendiri dan Heterotroph yang menghasilkannya makanan dari

Fungi (jamur) dapat dibedakan menjadi yang bersifat parasitik, saprophitik, dan simbiotik. Fungi parasitik adalah yang menyebabkan penyakit tanaman seperti bercak akar kapas. Fungi saprophitik mendapatkan makanan dari sisa bahan organik. Fungi simbiotik hidup pada akar-akar tanaman dimana tanaman maupun fungi saling menguntungkan. Fungi penting dalam tanah terutama dalam penghancuran celulosa dan lignin, di samping itu juga aktif dalam penghancuran bahan mudah hancur seperti gula, pati, dan protein. Fungsi utama Acitinomycetes dalam dekomposisi bahan organik terutama seulosa dan jenis bahan organik lain yang resisten. Algae (ganggang) berkembang biak pada tanah lembab dan subur. Beberapa anggota dari blue green algae telah menunjukan kemampuannya dalam mengikat nitrogen. Pada tanaman padi sawah yang tergenang, algae membantu mempertahankan jumlah N dalam tanah dengan menggunakan N dari udara. Berbeda dengan mikroflora yang lain virus tidak dapat hidup lama dalam tanah, mungkin diserang oleh enzim-enzim mikroorganisme lain dan tidak dapat berkembang tanpa induk semang cell hidup. Virus tanah dapat diberantas dengan memberantas pembawa virus tersebut seperti nematoda, fungi, dan akar-akar tanaman.