METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Praktikum Geografi Tanah ini dilaksanakan pada tiga jalur, yaitu jalur A Jayagiri, jalur B Gunung Putri, dan jalur C Gunung Tangkuban Parahu yang tepatnya terletak di Desa Jayagiri dan Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dilaksanakan pada tanggal 8 April 2018 mulai dari pukul 06.00 –

17.00 WIB.

Gambar 3.1: Lokasi penelitian dan alur plotnya

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam hal ini populasi yang dimaksud adalah seluruh tanah yang berada pada jalur

A Jayagiri, jalur B Gunung Putri, dan jalur C Gunung Tangkuban Parahu. Jadi tanah adalah objek yang dapat dipelajari dan diamati serta meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh tanah itu sendiri. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa sifat/karakteristik tanah yang akan dianalisis berupa sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi tanah, serta berbagai faktor yang membentuknya.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2013:118). Dalam hal ini yang dimaksud dengan sampel adalah tanah pada koordinat tertentu yang telah ditentukan lokasi plotnya di sepanjang jalur A, B, dan C. Perlu dicatat bahwa lokasi plot hanya sebagai acuan dalam pengambilan sampel di daerah sekitar koordinat plot. Dengan demikian, sampel yang diambil diharapkan mampu mewakili keseluruhan tanah yang berada di tiga jalur tersebut, sehingga sampel bersifat representatif dan menghasilkan kesimpulan yang dapat diberlakukan pada populasi. Untuk lebih rincinya karakteristik dari masing-masing tiap plot dapat dilihat pada tabel 3.1.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling atau pengambilan sampel secara acak. Teknik random sampling termasuk kepada kategori probability sampling , yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Menurut Sugiyono, random sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi yang Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling atau pengambilan sampel secara acak. Teknik random sampling termasuk kepada kategori probability sampling , yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Menurut Sugiyono, random sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi yang

Tabel 3.1: Lokasi koordinat plot sebagai acuan dalam pengambilan sampel

Jalur Plot Altitude (m) Latitude (S) Longitude (E) Landuse Semak

6° 47` 59,1” 107° 38` 6,2” belukar

Perkebunan giri

6 Hutan 1840,5 6° 47` 54,8” 107° 37` 18,5” hu

rimba ara

rimba Hutan

6° 47` 23,9” 107° 37` 21,6” rimba

ngkuba Ta

B Perkebunan

6° 46` 38,3” 107° 37` 28,5” Perkebunan Perkebunan

Gunung Put

Sumber: Data lapangan

C. Alat dan Bahan

Di dalam melakukan observasi lapangan, tentu dibutuhkan alat dan bahan dalam rangka mempermudah pengambilan sampel dan analisis data serta demi tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian. Berikut adalah kumpulan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Geografi Tanah:

1. Ring Sampel, digunakan untuk mengambil undisturbed soil sampel.

2. Instrumen Penelitian, digunakan untuk mencatat hasil analisis data yang dapat dilakukan di lapangan.

3. Bor tanah, digunakan untuk pengambilan disturbed soil sampel.

4. Cangkul, digunakan untuk mengambil ring sampel yang telah terbenam di dalam tanah.

5. Palu, digunakan untuk memukul/membenamkan ring sampel ke dalam tanah.

6. Tabung reaksi, digunakan untuk mencampur sampel tanah dan air yang kemudian dites nilai pH-nya dengan menggunakan pH stick.

7. pH Stick, digunakan untuk mengetahui nilai pH suatu sampel tanah.

8. Meteran, digunakan untuk mengukur horizon/lapisan pada profil tanah.

9. Buku Munsell, digunakan untuk dapat mengetahui warna suatu sampel tanah.

10. Plastik bening, digunakan sebagai wadah untuk membawa setiap sampel tanah.

11. Spidol Permanen, digunakan untuk memberi tanda/kode setiap lapisan sampel tanah.

12. Karet, digunakan untuk mengikat plastik ring pada undisturbed soil sampel agar tanahnya tetap utuh tak terganggu.

13. Balok kayu, digunakan sebagai alas ring sampel ketika membenamkan ring sampel ke dalam tanah.

14. Papan Dada, digunakan untuk memudahkan pencatatan hasil analisis data di lapangan.

15. Pisau Lapangan/golok, digunakan untuk memotong segala sesuatu hal yang dapat menghalangi atau mempersulit di dalam proses pengambilan sampel.

16. Larutan H 2 O 2 , digunakan untuk dapat mengetahui kadar kandungan bahan organik pada suatu sampel tanah.

17. Aplikasi GPS, digunakan untuk dapat mengetahui lokasi koordinat plot sampel.

18. Peta RBI, digunakan sebagai acuan di dalam perjalanan dan proses identifikasi lapangan.

19. Alat Tulis, digunakan untuk mencatat segala hal yang berkaitan dengan proses analisis data dan identifikasi lapangan.

