KINERJA SAHAM DAN KINERJA OPERASI SEBELU

KINERJA SAHAM DAN KINERJA OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

Oleh

Bambang Sutrisno NIM 080810201054 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2012

KINERJA SAHAM DAN KINERJA OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Manajemen (S1) dan mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Bambang Sutrisno NIM 080810201054 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER - FAKULTAS EKONOMI SURAT PERNYATAAN

Nama Mahasiswa

: Bambang Sutrisno

: Manajemen Keuangan

Judul Skripsi : Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di Bursa Efek Indonesia

menyatakan bahwa skripsi yang telah saya buat merupakan hasil karya sendiri. Apabila ternyata di kemudian hari skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan dan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jember, Februari 2012 Yang menyatakan,

Bambang Sutrisno NIM 080810201054

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah

Right Issue di Bursa Efek Indonesia

Nama Mahasiswa

: Bambang Sutrisno

: Manajemen Keuangan

Disetujui Tanggal

: 7 Februari 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Tatang A.G., M.Buss.Acc., Ph.D. Dr. Elok Sri Utami, M.Si. NIP 19661125 199103 1 002 NIP 19641228 19900 2 001

Mengetahui, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Prof. Dr. Isti Fadah, M.Si. NIP 19661020 199002 2 001

JUDUL SKRIPSI KINERJA SAHAM DAN KINERJA OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh : Nama

: Bambang Sutrisno

Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal:

14 Februari 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna mampu memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Susunan Panitia Penguji:

1. Ketua : Hadi Paramu, S.E., MBA., Ph.D. :....................... NIP 19690120 199303 1 002

2. Sekretaris : Dr. Elok Sri Utami, M.Si. :........................ NIP 19641228 199002 2 001

3. Anggota : Prof. Tatang A.G., M.Buss.Acc., Ph.D. :.......................

NIP 19661125 199103 1 002

Mengetahui, Universitas Jember Fakultas Ekonomi Dekan

Prof. Dr. H. Moh. Saleh, M.Sc. NIP 19560831 198403 1 002

PERSEMBAHAN

Skipsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ibunda Jamilah dan Ayahanda Suratman yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta pengorbanan selama ini;

2. Kedua kakakku Susilowati dan Ita Kurniawati dan adikku semata wayang Novi Saptika Sari yang aku sayangi;

3. Guru-guruku sejak sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi;

4. Almamater Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (terjemahan Surat Al-Insyirah ayat 6)

Orang yang bermimpi jadi orang sukses, suatu saat dia bisa jadi orang yang benar-

benar sukses dan sebaliknya orang yang takut bermimpi jadi orang sukses dia tidak akan pernah jadi orang sukses. (Mario Teguh)

Never Fail If You Don’t Give Up. (Penulis)

Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di Bursa Efek Indonesia (Stock Performance and Operating Performance Before and After Right Issue in Indonesia Stock Exchange)

Bambang Sutrisno

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap abnormal return dan kinerja operasi perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Sampel perusahaan yang diambil ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling . Hasil studi menunjukkan bahwa tidak terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue dan abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue . Kinerja operasi perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan sebelum right issue . Krisis keuangan global pada pertengahan tahun 2007 sampai akhir tahun 2008 mungkin menjadi penyebab terjadinya tren negatif pasar. Krisis keuangan global juga mungkin berpengaruh nyata pada kinerja perusahaan yang melakukan right issue sehingga banyak perusahaan yang telah melakukan right issue belum mampu meningkatkan kinerjanya secara nyata.

Kata kunci : Right issue , abnormal return , kinerja operasi, dan Bursa Efek Indonesia.

Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di Bursa Efek Indonesia (Stock Performance and Operating Performance Before and After Right Issue in Indonesia Stock Exchange)

Bambang Sutrisno

Jurusan Manajemen , Fakultas Ekonomi, Universitas Jember

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of right issue on the abnormal return and operating performance of the firm. This study uses secondary data from the Indonesian Stock Exchange over the periods of 2007-2009. The sample of the firms taken is determined by using purposive sampling method. The study shows that there is no abnormal return in the days surrounding right issue announcement and abnormal stock return in the days after right issue announcement is not lower or equal to the days before right issue announcement. The operating performance of the company after right issue is not better or equal to before right issue. The global financial crisis in mid-2007 until the end of 2008 may be the cause of the negative market trend. It may also significantly affect the performance of the firms that do right issue so many firms that have done right issue has not been able to improve their performance significantly.

Keywords : Right issue, the abnormal return, operating performance, and Indonesia Stock Exchange.

RINGKASAN

Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di

Bursa Efek Indonesia; Bambang Sutrisno, 080810201054; 2012: 67 halaman; Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Right issue adalah penawaran saham susulan yang memberikan prioritas kepada pemegang saham yang sudah ada untuk membeli saham baru pada harga tertentu dan saat tertentu pula. Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perusahaan melakukan right issue misalnya untuk menambah modal perusahaan, perluasan investasi atau untuk pembayaran hutang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja saham dan kinerja operasi sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan model event study . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling . Kinerja saham dalam penelitian ini diukur dengan abnormal return , sedangkan kinerja operasi diukur dengan rasio-rasio operating performance . Perhitungan beta menggunakan Single Index Model dengan periode estimasi selama 90 hari. Rasio-rasio operating performance yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas aset total, pertumbuhan penjualan, dan perputaran aset total. Alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data Shapiro-Wilk , uji- t one sample dan t paired samples , serta uji Wilcoxon one sample dan Wilcoxon paired samples .

