Hasil Analisis Data

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Deskripsi Abnormal Return Saham Abnormal return adalah tingkat keuntungan tidak normal yang merupakan selisih antara tingkat pengembalian yang sesungguhnya ( actual return ) dengan tingkat pengembalian yang diharapkan ( expected return ). Pada penelitian ini dihitung abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue . Tabel

4.3 menyajikan data tentang deskripsi statistik abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue .

Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Abnormal Return Saham

Minimum Maximum Return

-0,04709 0,06432 Keselu- Sebelum

0,01588 -0,03560 0,02404 ruhan Sesudah

-0,00626 -0,00303

-0,09633 0,03742 Sumber : Lampiran 6, diolah

Pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue secara keseluruhan adalah -0,00626 atau - 0,626% dan -0,00443 atau –0,443%. Artinya, abnormal return setelah pengumuman right issue secara rata-rata adalah lebih tinggi daripada sebelum pengumuman. Median abnormal return pada hari-hari sebelum pengumuman right issue semua bernilai negatif, sedangkan median abnormal return pada hari- hari sesudah pengumuman right issue ada yang bernilai positif dan negatif. Nilai rata-rata abnormal return dan median abnormal return yang negatif menyiratkan bahwa pengumuman right issue dimaknai negatif oleh para pelaku pasar.

Rata-rata abnormal return sebelum pengumuman right issue semua adalah negatif. Rata-rata abnormal return sesudah pengumuman right issue tertinggi terdapat pada hari ke-3, yaitu sebesar 0,00553 atau 0,553%. Rata-rata abnormal return sebelum pengumuman right issue terendah terdapat pada hari ke-5, yaitu sebesar -0,01089 atau -1,089%, sedangkan rata-rata abnormal return sesudah Rata-rata abnormal return sebelum pengumuman right issue semua adalah negatif. Rata-rata abnormal return sesudah pengumuman right issue tertinggi terdapat pada hari ke-3, yaitu sebesar 0,00553 atau 0,553%. Rata-rata abnormal return sebelum pengumuman right issue terendah terdapat pada hari ke-5, yaitu sebesar -0,01089 atau -1,089%, sedangkan rata-rata abnormal return sesudah

Median sebelum pengumuman right issue semua adalah negatif. Median sesudah pengumuman right issue tertinggi terdapat pada hari ke-4, yaitu sebesar 0,01295 atau 1,295%. Median sebelum pengumuman right issue terendah terdapat pada hari ke-1, yaitu sebesar -0,00608 atau –0,608%, sedangkan median sesudah pengumuman right issue terendah terdapat pada hari ke-5, yaitu sebesar -0,01091 atau 1,091%.

Nilai pada kolom deviasi standar menunjukkan besarnya deviasi standar abnormal return pada masing-masing hari selama periode sebelum dan sesudah pengumuman right issue . Nilai deviasi standar pada hari ke-5 sesudah pengumuman right issue lebih tinggi daripada nilai deviasi standar pada hari lain selama periode penelitian. Hal ini menggambarkan bahwa nilai deviasi standar pada hari ke-5 sesudah pengumuman right issue menunjukkan sebaran data yang paling bervariasi (heterogen).