20. Timbangan, digunakan untuk mengukur berat awal dan akhir undisturbed soil sampel setelah dilakukan metode kering angin.

21. Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan segala sesuatu hal yang dianggap perlu dan berkaitan dengan praktikum lapangan.

D. Teknik Survei dan Pengumpulan Data

1. Observasi Lapangan

Observasi lapangan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan menganalisis objek kajian secara langsung di lapangan. Dalam hal ini observasi lapangan yang dilakukan dimulai dengan menentukan plot pengamatan. Perlu kriteria khusus dalam menentukan plot dalam survei atau pengamatan tanah seperti ketinggian tempat, penggunaan lahan, jenis vegetasi, kerapatan vegetasi dan tentunya keterjangkaun lokasi dalam mengambil sampel. Dalam observasi lapangan ada tiga pekerjaan yang harus dilakukan, yaitu pengambilan undisturb sampel dengan menggunakan ring sampel dan disturb sampel dengan cara coring atau pengeboran, serta pengamatan profil tanah yang dilakukan pada tebing- tebing di daerah sekitar plot.

2. Uji Laboraturium

Uji laboraturium merupakan analisis terhadap beberapa sifat tanah yang tidak dapat dilakukan di lapangan, biasanya sifat kimia. Hal tersebut karena untuk menganalisis sifat kimia tanah diperlukan alat dan bahan kimia

khusus seperti tabung reaksi, pH stick, larutan H 2 O 2 dan sebagainya.

Beberapa sifat kimia yang dianalisis di laboraturium diantaranya yaitu pH tanah, warna tanah, kandungan bahan organik, dan lain-lain.

3. Studi Kepustakaan

Kajian pustaka bertujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain yang terdapat di perpustakaan. Studi pustaka untuk mengumpulkan bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian berupa skripsi, tesis, majalah, jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan parameter-parameter yang digunakan dalam penelitian.

F. Data Lapangan yang Diambil

1. Undisturbed Soil Sample

Merupakan sampel tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya menyamai kondisi di lapangan. Sampel tanah utuh digunakan untuk penetapan bobot isi ( bulk density ), susunan pori tanah, kelembapan, dan permeabilitas tanah. Langkah- langkah yang perlu diperhatikan dalam pengambilan Undisturbed Soil Sample di antaranya yaitu:

a. Lokasi pengambilan sampel relatif datar,

b. Bersihkan lokasi pengambilan sampel dari berbagai penghalang, seperti batu-batuan, kerikil, serasah dedaunan dan sebagainya. Selain itu kondisi drainase tanah juga perlu diperhatikan,

c. Siapkan dua buah ring sample, balok kayu, dan palu,

d. Mula-mula letakan ring sampel di atas tanah dengan balok kayu di atasnya,

e. Benamkan ring sampel ke dalam tanah dengan memukulnya menggunakan palu,

f. Setelah ring sampel habis masuk ke dalam tanah, siapkan ring sampel kedua dan letakan tepat di atas ring sampel pertama yang f. Setelah ring sampel habis masuk ke dalam tanah, siapkan ring sampel kedua dan letakan tepat di atas ring sampel pertama yang

g. Siapkan golok, dan ambil sebongkah tanah yang di dalamnya terdapat ring rampel pertama,

h. Setelah itu iris-iris tanah yang masih menempel pada ring sampel secara horizontal, agar keutuhan tanahnya tetap terjaga.

2. Disturbed Soil Sample

Sampel tanah tidak utuh lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa ( disturbed soil sample ), merupakan sampel tanah yang diambil langsung dengan menggunakan cangkul, sekop, pengeboran atau secara manual dengan tangan. Karena pengambilan disturbed soil sample pada praktikum ini dilakukan dengan cara pengeboran, berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pengambilan disturbed soil sample di antaranya yaitu:

a. Lokasi pengambilan sampel relatif datar,

b. Bersihkan lokasi pengambilan sampel dari berbagai penghalang, seperti batu-batuan, kerikil, serasah dedaunan dan sebagainya. Selain itu kondisi drainase tanah juga perlu diperhatikan,

c. Siapkan bor tanah, kemudian mulai lakukan pengeboran sampai mata bor habis masuk ke dalam tanah,

d. Angkat alat bor, lepaskan tanah yang terdapat di dalam mata bor dan tempatkan pada permukaan tanah,

e. Lakukan langkah 3 dan 4, dengan catatan tanah kedua yang diambil disatukan secara horizontal dengan sampel tanah pertama berdasarkan urutan kedalaman,

f. Lakukan kembali langkah ke 3 dan 4 sampai kedalaman tertentu atau tinggi bor telah masuk habis ke dalam tanah,

g. Dari sampel tanah yang telah diurutkan kedalamannya tersebut, maka dapat dianalisis beberapa sifat tanah, diantaranya yang mencolok seperti warna tanah dimana semakin dalam tanah akan memiliki warna yang berbeda pada setiap lapisan,

h. Lakukan analisis sifat fisik tanah seperti tekstur, struktur, konsistensi, dan lain-lain serta ambil sampel pada setiap lapisan h. Lakukan analisis sifat fisik tanah seperti tekstur, struktur, konsistensi, dan lain-lain serta ambil sampel pada setiap lapisan