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia. Abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue . Selain itu, kinerja operasi sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan sebelum right issue .

SUMMARY

Stock Performance and Operating Performance Before and After Right Issue in Indonesia Stock Exchange: Bambang Sutrisno, 080810201054; 2012: 67 pages; Department of Management, Faculty of Economics, University of Jember .

Right issue is the subsequent stock offerings that give priority to the existing shareholder to buy new shares at certain price and moment. There are several reasons why the firm does right issue, for example to raise firm’s capital, expand investment or to pay debt. This study was conducted to analyze stock performance and operating performance before and after right issue in Indonesia Stock Exchange in 2007-2009.

This study is a study with event study model. The data used in this study is secondary data from the Indonesian Stock Exchange over the periods of 2007- 2009. Sample was taken by using purposive sampling method. Stock performance in this study is measured by the abnormal return, while the operating performance measured by operating performance ratios. Beta calculation uses Single Index Model with estimation period for 90 days. Operating performance ratios used in this study is operating return on assets, operating cash flow to total assets, sales growth, and total assets turnover. Statistical tests used in this study are Shapiro- Wilk test, one sample t-test and paired samples-t test, as well as one sample Wilcoxon test and Wilcoxon paired samples.

Test result show that there is no abnormal return in the days surrounding right issue announcement in Indonesia Stock Exchange. Abnormal stock return in the days after right issue announcement is not lower or equal to the days before right issue announcement. In addition, the operating performance after right issue is not better or equal to before right issue.

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. karena atas segala rahmat dan karunia- Nya sehingga penu lis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Tatang Ary Gumanti, M. Buss. Acc., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I dan Dr. Elok Sri Utami, M. Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;

2. Wiji Utami, S. E., M. Si., dan Dr. Imam Suroso, M. Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama penulis menjadi mahasiswa;

3. bapak dan ibuku, Suratman dan Jamilah, terima kasih atas perhatian dan kasih sayang yang selama ini telah diberikan;

4. kedua kakakku, Susilowati dan Ita Kurniawati, serta adikku semata wayang, Novi Saptika Sari, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini;

5. sahabat-sahabatku di Mbambonk Community: Riano, Tiar, Doni, Uyunk, Bayu, Putri, Dita Andriani, Dita Makharumi, Forasti, dan Vinda, terima kasih atas persahabatan kita selama kuliah ini;

6. sahabat-sahabatku di Jurusan Manajemen Angkatan 2008: Rizqa, Peni, Manggar, Asep, Nurma, Fara, dan semua mahasiswa konsentrasi manajemen keuangan 2008, terima kasih atas segala kebaikan kalian selama ini;

7. saudara-saudara seatapku di Galaxy House: Mas Esa, Mas Fajar, Mas Oon, Mas Agam, Mas Ardi, Mas Nasir, Mas Erik, Mas Andi, Mas Usin, Mas Yudi, Mas Ari, Mas Maksum, Agung, Mahfud, Toni, Gibran, Wicho, Riski,

Obi, Andre, Fadil, Oki, dan Ardi, terima kasih atas persaudaraan kita selama ini;

8. teman-teman pengurus HMJ Manajemen periode 2010-2011: Mas Fiqi, Mbak Dwi, Mas Ardi, Mas Hayyi, Mbak Lutfi, Mbak Depin, Mas Zein, Mbak Diana, Mbak Denis, Mbak Fitrah, Mbak Nisa, Mas Lutfi Amin, Budi, Tiar, Fara, Udin, Dita, Fenani, dan Dani, terima kasih telah memberikan pelajaran dan pengalaman yang mengesankan selama di HMJ Manajemen.

9. teman-teman KKT di desa Karang Kedawung: Henni, Maya, Yeyen, Imun, Yulida, Rizal, dan Indra, terima kasih telah memberikan banyak pelajaran hidup selama di desa;

10. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Jember, Februari 2012 Penulis

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................... 17

3.1 Periodisasi Penelitian Kinerja Saham ................................................... 22

3.2 Deskripsi Rentang Tahun Pengujian Kinerja Operasi............................. 23

3.3 Kerangka Pemecahan Masalah ............................................................. 39

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Populasi Perusahaan yang Melakukan Right Issue Tahun 2007- 2009 Lampiran 2 Daftar Kode dan Nama Perusahaan Sampel Penelitian Lampiran 3 Daftar Nilai Alfa dan Beta Sampel Penelitian Lampiran 4 Perhitungan Abnormal Return Perusahaan yang Melakukan Right

Issue Tahun 2007-2009 di Bursa Efek Indonesia Lampiran 5 Perhitungan Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right Issue Lampiran 6 Uji Normalitas Data Abnormal Return Lampiran 7 Hasil Uji- t One Sample Terhadap Abnormal Return Lampiran 8 Hasil Uji Wilcoxon One Sample Terhadap Abnormal Return Lampiran 9 Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Terhadap Average Abnormal