Nilai pada kolom minimum menunjukkan besarnya abnormal return terendah dari keseluruhan saham yang diterima investor selama periode penelitian. Nilai minimum tertinggi abnormal return sebelum pengumuman right issue terdapat pada hari ke-4 sebesar -0,03717 atau -3,717% yaitu abnormal return saham ATPK Resources Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai minimum tertinggi sesudah pengumuman right issue terdapat pada hari ke-1 sebesar - 0,04709 atau -4,709% yaitu abnormal return saham Bakrie Sumatra Plantations Tbk (lihat lampiran 4). Nilai minimum terendah abnormal return sebelum pengumuman right issue terdapat pada hari ke-5 sebesar -0,13548 atau -13,548% yaitu abnormal return saham Bintang Mitra Semestaraya Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai minimum terendah sesudah pengumuman right issue terdapat pada hari ke-5 sebesar -0,40588 atau -40,588% yaitu abnormal return saham Barito Pasific Timber Tbk (lihat lampiran 4). Kondisi di atas menunjukkan bahwa kerugian yang diderita investor pada hari -4 adalah yang terkecil diantara hari-hari lain sebelum pengumuman right issue , sedangkan kerugian pada hari -5 adalah kerugian terbesar diantara hari-hari lain sebelum pengumuman right issue . Hal ini Nilai pada kolom minimum menunjukkan besarnya abnormal return terendah dari keseluruhan saham yang diterima investor selama periode penelitian. Nilai minimum tertinggi abnormal return sebelum pengumuman right issue terdapat pada hari ke-4 sebesar -0,03717 atau -3,717% yaitu abnormal return saham ATPK Resources Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai minimum tertinggi sesudah pengumuman right issue terdapat pada hari ke-1 sebesar - 0,04709 atau -4,709% yaitu abnormal return saham Bakrie Sumatra Plantations Tbk (lihat lampiran 4). Nilai minimum terendah abnormal return sebelum pengumuman right issue terdapat pada hari ke-5 sebesar -0,13548 atau -13,548% yaitu abnormal return saham Bintang Mitra Semestaraya Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai minimum terendah sesudah pengumuman right issue terdapat pada hari ke-5 sebesar -0,40588 atau -40,588% yaitu abnormal return saham Barito Pasific Timber Tbk (lihat lampiran 4). Kondisi di atas menunjukkan bahwa kerugian yang diderita investor pada hari -4 adalah yang terkecil diantara hari-hari lain sebelum pengumuman right issue , sedangkan kerugian pada hari -5 adalah kerugian terbesar diantara hari-hari lain sebelum pengumuman right issue . Hal ini

Nilai pada kolom maksimum menunjukkan besarnya abnormal return tertinggi dari keseluruhan saham yang diterima investor selama periode penelitian. Nilai maksimum tertinggi abnormal return sebelum pengumuman right issue terjadi pada hari ke-2 sebesar 0,10223 atau 10,223% yaitu abnormal return saham Budi Acid Jaya Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai maksimum tertinggi sesudah pengumuman right issue terdapat pada hari ke-3 sebesar 0,25022 atau 25,022% yaitu abnormal return saham Ades Waters Indonesia Tbk (lihat lampiran 4). Nilai maksimum terendah sebelum pengumuman right issue terdapat pada hari ke-4 sebesar 0,03304 atau 3,304% yaitu abnormal return saham Star Pasific Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai maksimum terendah sesudah pengumuman right issue terdapat pada hari ke-1 sebesar 0,06432 atau 6,432% yaitu abnormal return saham Bintang Mitra Semestaraya Tbk (lihat lampiran 4). Kondisi di atas menunjukkan bahwa keuntungan yang diterima pada hari -4 adalah yang terkecil dan keuntungan pada hari -2 adalah yang terbesar diantara hari-hari lain sebelum pengumuman right issue . Hal yang sama berlaku juga pada hari sesudah pengumuman right issue , dimana keuntungan yang terjadi pada hari -

1 adalah yang terkecil dan keuntungan pada hari -3 adalah yang terbesar diantara hari-hari lain sesudah pengumuman right issue . Semua abnormal return secara rata-rata pada hari-hari sebelum pengumuman right issue bernilai negatif, sedangkan abnormal return pada hari- hari sesudah pengumuman right issue ada yang bernilai positif dan negatif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa investor di Indonesia ada yang memberikan respon positif dan negatif terhadap pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

4.2.2 Deskripsi Rasio-Rasio Operating Performance Rasio-rasio operating performance yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset ( operating return on assets (ORA)), aliran kas operasi atas aset total ( operating cash flow to total assets

(OCFTA)), pertumbuhan penjualan ( sales growth ), dan perputaran aset total ( total assets turnover (TATO)). Ukuran tendensi sentral masing-masing rasio operating performance dihitung untuk sebelum dan sesudah right issue . Ada perbedaan jumlah sampel (n) pada masing-masing tahun pengujian kinerja operasi untuk setiap rasio operating performance . Tabel 4.4 menyajikan data tentang deskripsi statistik rasio-rasio operating performance sebelum dan sesudah right issue .

Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Rasio-Rasio Operating Performance

Mean Median

Minimum Maximum

Deviation

ORA t -2 (n=18)

t -1 (n=18)

-54,67 20,90 t 0 (n=18)

0,3589 4,6300

17,4201

-68,83 19,25 t +1 (n=18)

-0,3478 4,6800

19,3901

-20,94 21,18 t +2 (n=16)

1,7544 1,4650

11,9844

-14,43 17,38 t +3 (n=7)

t -2 (n=18)

1,1000 3,6850

18,3655

t -1 (n=18)

-53,99 28,19 t +1 (n=18)

t 0 (n=18)

-1,2839 0,1200

18,9174

-26,22 32,27 t +2 (n=16)

3,3022 0,7900

13,5051

-7,34 81,61 t +3 (n=7)

10,8494 7,2400

20,2926

-9,17 10,66 Sales Growth t -2 (n=16)

t -1 (n=18)

-83,07 84,37 t +1 (n=18)* 85,4344 7,2950 306,8239

t 0 (n=18)

12,6906 17,9650

41,3160

-53,48 1.303,04 t +1 (n=17)** 13,8106 6,2300

-53,48 158,67 t +2 (n=16)

43,7484

-91,96 27,64 t+3 ( n=7 )

t -2 (n=18)

0,5592 0,4729

0,4189

t -1 (n=18)

0,0149 1,4042 t 0 (n=18)

0,5435 0,5097

0,4016

0,0135 1,3612 t +1 (n=18)

0,5441 0,4960

0,4353

0,0182 1,5549 t +2 (n=16)

0,6898 0,6556

0,4504

0,0016 1,7350 t +3 (n=7)

0,7133 0,7249

0,5186

0,1624 2,3239 Sumber : Lampiran 11, diolah Keterangan : a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis.

0,8559 0,6741

0,7405

b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis.

Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai operating return on assets (ORA) berfluktuasi. Hal ini berarti pergerakan nilai rata-rata ORA tidak dapat diprediksi dengan baik. Hal yang sama juga terdapat pada nilai median ORA yang cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai median ORA mengalami penurunan pada periode satu tahun sesudah right issue , namun kemudian terjadi peningkatan pada periode dua tahun setelah right issue dan terjadi penurunan kembali pada periode satu tahun kemudian. Deviasi standar ORA tertinggi terdapat pada tahun ke-nol (tahun dimana perusahaan melakukan right issue ). ORA minimum semuanya bernilai negatif. Nilai maksimum tertinggi ORA terjadi pada periode satu tahun pasca right issue , namun nilai maksimum ORA justru menunjukkan tren yang menurun pada periode dua tahun dan tiga tahun setelah right issue .

Nilai rata-rata operating cash flow to total assets (OCFTA) mengalami peningkatan pada periode satu tahun dan dua tahun setelah right issue , namun terjadi penurunan yang tajam pada periode tiga tahun setelah right issue . Hal yang sama juga terjadi pada nilai median OCFTA yang mengalami peningkatan pada pada periode satu tahun dan dua tahun sesudah right issue kemudian mengalami penurunan pada periode tiga tahun sesudah right issue . Deviasi standar OCFTA tertinggi terdapat pada periode dua tahun sesudah right issue , hal tersebut dapat mempengaruhi pergerakan data yang semakin menyebar dan bervariasi. Sama halnya dengan rasio ORA, nilai minimum OCFTA semuanya bernilai negatif.

Karena terdapat data yang ekstrim pada perhitungan rasio sales growth , pada Tabel 4.2 ditampilkan dua nilai untuk deskripsi statistik rasio sales growth ,

yaitu saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis (ditandai dengan a ) dan saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis (ditandai dengan b ). Rata-rata sales

growth cenderung mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis terlihat rata-rata sales growth begitu ekstrim daripada periode-periode yang lainnya. Sedangkan saat data ekstrim tidak dimasukkan terlihat rata-rata sales growth tidak ekstrim jika dibandingkan dengan nilai rata- rata pada periode-periode yang lainnya. Idealnya data ekstrim dibuang agar tidak menimbulkan bias dalam analisis. Median sales growth mengalami penurunan growth cenderung mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis terlihat rata-rata sales growth begitu ekstrim daripada periode-periode yang lainnya. Sedangkan saat data ekstrim tidak dimasukkan terlihat rata-rata sales growth tidak ekstrim jika dibandingkan dengan nilai rata- rata pada periode-periode yang lainnya. Idealnya data ekstrim dibuang agar tidak menimbulkan bias dalam analisis. Median sales growth mengalami penurunan

Rata-rata total assets turnover (TATO) mengalami peningkatan sesudah right issue . Hal tersebut mengindikasikan bahwa secara rata-rata TATO perusahaan yang diamati mengalami peningkatan sesudah right issue . Median TATO mendekati nilai rata-rata TATO yang berarti distribusi data mendekati normal. Deviasi standar TATO tertinggi terdapat pada periode tiga tahun sesudah right issue yang berarti bahwa pergerakan data pada periode tiga tahun sesudah right issue semakin menyebar dan bervariasi.

