Perubahan Penutupan Lahan Kota Semarang

5.3 Perubahan Penutupan Lahan Kota Semarang

Berdasarkan hasil klasifikasi citra satelit Landsat 7 ETM tahun 2001 dan 2006 Kota Semarang mengalami perubahan penutupan lahan pada setiap tipe penutupan lahannya. Dalam kurun waktu dari tahun 2001 – 2006 telah terjadi peningkatan dan penurunan luas wilayah penutupan lahan yang terdapat di Kota Semarang. Perubahan lahan yang terjadi tersebut disajikan pada Tabel 5. dan diperlihatkan pada Gambar 13. berupa peta penutupan lahan Kota Semarang tahun 2001 dan 2006. Perubahan dari penutupan lahan yang satu menjadi penutupan lahan lain dapat dianalisis secara visual dengan melihat peta perbandingan penutupan lahan dari kedua tahun tersebut. Tabel 5. Perubahan penutupan lahan Kota Semarang tahun 2001-2006

Perubahan No Penutupan Lahan

1 Area Terbangun

35.58 3121.7 8.06 2 Badan Air

5.77 -352.3 -0.91 3 Ladang

13.53 -2569.86 -6.64 4 Lahan Terbuka

8.59 -114.21 -0.29 6 Vegetasi Jarang

18.20 -532.35 -1.37 7 Vegetasi Rapat

5.49 -411.75 -1.06 8 Tidak Ada Data

2.02 0 0.00 -782.73 -2.02

- - Keterangan : (+) luas wilayah meningkat, (-) luas wilayah menurun

Perubahan penutupan lahan yang terbesar dalam periode 2001-2006 di Kota Semarang terjadi pada penutupan lahan area terbangun. Perubahan yang terjadi pada area terbangun adalah berupa peningkatan luas wilayah area terbangun, yaitu dari wilayah seluas 10.656 Ha pada tahun 2001 menjadi 13.777,7 Ha pada tahun 2006 atau bila dipresentasekan mencapai 8,06 % selama periode tersebut. Peningkatan luas wilayah area terbangun ini kemungkinan terjadi karena adanya konversi lahan terutama pada lahan-lahan pertanian (sawah dan ladang), vegetasi jarang, lahan terbuka, dan vegetasi rapat yang menjadi lahan pemukiman. Data mengenai luasan konversi penutupan lahan yang menjadi area terbangun di Kota Semarang periode 2001-2006 disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 . Luasan konversi penutupan lahan menjadi area terbangun Kota Semarang periode 2001-2006

No Tipe Konversi Penutupan Lahan

Area Terbangun (Ha)

1 Badan Air 323.92 2 Ladang

2027.69 3 Lahan Terbuka

605.50 4 Sawah

747.63 5 Vegetasi Jarang

1313.01 6 Vegetasi Rapat

Perubahan penutupan lahan menjadi penutupan lahan lainnya berupa area terbangun pada Tabel 6 . diatas diketahui luasan terbesar terjadi pada tipe penutupan lahan berupa ladang dengan luas 2027,69 Ha. Hal ini jelas menunjukkan bahwa konversi lahan terjadi pada lahan pertanian berupa ladang menjadi area terbangun dengan luasan terbesar dibandingkan dengan konversi yang terjadi pada tipe penutupan lahan lainnya di Kota Semarang.