Return

Lampiran 10 Perhitungan Rasio-Rasio Operating Performance Lampiran 11 Uji Normalitas Data Rasio-Rasio Operating Performance Lampiran 12 Hasil Uji- t Paired Samples Terhadap Rasio-Rasio Operating

Performance Lampiran 13 Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Terhadap Rasio-Rasio Operating Performance

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal adalah suatu jaringan yang kompleks dari individu, lembaga, dan pasar yang timbul sebagai upaya dalam mempertemukan mereka yang memiliki uang (dana) untuk melakukan pertukaran efek dan surat berharga (Gumanti, 2011:68). Sebagaimana pasar tradisional, pasar modal merupakan sarana untuk menjembatani antara pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten).

Keberadaan pasar modal mempunyai manfaat ditinjau dari dua pihak. Pertama, ditinjau dari pihak perusahaaan yang memerlukan dana, pasar modal dapat digunakan sebagai sumber untuk perolehan dana. Kedua, ditinjau dari sisi pemodal, kehadiran pasar modal dapat digunakan sebagai sarana untuk menyalurkan dana (investasi), sehingga akan diperoleh penghasilan yang disebut perolehan investasi dalam bentuk peningkatan nilai modal ( capital gain ) dan laba hasil usaha yang dibagikan (dividen) untuk investasi pada pasar saham.

Seiring dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif, manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan terobosan-terobosan guna tetap menjaga eksistensi perusahaan. Terobosan-terobosan ini termasuk ekspansi, membuka cabang baru, dan lain sebagainya. Upaya ini tentu saja tidak terlepas dari kebutuhan dana dan modal yang sangat besar. Selain dana yang diperoleh dari dalam perusahaan sendiri, perusahaan dapat mengandalkan dana yang diperoleh dari luar perusahaan. Dana yang diperoleh dari luar ini bisa diperoleh dari bank atau dana langsung dari usaha penjualan surat berharga di bursa efek ( go public ). Banyak perusahaan melakukan penawaran saham kepada publik di luar initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana. Hal ini dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan tambahan dana untuk membiayai kegiatan usaha atau untuk membayar hutang yang telah jatuh tempo. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut biasa dikenal dengan right issue atau penawaran saham terbatas.

Right issue merupakan penawaran saham susulan yang memberikan prioritas kepada pemegang saham perusahaan yang sudah ada untuk membeli saham baru pada harga tertentu dan saat tertentu pula. Dengan kata lain, perusahaan mendistribusikan hak opsi kepada pemegang saham agar dapat memperoleh saham baru dengan harga khusus. Eckbo dan Masulis (1992) menyatakan bahwa perusahaan dengan kepemilikan saham yang terkonsentrasi akan cenderung menggunakan right issue untuk memperoleh tambahan modal.

Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perusahaan melakukan right issue misalnya untuk menambah modal perusahaan, perluasan investasi atau untuk pembayaran hutang. Saham baru yang diterbitkan terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham yang sudah ada sekarang (existing shareholder) dengan harga yang biasanya lebih rendah daripada harga yang ditawarkan di pasar dikarenakan para pemegang saham memiliki hak memesan efek terlebih dahulu atas saham-saham baru tersebut ( preemptive right ).

Penilaian kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting, karena dengan adanya pengetahuan yang benar tentang kinerja suatu perusahaan, perusahaan publik, investor, dan pihak-pihak yang berkepentingan akan dapat menekan kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan oleh manajemen perusahaan, pemegang saham, pemerintah maupun stakeholder yang lain, karena menyangkut distribusi kesejahteraan diantara mereka.

Ketika perusahaan melakukan kebijakan right issue , pemodal umumnya hanya mempunyai informasi tentang perusahaan emiten secara terbatas, yakni hanya sebatas pada apa yang dipaparkan di dalam prospektus menjelang right issue . Jadi, calon investor harus menggunakan segala daya dan upaya untuk menilai kewajaran harga yang ditawarkan. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh kekuatan pasar berdasarkan kinerja perusahaan yang bersangkutan dan keadaan perekonomian (Machfoedz, 1999). Investor tentu sangat berharap kinerja yang dimiliki oleh perusahaan menjadi lebih baik setelah melakukan right issue karena dengan adanya right issue berarti dana dari pihak luar masuk ke perusahaan. Harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan tersebut belum tentu Ketika perusahaan melakukan kebijakan right issue , pemodal umumnya hanya mempunyai informasi tentang perusahaan emiten secara terbatas, yakni hanya sebatas pada apa yang dipaparkan di dalam prospektus menjelang right issue . Jadi, calon investor harus menggunakan segala daya dan upaya untuk menilai kewajaran harga yang ditawarkan. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh kekuatan pasar berdasarkan kinerja perusahaan yang bersangkutan dan keadaan perekonomian (Machfoedz, 1999). Investor tentu sangat berharap kinerja yang dimiliki oleh perusahaan menjadi lebih baik setelah melakukan right issue karena dengan adanya right issue berarti dana dari pihak luar masuk ke perusahaan. Harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan tersebut belum tentu

Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan. Kinerja saham akan mengindikasikan kinerja pasar perusahaan yang dapat diukur dengan menggunakan nilai pasar saham perusahaan yang beredar di pasar modal. Sedangkan kinerja operasi mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam jangka pendek yang dapat diukur dengan menggunakan data fundamental perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan.