4.2.3 Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang akan digunakan dalam penelitian apakah berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk . Uji Shapiro-Wilk digunakan karena jumlah sampel yang diamati (n) kurang dari 50.

Pengujian normalitas data yang pertama dilakukan terhadap data abnormal return saham. Nilai alfa yang digunakan adalah 1%, 5%, dan 10%. Pemilihan nilai alfa disesuaikan dengan nilai p- value pada perhitungan statistik. Hasil pengujian normalitas data abnormal return saham disajikan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Abnormal Return Saham

Distribusi Normal? Hari

Tidak Keseluruhan

Tidak Sumber : Lampiran 6, diolah

Ya

Pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal pada hari -

4, +4, dan abnormal return keseluruhan sebelum pengumuman right issue karena masing-masing nilai probabilitasnya lebih besar daripada nilai alfa sehingga hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan data tidak berdistribusi normal pada hari -5, -3, -2, -1, +1, +2, +3, +5, dan abnormal return keseluruhan sesudah pengumuman right issue dimana masing- masing nilai probabilitasnya adalah 0,018 yang signifikan pada tingkat 5%; 0,002 yang signifikan pada tingkat 1%, 0,011 yang signifikan pada tingkat 5%; 0,074 yang signifikan pada tingkat 10%, 0,026 yang signifikan pada tingkat 5%; 0,014 yang signifikan pada tingkat 5%, 0,001 yang signifikan pada tingkat 1%; 0,000 yang signifikan pada tingkat 1%, dan 0,005 yang signifikan pada tingkat 1%

sehingga hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan data berdistribusi normal ditolak. Oleh karena itu, pengujian hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan uji

Wilcoxon one sample dan Wilcoxon paired samples .

Pengujian normalitas data yang kedua dilakukan terhadap data rasio-rasio operating performance

yang meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset ( operating return on assets (ORA)), aliran kas operasi atas total aset ( operating cash flow to total assets (OCFTA)), pertumbuhan penjualan ( sales growth ), dan perputaran total aset ( total assets turnover (TATO)). Nilai alfa yang digunakan adalah 1%, 5%, dan 10%. Pemilihan nilai alfa disesuaikan dengan nilai p- value pada perhitungan statistik. Hasil pengujian normalitas data rasio-rasio operating performance disajikan dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Rasio-Rasio Operating Performance

Distribusi Normal?

ORA

Tidak (%)

t -2 (n=18)

t -1 (n=18)

Tidak

t 0 (n=18)

Tidak

t +1 (n=18)

Ya

t +2 (n=16)

Ya

Ya OCFTA

t +3 (n=7)

Tidak (%)

t -2 (n=18)

Tidak Dilanjutkan

t -1 (n=18)

Lanjutan Tabel 4.6 Variabel

Periode

Probabilitas

Distribusi Normal?

t 0 (n=18)

Tidak

t +1 (n=18)

Ya

t +2 (n=16)

Tidak

Ya Sales Growth

t +3 (n=7)

Ya (%)

t -2 (n=16)

t -1 (n=18)

Ya

t 0 (n=18)

t +2 (n=16)

Tidak

Ya TATO

t+3 ( n=7 )

Ya (kali)

t -2 (n=18)

t -1 (n=18)

Tidak

t 0 (n=18)

Ya

t +1 (n=18)

Ya

t +2 (n=16)