Untuk wilayah kecamatan di Kota Semarang juga mengalami peningkatan luas pada tipe penutupan area terbangun. Kecamatan dengan peningkatan luas area terbangun terbesar terdapat pada Kecamatan Gajahmungkur sebesar 186,377 Ha atau 19,34% dari luas keseluruhan Kecamatan Gajahmungkur. Ada beberapa kecamatan dengan laju peningkatan luas perubahan penutupan lahan menjadi area terbangun diatas 10% dari luas masing-masing kecamatan selama periode 2001- 2006. Kecamatan tersebut diantaranya Banyumanik (13,24%), Gayamsari (13,60%), Ngaliyan (15,24%), Semarang Barat (18,69%), Semarang Utara (10,97%), dan kecamatan Tembalang (10,73%). Perubahan kepadatan area terbangun (pemukiman) ini sangat dirasakan pada kecamatan yang memiliki luas wilayah yang tidak begitu luas, seperti pada kecamatan-kecamatan di wilayah Semarang bagian Tengah. Pada kecamatan-kecamatan di wilayah Kota Semarang bagian Selatan yang memiliki luas wilayah yang lebih luas, peningkatan kepadatan pemukiman tidak begitu terasa, walaupun peningkatan luas pemukiman pada setiap kecamatan di wilayah ini begitu besar. Penurunan luasan perubahan lahan area terbangun juga terjadi di salah satu kecamatan yaitu kecamatan Tugu dengan persentase perubahan sebesar 1,65%. Hal ini kemungkinan terjadi akibat pasang air laut (rob) yang terjadi di wilayah bagian utara kecamatan Tugu khususnya di daerah pesisir pantai utara Kota Semarang yang menggenangi area

terbangun. Selain itu juga terjadi penggusuran pemukiman liar yang dibangun oleh masyarakat di lahan-lahan pemerintah yang peruntukannya bukan untuk area terbangun.

Peningkatan luasan tipe penutupa lahan akibat perubahan lahan selama periode 2001-2006 juga terjadi pada tipe penutupan lahan terbuka. Hal ini diketahui dengan melakukan identifikasi dan analisis citra landsat 7 ETM di Kota Semarang berdasarkan perhitungan luasan tiap tipe penutupan lahan. Berdasarkan perhitungan luasan perubahan lahan untuk lahan terbuka mengalami peningkatan luasan sebesar 1.641,51 Ha atau 4,24 % dari luas keseluruhan Kota Semarang. Sedangkan untuk perubahan lahan terbuka ini selama periode 2001-2006 pada wilayah kecamatan dengan peningkatan luas terbesar terdapat pada kecamatan Ngaliyan sebesar 639,134 Ha atau 14,05% dari luas keseluruhan Kecamatan Ngaliyan. Tipe penutupan lahan yang mengalami konversi menjadi lahan terbuka paling besar luasannya adalah tipe penutupan vegetasi campuran seluas 1.058,56 Ha.

Dalam kurun waktu tahun 2001-2006, Kota Semarang juga mengalami penurunan luas wilayah pada beberapa tipe penutupan lahan. Penutupan lahan yang mengalami penurunan luas wilayah dalam kurun waktu tersebut adalah penutupan lahan berupa badan air, ladang, sawah, vegetasi jarang dan vegetasi rapat. Penurunan luas wilayah penutupan lahan terbesar terjadi pada tipe penutupan lahan ladang sebesar 2.569,86 Ha atau 6,64% selama periode tahun 2001-2006. Penurunan luasan ini diakibatkan konversi lahan berupa ladang berubah menjadi area terbangun yang terlihat jelas pada Tabel 6. Penurunan luas wilayah tersebut juga disebabkan oleh terjadinya konversi ladang menjadi penutupan lahan lain selain area terbangun diantaranya badan air, lahan terbuka, sawah, vegetasi jarang,vegetasi rapat, dan tetap menjadi tipe penutupan lahan berupa ladang. Penurunan luas wilayah ladang terjadi hampir di seluruh kecamatan dalam wilayah Kota Semarang. Penurunan luas wilayah tipe penutupan lahan untuk ladang pada beberapa kecamatan terjadi penurunan lebih dari 10% dari luas

keseluruhan masing-masing kecamatan selama periode tahun 2001-2006 diantaranya kecamatan Gajahmungkur (16,35%), Gunungpati (16,10%), dan kecamatan Ngaliyan (18,82%) yang mengalami perubahan terbesar diantara kecamatan yang lainnya.

Gambar 13. Peta penutupan lahan Kota Semarang tahun 2001 dan 2006