Beberapa penelitian tentang kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan yang melakukan right issue sudah dilakukan di pasar modal. Scholes (1972) menemukan bukti bahwa tidak ditemukan lagi adanya abnormal return pada satu bulan sesudah pengumuman right issue . Sedangkan McLaughlin et al (1996) meneliti kinerja operasi perusahaan yang melakukan penawaran saham susulan

( seasoned equity offerings (SEO)) dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja operasi perusahaan mengalami penurunan secara signifikan pada periode tiga tahun pasca SEO. Dua penelitian tersebut secara umum menyatakan bahwa kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sesudah right issue atau SEO mengalami penurunan.

Tabel 1.1 menyajikan jumlah perusahaan di Indonesia yang melakukan right issue dari tahun 2006 sampai 2010.

Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 Tahun

Jumlah perusahaan yang melakukan

right issue 2006

30 Sumber : IDX Fact Book 2006-2011

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah perusahaan yang melakukan right issue dari tahun 2006 sampai 2010. Secara umum jumlah perusahaan yang melakukan right issue dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun 2008. Hal ini menandakan bahwa banyak perusahaan publik yang membutuhkan tambahan modal dari tahun ke tahun, baik untuk ekspansi perusahaan maupun untuk membayar hutang yang jatuh tempo. Pada tahun 2010 jumlah perusahaan yang melakukan right issue mengalami peningkatan yang cukup pesat (hampir tiga kali lipat) dari tahun 2009 yaitu dari 12 perusahaan yang melakukan right issue pada tahun 2009 menjadi 30 perusahaan yang melakukan right issue pada tahun 2010.

Penelitian ini akan menganalisis kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis event study . Apakah perusahaan yang melakukan right issue akan mengalami penurunan kinerja saham dan peningkatan kinerja operasi sesudah right issue adalah hal yang mendorong dilakukannya penelitian ini. Penurunan kinerja saham yang dapat dilihat dari penurunan harga saham ini dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, secara teoritis, harga penawaran right issue lebih rendah dari harga pasar saham yang berlaku, sehingga harga pasar saham pasca right issue akan mengalami penurunan karena adanya penyesuaian harga. Kedua, penurunan harga saham tersebut karena informasi Penelitian ini akan menganalisis kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis event study . Apakah perusahaan yang melakukan right issue akan mengalami penurunan kinerja saham dan peningkatan kinerja operasi sesudah right issue adalah hal yang mendorong dilakukannya penelitian ini. Penurunan kinerja saham yang dapat dilihat dari penurunan harga saham ini dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, secara teoritis, harga penawaran right issue lebih rendah dari harga pasar saham yang berlaku, sehingga harga pasar saham pasca right issue akan mengalami penurunan karena adanya penyesuaian harga. Kedua, penurunan harga saham tersebut karena informasi

1.2 Perumusan Masalah

Perusahaan yang telah melakukan right issue berarti perusahaan tersebut telah menghimpun dana dari masyarakat untuk menunjang kegiatan investasi dan operasinya. Investor tentunya mengharapkan adanya pengembalian atas investasinya tersebut baik dalam bentuk pembayaran dividen maupun pengembalian lainnya yang dapat meningkatkan kesejahteraannya. Karena manajemen dari perusahaan publik memperoleh kepercayaan untuk mengelola dana yang ditanamkan oleh masyarakat, maka manajemen harus mempertanggungjawabkan kinerja perusahaannya agar adanya jaminan bagi stockholder dan debtholder bahwa dana yang tertanam tersebut dikelola secara ekonomis. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue agar dapat diketahui apakah right issue merupakan isu yang menarik di mata investor dan apakah right issue dapat meningkatkan kinerja operasi perusahaan. Hasil perbandingan dari penelitian kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan perusahaan sesudah melakukan right issue .

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia?

b. Apakah abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman right issue ?

c. Apakah rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas total aset, pertumbuhan penjualan, dan c. Apakah rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas total aset, pertumbuhan penjualan, dan

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis apakah terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

b. Untuk menganalisis apakah abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman right issue .

c. Untuk menganalisis apakah rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas total aset, pertumbuhan penjualan, dan perputaran total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue .

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Indonesia ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak, yaitu peneliti yang akan datang dan investor.

a. Bagi peneliti yang akan datang Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi untuk mengembangkan penelitian yang akan datang yang berkaitan dengan kinerja saham dan kinerja operasi sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Indonesia.

b. Bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan dan informasi bagi investor dalam rangka membangun strategi dan keputusan investasi dengan adanya pengumuman right issue guna memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Right Issue Istilah right issue di Indonesia dikenal dengan istilah HMETD atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Right issue merupakan penerbitan saham baru dalam rangka penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham yang sudah ada saat ini ( existing shareholder ). Dengan kata lain, pemegang saham memiliki hak preemptive right atas saham-saham baru tersebut. Untuk mendapatkan saham tersebut, pemegang saham harus melaksanakan right tersebut pada tingkat harga yang telah ditentukan (pemodal harus mengeluarkan modal untuk melaksanakan right ). Karena sifatnya hak dan bukan kewajiban, maka jika pemegang saham tidak ingin melaksanakan haknya maka ia dapat menjual haknya tersebut. Dengan demikian terjadilah perdagangan atas right . Right diperdagangkan seperti halnya saham, namun perdagangan right ada masa berlakunya (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:133).