Ya

Ya Sumber : Lampiran 11, diolah Keterangan : a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis

t +3 (n=7)

b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis

Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa untuk data operating return on assets (ORA), data berdistribusi normal pada periode t +1 , t +2 , dan t +3 karena masing-masing nilai probabilitasnya lebih besar daripada nilai alfa sehingga

hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan pada periode t 0 ,t -1 , dan t -2 data tidak berdistribusi normal dimana masing-masing nilai probabilitasnya adalah 0,001; 0,003; dan 0,000 yang masing-masing signifikan pada tingkat 1% sehingga hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan data berdistribusi normal ditolak. Untuk data operating cash flow to total assets (OCFTA), data berdistribusi normal pada periode t +1 dan t +3 karena masing- masing nilai probabilitasnya lebih besar daripada nilai alfa sehingga hipotesis nol

(H 0 ) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan data tidak berdistribusi normal pada periode t -2 , t -1 , t 0 , dan t +2 dimana masing-masing nilai (H 0 ) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan data tidak berdistribusi normal pada periode t -2 , t -1 , t 0 , dan t +2 dimana masing-masing nilai

yang signifikan pada tingkat 1% sehingga hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan data berdistribusi normal ditolak. Data sales growth berdistribusi normal pada periode t -2 , t -1 , t 0 , dan t +3 karena masing-masing nilai probabilitasnya lebih besar daripada nilai alfa sehingga hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan data tidak berdistribusi normal pada periode t +1 (baik pada saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis maupun tidak) dan t +2 dimana masing-masing nilai probabilitasnya adalah 0,000 (saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis); 0,001 (saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis); dan

0,002 yang masing-masing signifikan pada tingkat 1% sehingga hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan data berdistribusi normal ditolak. Data total assets turnover (TATO) berdistribusi normal pada semua periode, kecuali pada periode t -1 . Nilai probabilitas pada periode selain t -1 lebih besar daripada nilai alfa sehingga

hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan nilai probabilitas pada periode t -1 adalah 0,097 yang signifikan pada tingkat 10% sehingga hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan data berdistribusi normal ditolak. Karena distribusi data pada masing-masing rasio operating performance tidak semuanya berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji- t paired samples atau Wilcoxon paired samples . Uji- t paired samples digunakan jika data yang dipasangkan sama-sama berdistribusi normal. Sedangkan uji Wilcoxon paired samples digunakan jika data yang dipasangkan sama-sama tidak berdistribusi normal atau data yang dipasangkan ada yang berdistribusi

tidak normal (http://en.wikipedia.org/wiki/Wilcoxon_signed-rank_test).

normal

dan

4.2.4 Pengujian Abnormal Return Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia. Pengujian terhadap abnormal return menggunakan uji- t one sample dan Wilcoxon one sample karena ada data yang berdistribusi normal 4.2.4 Pengujian Abnormal Return Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia. Pengujian terhadap abnormal return menggunakan uji- t one sample dan Wilcoxon one sample karena ada data yang berdistribusi normal

Tabel 4.7 Hasil Uji- t One Sample dan Wilcoxon One Sample terhadap Abnormal Return (AR)

Mean AR

Hari P- Value Kesimpulan ( Median AR)

0 diterima (-0,00377)

-0,01089 -5 z 0,338 H

-0,00191 -4 y 0,662 H

0 diterima (-0,00227)

-0,00612 -3 z 0,067 H

0 ditolak* (-0,00417)

-0,00251 -2 z 0,384 H

0 diterima (-0,00243)

-0,00987 -1 z 0,514 H

0 diterima (-0,00608)

0 diterima (-0,00047)

1 z 0,695 H

0 diterima (-0,00373)

2 z 0,571 H

0 diterima (-0,00115)

3 z 0,760 H

0 diterima (-0,01295)

4 y 0,116 H

0 ditolak* (-0,01091)

5 z 0,089 H

Sumber : Lampiran 7 dan 8, diolah Keterangan : y = hasil uji- t one sample

z = hasil uji Wilcoxon one sample * = signifikan pada tingkat 10%

Pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa ada dua hari dimana abnormal return yang diperoleh adalah berbeda dengan nol. Artinya ada abnormal return pada dua hari tersebut, yaitu hari -3 dan +5, dimana abnormal return yang diperoleh signifikan pada tingkat 10% walaupun nilai abnormal return nya adalah Pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa ada dua hari dimana abnormal return yang diperoleh adalah berbeda dengan nol. Artinya ada abnormal return pada dua hari tersebut, yaitu hari -3 dan +5, dimana abnormal return yang diperoleh signifikan pada tingkat 10% walaupun nilai abnormal return nya adalah

hipotesis alternatif pertama (Ha 1 ) yang menyatakan bahwa terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia

ditolak.

4.2.5 Pengujian Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right Issue Tujuan kedua dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah

abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman right issue . Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Wilcoxon paired samples yang didasarkan pada uji satu sisi ( one tailed ). Hasil uji Wilcoxon paired samples secara detail disajikan dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right Issue

Keterangan Median

Selisih

Z hitung P- value Kesimpulan

AR sebelum -0,00303

H 0 diterima AR sesudah 0,00292

Sumber : Lampiran 9

Pada Tabel 4.8 diketahui nilai Z hitung sebesar -0,893 (p- value = 0,186), karena p- value lebih tinggi darip ada α, maka H 02 diterima. Dengan kata lain abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue . Artinya, penelitian ini menemukan bukti bahwa pengumuman right issue tidak berpengaruh terhadap abnormal return . Oleh karena itu, hipotesis alternatif kedua

(Ha 2 ) yang menyatakan bahwa abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman right issue ditolak.

4.2.6 Pengujian Kinerja Operasi Tujuan ketiga dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset ( operating return on assets (ORA)), aliran kas operasi atas total aset ( operating cash flow to total assets (OCFTA)), pertumbuhan penjualan ( sales growth ), dan perputaran total aset ( total assets turnover (TATO)) perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue . Uji- t paired samples dan Wilcoxon paired samples digunakan karena data penelitian ada yang berdistribusi normal dan yang berdistribusi tidak normal. Tabel 4.9 menyajikan pola distribusi data pada masing-masing bentangan waktu pengujian.

Tabel 4.9 Pola Distribusi Data Pada Masing-Masing Bentangan Waktu Pengujian

Tahun Relatif Terhadap Pelaksanaan Right Issue Variabel

Dari -2 ke -1

Dari -1 ke 0

Dari -1 ke +1

Dari -1 ke +2 Dari -1 ke +3

tidak normal normal OCFTA

ORA tidak normal

tidak normal

tidak normal

tidak normal normal Sales Growth

tidak normal

tidak normal

tidak normal

tidak normal

normal

tidak normal a tidak normal normal

tidak normal b

TATO tidak normal

tidak normal

tidak normal

normal normal

Sumber : Lampiran 11, diolah Keterangan : a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis

b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis

Pada Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa rasio ORA, OCFTA, sales growth , dan TATO memiliki pola distribusi data yang normal dan tidak normal. Jika pola distribusi data normal pada suatu bentangan waktu pengujian, maka hipotesis diuji dengan menggunakan uji- t paired samples , namun jika pola distribusi data tidak normal maka hipotesis diuji dengan menggunakan uji Wilcoxon paired samples .

Hasil pengujian hipotesis untuk kinerja operasi perusahaan dengan rasio ORA, OCFTA, sales growth , dan TATO disajikan dalam Tabel 4. 10 berikut.

Tabel 4.10 Uji Beda Kinerja Operasi Perusahaan yang Melakukan Right Issue

Tahun Relatif Terhadap Pelaksanaan Right Issue Dari -2 ke -1

Dari -1 ke +2 Dari -1 ke +3 Keterangan

Dari -1 ke 0

Dari -1 ke +1

Panel A : Operating Return on Assets (ORA)

2,9850 4,6750 -9,9700 4,5900 Selisih Median (%)

2,4311 0,3589 0,3589 -0,3478 0,3589 1,7544 -0,4481 3,6150 -9,1671 2,5943 Selisih Rata-rata (%)

P- Value (median) 0,1635

P- Value (mean) 0,0915

H 0 diterima H 0 diterima n

H 0 diterima

H 0 diterima

H 0 diterima

Panel B : Operating Cash Flow to Total Assets (OCFTA)

Median (%) 3,6850 1,0400 -1,0400 0,1200 -1,0400 0,7900 -1,6200 7,2400 -7,9400 4,3800 Selisih Median (%)

1,1000 0,3928 0,3928 -1,2839 0,3928 3,3022 -1,3131 10,8494 -8,9114 2,5929 Selisih Rata-rata (%)