3. Profil Tanah

Profil tanah merupakan penampang vertikal dari tanah yang menunjukan susunan horizon tanah. Pengambilan sampel profil tanah dilakukan oleh masing-masing kelompok di setiap plot pada tebing-tebing yang ada pada sekitar plot. Setiap kelompok mencari tebing kemudian dibersihkan dari rerumputan yang ada. Setelah itu dilakukan pencangkulan secara vertikal dari atas ke bawah. Dengan demikian akan terlihat lapisan- lapisan tanah dengan ciri dan warna yang berbeda. Lakukan analisis fisik tanah serta pengambilan sampel pada setiap lapisan untuk diuji di laboraturium.

G. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data

Semua sampel yang diambil di lapangan diolah dengan cara menganalisis data baik secara langsung di lapangan maupun di laboraturium. Data yang dapat dianalisis di lapangan merupakan sifat fisik dan morfologi tanah, yaitu sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari secara langsung di lapangan. Diantaranya seperti batas horizon, kecenderungan warna, mottles (karatan pada tanah), concretion , tekstur, konsistensi, struktur, aktivitas fauna tanah, lapisan liat, cracks (retakan), pori-pori tanah, perakaran, dan kandungan batu-batuan. Sedangkan data yang dianalisis di laboraturium merupakan sifat kimia tanah dan beberapa sifat fisik yang tidak dapat dilakukan di lapangan seperti pH tanah, warna tanah, kandungan bahan organik, dan sebagainya. Kemudian setelah tahap analisis selesai maka diambilah beberapa kesimpulan akhir dan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi untuk menentukan faktor-faktor pembentuk tanah, jenis tanah, kandungan di dalamnya serta pemanfaatan yang kiranya dapat dilakukan terhadap tanah tersebut.

H. Teknik Analisis Data

1. Survei dan Penentuan Titik Plot

Tahap yang harus dilakukan sebelum observasi lapangan adalah melakukan survei dalam rangka penentuan titik plot dalam pengambilan sampel. Survei dilakukan seminggu sebelum observasi lapangan yang dilakukan pada tiga jalur yaitu jalur A Jayagiri, jalur B Gunung Putri, dan jalur C Gunung Tangkuban Parahu. Seperti yang telah diuraikan di awal bahwa perlu kriteria khusus dalam menentukan plot dalam survei, seperti ketinggian tempat, penggunaan lahan, jenis vegetasi, kerapatan vegetasi dan tentunya keterjangkaun lokasi dalam mengambil sampel.

2. Pengambilan Sampel di Lapangan

Dalam praktikum ini terdapat 15 kelompok yang terbagi ke dalam 3 jalur. Jalur A Jayagiri terdapat kelompok 1 – 5, jalur B Gunung Putri terdapat kelompok 11 – 15 dan jalur C Gunung Tangkuban Parahu terdapat kelompok

6 – 10. Masing-masing dari tiap kelompok tersebut mendapat tugas utama berupa pengambilan disturb dan undisturb sampel pada plotnya masing- masing yang telah ditentukan, serta pengambilan sampel profil tanah pada setiap plot dan masing-masing jalur. Hal tersebut dilakukan agar dapat diketahui perbedaan karakteristik tanah dari atas hingga ke bawah yang tercermin dalam sifat-sifat tanah.

3. Analisis Data di Lapangan

Analisis data di lapangan merupakan analisis sifat fisik dan morfologi tanah, yaitu sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari secara langsung di lapangan. Diantaranya seperti batas horizon, kecenderungan warna, mottles (karatan pada tanah), concretion , tekstur, konsistensi, struktur, aktivitas fauna tanah, lapisan liat, cracks (retakan), pori-pori tanah, perakaran, dan kandungan batu-batuan.

4. Uji Laboraturium

Data yang dianalisis di laboraturium merupakan sifat kimia tanah dan beberapa sifat fisik yang tidak dapat dilakukan di lapangan seperti pH tanah, warna tanah, kandungan bahan organik, dan sebagainya.

5. Analisa Hasil

Pada tahap ini merupakan proses generalisasi dari berbagai analisis yang dilakukan baik di lapangan maupun di laboraturium dengan mempertimbangkan

kecenderungan-kecenderungan yang terjadi berdasarkan perbandingannya dengan teori-teori yang telah dipelajari di kelas saat perkuliahan.