Brealey et al (2008:421) menyatakan bahwa perusahaan publik dapat menerbitkan saham melalui dua cara. Cara pertama yaitu perusahaan publik dapat melakukan penawaran saham pada setiap investor yang ingin membeli saham yang ditawarkan, cara ini disebut dengan penawaran kas umum ( general cash offer ). Sedangkan cara yang kedua yaitu perusahaan publik menawarkan saham terlebih dahulu kepada pemegang saham lama yang telah memiliki saham perusahaan publik tersebut, cara kedua ini disebut dengan penawaran umum terbatas ( right issue ).

Pada beberapa perusahaan, hak ( right ) sudah merupakan bagian integral dari anggaran perusahaan, dan di beberapa perusahaan lain hak ini dicantumkan sebagai klausal tambahan dalam anggaran dasar perusahaan. Jika hak untuk membeli lebih dahulu ( preemptive right ) tercantum dalam anggaran dasar perusahaan, maka perusahaan harus menawarkan setiap penerbitan saham barunya kepada pemegang saham lama. Jika hak ini tidak tercakup dalam anggaran dasar, perusahaan mempunyai pilihan untuk menjual saham barunya kepada para Pada beberapa perusahaan, hak ( right ) sudah merupakan bagian integral dari anggaran perusahaan, dan di beberapa perusahaan lain hak ini dicantumkan sebagai klausal tambahan dalam anggaran dasar perusahaan. Jika hak untuk membeli lebih dahulu ( preemptive right ) tercantum dalam anggaran dasar perusahaan, maka perusahaan harus menawarkan setiap penerbitan saham barunya kepada pemegang saham lama. Jika hak ini tidak tercakup dalam anggaran dasar, perusahaan mempunyai pilihan untuk menjual saham barunya kepada para

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu penerbitan right antara lain waktu, harga, dan rasio. Bagi investor, informasi waktu penerbitan sangat penting untuk mengambil keputusan apakah dia akan melaksanakan haknya membeli right atau tidak, sebab right mempunyai masa berlaku yang relatif singkat. Informasi penting lainnya adalah rasio pelaksanaan right , penentuan rasio right ini sangat ditentukan dari seberapa besar dana yang dibutuhkan dan kemampuan investor lama memenuhinya. Jadi rasio ini merupakan berapa besar hak pemegang saham lama mendapatkan kesempatan memesan efek terlebih dahulu.

Tujuan dari right issue adalah untuk menambah modal perusahaan yang sudah ada. Upaya right issue secara langsung adalah menambah kepemilikan saham dari founder shares . Hal itu disebabkan jika pemegang saham tidak menggunakan haknya, founder shares yang akan membelinya. Right issue merupakan produk rekayasa keuangan ( financial engineering ) antara emiten dan penjamin emisi, sehingga sering tidak masuk akal dan merugikan publik. Right issue dianggap sebagai upaya emiten untuk mengurangi kepemilikan saham masyarakat atau merupakan proses privatisasi.

Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah jumlah saham yang beredar guna menambah modal perusahaan. Sebab dengan mengeluarkan saham baru melalui right issue berarti pemegang saham lama harus mengeluarkan uang untuk membeli saham yang berasal dari right issue tersebut.

2.1.2 Abnormal Return Abnormal return adalah return yang diperoleh investor yang tidak sesuai

dengan harapan. Gumanti (2011:57) menjelaskan bahwa abnormal return adalah selisih dari return yang sesungguhnya atas return yang diharapkan ( expected dengan harapan. Gumanti (2011:57) menjelaskan bahwa abnormal return adalah selisih dari return yang sesungguhnya atas return yang diharapkan ( expected

diperoleh investor lebih kecil daripada return yang diharapkan, maka abnormal return akan bernilai negatif.

Abnormal return dapat terjadi karena adanya event atau kejadian tertentu. Kejadian-kejadian yang biasanya dapat menimbulkan abnormal return misalnya hari libur nasional, pergantian tahun, hari besar keagamaan, suasana politik yang tidak menentu, corporate action (seperti right issue , stock split , saham bonus, pembagian dividen baik berupa dividen saham maupun dividen tunai), dan lain- lain. Pengaruh pengumuman right issue dapat dilihat dari adanya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman right issue . Abnormal return terjadi karena event yang terjadi memiliki kandungan informasi yang relevan terhadap pasar modal. Abnormal return digunakan dalam pengujian kandungan informasi untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu event yang terjadi. Apabila suatu event mempunyai kandungan informasi, maka pasar modal akan bereaksi dan ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham.

a. Return Saham Return saham adalah jumlah pendapatan ditambah dengan kelebihan keuntungan ( capital gain ) atau kerugian ( capital loss ) yang diperoleh investor atas suatu investasi pada suatu aset atau sekuritas (Gumanti, 2011:54). Jogiyanto (2010:205) menjelaskan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Return terdiri atas dua komponen yaitu yield dan capital gain ( loss ). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Dalam berinvestasi pada pasar saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh. Sedangkan capital gain ( loss ) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (saham atau obligasi) yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Selisih harga jual dengan harga beli suatu sekuritas dapat berupa selisih positif disebut dengan capital gain dan selisih negatif disebut dengan capital loss .