P- Value (median) 0,3395

P- Value (mean) 0,4065

H 0 ditolak H 0 diterima n

H 0 diterima

H 0 diterima

H 0 diterima

Panel C : Sales Growth

a Median (%) a 8,0300 14,9050 14,9050 17,9650 14,9050 7,2950 11,1700 -0,8500 4,7100 21,5100 Selisih Median (%)

-7,6100 a -12,0200 16,8000**

b 18,4600 b 6,2300 -12,2300 b

a Rata-rata (%) a 9,6519 9,0138 10,7139 12,6906 10,7139 85,4344 3,4475 -4,8894 -9,6800 28,8500 Selisih Rata-rata (%)

b 10,6765 b 13,8106 3,1341 b

P- Value (median) 0,3980 a 0,3885 0,4565 0,1170

0,2930 b

P- Value (mean) 0,4705 a 0,4440 0,1590 0,1235

0,4050 b

Kesimpulan a H

0 diterima

H 0 diterima

H 0 diterima H 0 diterima H 0 ditolak

H 0 diterima b

n a 16 18 18 16 7 17 b

Lanjutan Tabel 4.10

Tahun Relatif Terhadap Pelaksanaan Right Issue Dari -2 ke -1

Dari -1 ke +2 Dari -1 ke +3 Keterangan

Dari -1 ke 0

Dari -1 ke +1

Panel D : Total Assets Turnover (TATO)

Median (%) 0,4729 0,5097 0,5097 0,4960 0,5097 0,6556 0,5970 0,7249 0,4404 0,6741 Selisih Median (%)

0,5592 0,5435 0,5435 0,5441 0,5435 0,6898 0,5676 0,7133 0,3906 0,8559 Selisih Rata-rata (%)

P- Value (median) 0,3080

P- Value (mean) 0,3865

H 0 diterima H 0 diterima n

H 0 diterima

H 0 diterima

H 0 ditolak

Sumber : Lampiran 12 dan 13, diolah Keterangan : 1) *** = signifikan pada tingkat 1%.

** = signifikan pada tingkat 5%. * = signifikan pada tingkat 10%.

2) a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis.

= saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis. b

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengujian hipotesis nol (H 0 ) dengan menggunakan uji- t paired samples dan Wilcoxon paired samples diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

a. Pengujian Hipotesis untuk ORA Uji- t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio ORA menunjukkan bahwa pada semua bentangan waktu hasil pengujian adalah tidak signifikan. Artinya, uji perbandingan kinerja tahun dasar dengan tahun-tahun yang lain menunjukkan tidak ada perbedaan. P- value yang diperoleh lebih besar daripada tingkat signifikansi (α).

Panel A menggambarkan selisih median ORA dari tahun kedua sebelum right issue ke tahun dasar sebesar -0,8700%, meningkat menjadi 0,0500% pada

tahun ke-nol. Namun demikian, median ORA mengalami penurunan di tahun pertama pasca right issue menjadi -3,1650%, kemudian mengalami peningkatan di tahun kedua menjadi 1,6900%. Selisih rata-rata ORA di tahun ketiga mengalami peningkatan dari tahun kedua yaitu dari 4,0631% menjadi 11,7614%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ORA dari waktu ke waktu tahun ke-nol. Namun demikian, median ORA mengalami penurunan di tahun pertama pasca right issue menjadi -3,1650%, kemudian mengalami peningkatan di tahun kedua menjadi 1,6900%. Selisih rata-rata ORA di tahun ketiga mengalami peningkatan dari tahun kedua yaitu dari 4,0631% menjadi 11,7614%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ORA dari waktu ke waktu

Dari lima bentangan waktu yang diteliti tidak satupun menunjukkan ada perbedaan. Oleh karena itu, hipotesis alternatif ketiga (Ha 3 ) yang menyatakan

bahwa tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue ditolak.

b. Pengujian Hipotesis untuk OCFTA Uji- t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio OCFTA menunjukkan bahwa ada dua dari lima bentangan waktu pengujian adalah signifikan, yaitu pada periode tahun dasar ke tahun kedua setelah right issue dan pada periode tahun dasar ke tahun ketiga setelah right issue .