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa return merupakan jumlah pengembalian yang diterima investor atas suatu investasi. Pengembalian tersebut dapat bernilai positif ( capital gain ) dan dapat bernilai negatif ( capital loss ). Selain itu investor juga akan mendapatkan yield (pendapatan yang diperoleh secara periodik) dari sekuritas yang dimilikinya yang berupa pembayaran dividen.

b. Return Harapan ( Expected Return ) Return harapan ( expected return ) adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang (Jogiyanto, 2010:205). Return harapan merupakan suatu gambaran atas semua kemungkinan hasil investasi yang dikaitkan dengan probabilitas setiap hasil (keluaran atau output) yang diterima.

Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk menghitung expected return . Model yang populer dan banyak digunakan adalah model indeks tunggal ( Single Index Model ) dan CAPM ( Capital Asset Pricing Model ).

1) Model Indeks Tunggal Expected return dalam model indeks tunggal dinyatakan dengan persamaan berikut (Jogiyanto, 2010:342):

E(R it )=α i +β i E(R mt )

Keterangan: E(R it )= expected return saham i pada periode t

α i = bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar β i

= sensitivitas return saham i atas pergerakan pasar (disebut juga sebagai beta saham i ) R mt = tingkat keuntungan pasar pada periode t Berdasarkan rumus di atas, expected return yang dapat diperoleh investor dari sebuah saham dapat dipengaruhi oleh nilai α i (bagian return saham yang tidak dipengaruhi oleh kinerja pasar) dan beta saham bersangkutan. Selain itu, return pasar juga dapat mempengaruhi nilai expected return .

2) CAPM Expected return dalam CAPM dinyatakan dengan persamaan berikut (Jogiyanto, 2010:499):

E(R it )=R f +β i (E(R mt –R f )

Keterangan: E(R it )= expected return saham i pada periode t

R f = tingkat suku bunga bebas risiko R mt = tingkat keuntungan pasar pada periode t β i = sensitivitas return saham i atas pergerakan pasar (disebut juga

sebagai beta saham i ) Berdasarkan rumus di atas, expected return yang dapat diperoleh investor dari suatu saham dapat dipengaruhi oleh nilai beta yang dalam hal ini adalah risiko dari saham yang bersangkutan. Selain itu, tingkat suku bunga bebas risiko dan return pasar juga dapat mempengaruhi nilai expected return .

2.1.3 Kinerja Operasi Kinerja operasi ( operating performance ) menyangkut beberapa ukuran, misalnya tingkat pengembalian operasi atas aset ( operating return on assets ), aliran kas operasi atas total aset ( operating cash flow to total assets ), pertumbuhan penjualan ( sales growth ), dan perputaran total aset ( total assets turnover ). Kinerja merupakan prestasi dari suatu kegiatan yang nyata. Sedangkan operasi adalah kegiatan usaha dari perusahaan yang berkaitan dengan penjualan, perputaran aset, perputaran kas maupun perubahan modal. Proses operasi perusahaan juga mencerminkan aktivitas yang dilakukan perusahaan. Dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan tersebut akan menghasilkan laba usaha yang bisa digunakan untuk pengembangan usaha. Adapun ukuran-ukuran kinerja operasi ( operating performance ) dijelaskan sebagai berikut.

a. Tingkat Pengembalian Operasi Atas Aset Tingkat pengembalian operasi atas aset ( operating return on assets (ORA)) merupakan rasio dari laba operasi terhadap total aset. Tingkat a. Tingkat Pengembalian Operasi Atas Aset Tingkat pengembalian operasi atas aset ( operating return on assets (ORA)) merupakan rasio dari laba operasi terhadap total aset. Tingkat

Laba operasi merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok

penjualan ditambah biaya-biaya sebelum depresiasi atau amortisasi. Laba operasi ini diperoleh dari laporan laba rugi ( income statement ). Total aset merupakan jumlah suatu item atau milik yang dimiliki oleh perusahaan yang mempunyai nilai uang yang tercermin di dalam neraca perusahaaan. Semakin besar tingkat pengembalian operasi atas aset yang diperoleh mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menunjukkan peningkatan efisiensi aset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, sebaliknya semakin kecil tingkat pengembalian operasi atas aset yang diperoleh maka semakin menurun kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi.

b. Aliran Kas Operasi Atas Total Aset Aliran kas operasi atas total aset ( operating cash flow to total assets (OCFTA)) merupakan rasio dari aliran kas operasi terhadap total aset. Pemahaman terhadap aliran kas operasi atas aset total penting karena dengan menganalisis sumber dan penggunaan kas dapat diketahui keberhasilan atas kebijakan manajemen dalam mengelola sumber dana yang ada, di samping itu

dari analisis ini dapat dinyatakan perbandingan aliran kas dan aset total

sehingga bisa dilihat kemampuan aset terhadap peningkatan atau penurunan perputaran kas. Semakin besar rasio aliran kas operasi atas aset total maka semakin baik kinerja operasi perusahaan yang berarti perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Sebaliknya semakin kecil rasio aliran kas operasi atas aset total maka semakin buruk kinerja operasi perusahaan yang berarti perusahaan tersebut tidak memiliki cukup kemampuan untuk mempertahankan aktivitas sehari-harinya.

c. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan ( sales growth ) merupakan rasio dari penjualan pada tahun kini dikurangi penjualan tahun sebelumnya dibagi penjualan tahun c. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan ( sales growth ) merupakan rasio dari penjualan pada tahun kini dikurangi penjualan tahun sebelumnya dibagi penjualan tahun

d. Perputaran Total Aset Perputaran total aset ( total assets turnover (TATO)) merupakan rasio dari penjualan bersih terhadap total aset. Rasio perputaran total aset digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio perputaran total aset berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Sedangkan jika rasio perputaran total aset semakin rendah berarti kemampuan perusahaan semakin menurun dalam mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Perusahaan dikatakan mengalami peningkatan efisiensi penggunaan asetnya jika rasio perputaran total aset dari waktu ke

waktu mengalami peningkatan.

2.1.4 Hubungan Right Issue dengan Kinerja Operasi Baik atau tidaknya kinerja operasi perusahaan setelah right issue dapat dilihat dari rasio-rasio kinerja operasi ( operating performance ). Adanya rasio- rasio operating performance dapat mengetahui kinerja operasi perusahaan pasca adanya suatu kejadian, dalam hal ini adalah analisis kinerja operasi setelah right issue . Penerbitan right issue biasanya ditujukan untuk memperoleh tambahan dana dari masyarakat baik untuk keperluan ekspansi, restrukturisasi, dan lainnya. Bagi perusahaan yang tidak melakukan right issue mengindikasikan bahwa tidak terdapat masalah yang berarti dalam kinerja operasinya, atau sumber dana 2.1.4 Hubungan Right Issue dengan Kinerja Operasi Baik atau tidaknya kinerja operasi perusahaan setelah right issue dapat dilihat dari rasio-rasio kinerja operasi ( operating performance ). Adanya rasio- rasio operating performance dapat mengetahui kinerja operasi perusahaan pasca adanya suatu kejadian, dalam hal ini adalah analisis kinerja operasi setelah right issue . Penerbitan right issue biasanya ditujukan untuk memperoleh tambahan dana dari masyarakat baik untuk keperluan ekspansi, restrukturisasi, dan lainnya. Bagi perusahaan yang tidak melakukan right issue mengindikasikan bahwa tidak terdapat masalah yang berarti dalam kinerja operasinya, atau sumber dana

diharapkan menjadi lebih meningkat (Husnan, 1994:74).

2.2 Kajian Empiris

Scholes (1972) meneliti 696 perusahaan yang melakukan right issue di New York Stock Exchange

(NYSE) untuk periode 1926-1966. Dengan menggunakan metode event study , Scholes menemukan bahwa abnormal return pada satu bulan sebelum tanggal pengumuman right issue mencapai rata-rata 0,3%, dan pada satu bulan sesudah tanggal pengumuman tidak ditemukan lagi adanya abnormal return . Scholes juga menemukan bukti bahwa perilaku harga saham di sekitar hari pengumuman tidak tergantung pada besarnya size dari right issue .

Smith (1977) menguji 853 perusahaan yang melakukan right issue di New York Stock Exchange

(NYSE) untuk periode 1926-1975 dengan menggunakan metode event study . Smith menemukan bahwa abnormal return yang didapat investor rata-rata mencapai 8%-9% pada periode satu tahun sebelum pengumuman right issue , dan pada satu tahun sesudahnya tidak ditemukan lagi adanya abnormal return . Selain itu juga ditemukan bahwa rata-rata penurunan harga saham hanya mencapai 1,4% dalam waktu dua bulan sebelum tanggal pengumuman right issue , dan diikuti oleh perbaikan kembali harga saham pada posisi semula.

Jain dan Kini (1994) meneliti 682 perusahaan yang melakukan IPO dalam kurun waktu mulai 1976 sampai dengan 1988 di New York Stock Exchange untuk mengetahui apakah perusahaan yang melakukan IPO mengalami penurunan kinerja operasi pada beberapa tahun pasca IPO. Mereka menggunakan lima variabel sebagai ukuran dari kinerja operasi, yaitu operating return on assets , operating cash flow/assets , sales growth , assets turnover , and capital expenditure . Hasil analisis menemukan adanya penurunan kinerja operasi perusahaan ( operating performance ) sesudah melakukan IPO. Secara implisit mereka Jain dan Kini (1994) meneliti 682 perusahaan yang melakukan IPO dalam kurun waktu mulai 1976 sampai dengan 1988 di New York Stock Exchange untuk mengetahui apakah perusahaan yang melakukan IPO mengalami penurunan kinerja operasi pada beberapa tahun pasca IPO. Mereka menggunakan lima variabel sebagai ukuran dari kinerja operasi, yaitu operating return on assets , operating cash flow/assets , sales growth , assets turnover , and capital expenditure . Hasil analisis menemukan adanya penurunan kinerja operasi perusahaan ( operating performance ) sesudah melakukan IPO. Secara implisit mereka