Panel B menunjukkan selisih median OCFTA dari tahun kedua sebelum right issue ke tahun dasar adalah sebesar -4,725% yang kemudian mengalami peningkatan di tahun ke-nol menjadi 1,1600%, meningkat lagi di tahun pertama pasca right issue menjadi 1,8300% dan di tahun kedua meningkat menjadi 8,8600% Peningkatan nilai median dari tahun dasar ke tahun kedua pasca right issue secara statistik signifikan pada tingkat 5%. Kemudian pada tahun ketiga pasca right issue , selisih rata-rata OCFTA mengalami penurunan dari tahun kedua yaitu dari 12,1625% menjadi 11,5040% dan penurunan selisih rata-rata tersebut signifikan pada tingkat 10%.

Dari lima bentangan waktu yang diteliti terdapat dua bentangan waktu pengujian yang menunjukkan ada perbedaan. Namun demikian, secara umum,

hipotesis alternatif keempat (Ha 4 ) yang menyatakan bahwa aliran kas operasi

atas total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue ditolak.

c. Pengujian Hipotesis untuk Sales Growth Uji- t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio sales growth menunjukkan bahwa satu dari lima bentangan waktu pengujian adalah signifikan, yaitu pada periode tahun dasar ke tahun ketiga pasca right issue . P- value yang diperoleh lebih kecil daripada tingkat 5%.

Panel C menunjukkan bahwa selisih median sales growth dari tahun kedua sebelum right issue ke tahun benchmark adalah 6,8750%. Selisih rata-rata sales growth di tahun ke-nol mengalami peningkatan yaitu dari -0,6381% pada periode tahun kedua sebelum right issue ke tahun dasar menjadi 1,9767%. Selisih median di tahun pertama pasca right issue mengalami penurunan dari tahun ke-nol yaitu dari 3,0600% menjadi -7,6100% (saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis) atau -12,2300% (saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis). Selisih median di tahun kedua setelah right issue mengalami penurunan dari tahun pertama pasca right issue yaitu dari -7,6100% (saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis) menjadi -12,0200% atau selisih median mengalami peningkatan dari tahun pertama pasca right issue yaitu dari -12,2300% menjadi -12,0200%. Selisih rata-rata sales growth meningkat tajam di tahun ketiga setelah right issue yaitu dari 8,3369% di tahun kedua menjadi 38,5300%. Peningkatan selisih rata-rata dari tahun dasar ke tahun ketiga setelah right issue secara statistik signifikan pada tingkat 5%.

Dari lima bentangan waktu yang diteliti hanya terdapat satu bentangan waktu yang menunjukkan ada perbedaan. Oleh karena itu, hipotesis alternatif kelima (Ha 5 ) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue ditolak.

d. Pengujian Hipotesis untuk TATO Uji- t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio TATO menunjukkan bahwa dua dari lima bentangan waktu pengujian adalah signifikan pada tingkat 10%, yaitu pada periode tahun dasar ke tahun kedua setelah right issue dan pada periode tahun dasar ke tahun ketiga setelah right issue . P- value yang diperoleh lebih kecil daripada tingkat signifikansi 10%.

Panel D menunjukkan bahwa selisih median TATO dari tahun kedua sebelum right issue ke tahun dasar adalah 0,0368% yang menurun menjadi - 0,0137% di tahun ke-nol, kemudian meningkat di tahun pertama pasca right issue menjadi 0,1459%. Selisih rata-rata TATO dari tahun dasar ke tahun kedua adalah sebesar 0,1279% yang menurun dari tahun pertama pasca right issue yaitu sebesar 0,1459%. Penurunan selisih rata-rata tersebut signifikan Panel D menunjukkan bahwa selisih median TATO dari tahun kedua sebelum right issue ke tahun dasar adalah 0,0368% yang menurun menjadi - 0,0137% di tahun ke-nol, kemudian meningkat di tahun pertama pasca right issue menjadi 0,1459%. Selisih rata-rata TATO dari tahun dasar ke tahun kedua adalah sebesar 0,1279% yang menurun dari tahun pertama pasca right issue yaitu sebesar 0,1459%. Penurunan selisih rata-rata tersebut signifikan

Dari lima bentangan waktu yang diteliti terdapat dua bentangan waktu pengujian yang menunjukkan ada perbedaan. Dengan demikian, secara umum, hipotesis alternatif keenam (Ha 6 ) yang menyatakan bahwa perputaran total aset

perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue ditolak.