Tsangarakis (1996) melakukan penelitian tentang reaksi harga saham terhadap pengumuman right issue untuk periode 1981-1990 di Yunani. Sampel perusahaan yang digunakan sebanyak 111 perusahaan yang terdaftar di Athens Stock Exchange (ASE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman right issue mempunyai kandungan informasi yang ditunjukkan dengan adanya rata-rata abnormal return yang signifikan pada tingkat signifikansi 1% pada hari sebelum pengumuman (6 hari sebelum sebesar 8,23% dan 11 hari sebelum sebesar 11,52%) dan saat pengumuman right issue (2,45%), yang diduga karena adanya kebocoran informasi yang terjadi di jajaran direksi. Sedangkan tidak ditemukan adanya abnormal return yang signifikan pada hari sesudah pengumuman.

McLaughlin et al (1996) melakukan penelitian tentang kinerja operasi 1.296 perusahaan yang melakukan penawaran saham susulan ( seasoned equity offerings (SEO)) untuk periode 1980-1991 di New York Stock Exchange (NYSE) , American Stock Exchange (AMEX) , dan Nasdaq Stock Exchange . Variabel penelitian yang diteliti dan digunakan sebagai proksi dari operating performance yaitu cash flow to book value of assets ratio dan cash flow to sales ratio . Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja operasi ( operating performance ) menurun secara signifikan pada periode tiga tahun pasca terjadinya SEO dengan tingkat penurunan sebesar 20%. Artinya, manajemen tidak mampu mempertahankan

kinerja operasinya pasca SEO. Implikasi dari ditemukannya penurunan kinerja operasi adalah manajemen berusaha untuk menaikkan kinerja perusahaan pada periode-periode sebelum SEO, dalam rangka untuk membuat pemilik saham lama tertarik untuk membeli saham baru yang diterbitkan perusahaan.

Loughran dan Ritter (1997) meneliti 1.338 perusahaan yang melakukan penawaran saham susulan ( seasoned equity offerings (SEO)) di New York Stock Exchange (NYSE) , American Stock Exchange (AMEX) , dan Nasdaq Stock Exchange pada periode tahun 1979 sampai dengan 1989. Mereka menguji kinerja operasi perusahan lima tahun sebelum dan lima tahun sesudah right issue . Hasilnya menunjukkan bahwa dalam jangka panjang kinerja perusahaan mengalami penurunan sesudah melakukan right issue . Rasio profit margin dan Return On Investment (ROI) mengalami penurunan selama empat tahun sesudah penawaran saham tersebut. Hal ini menunjukkan adanya upaya manajemen perusahaan untuk memanipulasi kinerja sebelum melakukan SEO agar kinerja perusahaan pada saat SEO kelihatan bagus.

Friday et al (2000) meneliti kinerja operasi pasca penawaran saham susulan ( seasoned equity offerings (SEO)) pada 177 perusahaan kelompok real estate investment trusts (REITs) di New York Stock Exchange (NYSE) , American Stock Exchange (AMEX) , dan Nasdaq Stock Exchange pada periode tahun 1990 sampai tahun 1996. Rasio aliran kas terhadap nilai buku ( cash flow to book value ratio ), baik yang belum disesuaikan dengan industri maupun yang telah disesuaikan oleh masing-masing perusahaan diuji perubahannya selama tujuh tahun, yaitu tiga tahun sebelum SEO, saat SEO, dan tiga tahun sesudah SEO. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa kinerja operasi perusahaan mengalami penurunan pasca SEO.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yaitu Scholes (1972), Smith (1977), Jain dan kini (1994), Tsangarakis (1996), McLaughlin et al (1996), Loughran dan Ritter (1997), dan Friday et al (2000) dapat disimpulkan secara umum bahwa ada kecenderungan penurunan kinerja saham dan kinerja operasi pada periode sesudah perusahaan melakukan IPO, SEO atau right issue . Penurunan kinerja saham sesudah right issue disebabkan karena pasar memberikan respon negatif terhadap penawaran saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan sehingga harga saham perusahaan turun. Sedangkan ketidakmampuan perusahaan mempertahankan kinerja operasi yang dicapai pada periode sebelum

IPO atau SEO sangat mungkin disebabkan oleh tindakan yang menyebabkan IPO atau SEO sangat mungkin disebabkan oleh tindakan yang menyebabkan

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kajian teoritis dan kajian empiris yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Right Issue

Perusahaan Pasar Modal

Laporan Keuangan Harga Saham dan Indeks Pasar

777 Rasio Operating Performance :

1. Tingkat Pengembalian

Operasi Atas Aset

2. Aliran Kas Operasi Atas Total Abnormal Return

Aset

3. Pertumbuhan Penjualan

4. Perputaran Total Aset

Sebelum dibandingkan dibandingkan Sesudah Sebelum Sesudah Right

Right Issue

Right Right

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual