Penutupan Lahan Kota Semarang Tahun 2006

5.2.2 Penutupan Lahan Kota Semarang Tahun 2006

Data-data mengenai luas wilayah berbagai tipe penutupan lahan Kota Semarang tahun 2006 dihasilkan dari proses klasifikasi citra landsat 7 ETM dengan tahun penyiaman 2006. Luas dan persentase klasifikasi penutupan lahan yang ada di wilayah Kota Semarang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Luas dan persentase penutupan lahan wilayah Kota Semarang

Luas

No Penutupan Lahan Ha %

1 Area Terbangun

35.58 2 Badan Air

13.53 4 Lahan Terbuka

8.59 6 Vegetasi Jarang

18.20 7 Vegetasi Rapat

5.49 8 Tidak Ada Data

Berdasarkan hasil interpretasi serta analisis citra landsat 7 ETM tahun 2006 yang dilakukan pada wilayah Kota Semarang yang dapat dilihat pada Tabel 4. di atas terlihat bahwa area terbangun (Pemukiman, Area Industri, Pertokoan/Perdagangan, dan Perkantoran) menempati jumlah persentase tertinggi dengan area seluas 13.777,7 Ha atau 35,58% dari luas keseluruhan Kota Semarang. Tipe penutupan lahan area terbangun ini juga mempunyai luasan yang besar dan mendominasi di beberapa kecamatan yang ada di Kota Semarang. Sebagian besar luasannya mencapai lebih dari 50% untuk area terbangun dari luas keseluruhan tiap-tiap kecamatan seperti Kecamatan Candisari 564,853 Ha (83,16%), Gajahmungkur 757,342 Ha (78.70%), Gayamsari 489,536 Ha (73.67%), Pedurungan 1208,646 Ha (54.14%), Semarang Barat 1687,795 Ha (75.17%), Semarang Selatan 608,375 Ha (95.67%), Semarang Tengah 543,288 Ha (98.91%), Semarang Timur 509,642 Ha (88.04%), dan Semarang Utara 980,940 Ha (82.74%). Kecamatan tersebut merupakan wilayah yang menjadi pusat kota dan pusat aktivitas manusia (pemerintahan, perdagangan, dan industri) serta merupakan kawasan yang strategis dekat dengan pintu masuk (gate way) yaitu pelabuhan. Hal ini juga dipengaruhi dengan kawasan kecamatan tersebut merupakan daerah pesisir (0 – <0.75 mdpl) dan dataran (0.75 - <5 mdpl) di Kota Semarang. Ada beberapa wilayah kecamatan yang merupakan daerah pesisir

tetapi luasan penutupan lahan area terbangunnya kurang dari 50% adalah Kecamatan Genuk dan Tugu yang sebagian wialayahnya merupakan badan air (lautan dan tambak) dengan persentase luasannya masing-masing sebesar 399,298 Ha (14.43%) dan 1401,698 Ha (45.50%) dari keseluruahan luas kecamatan. Sedangkan untuk wilayah kecamatan dengan luasan penutupan lahannya berupa area terbangun dibawah 50% dan berada pada topografi perbukitan (5 – <348 mdpl) diantaranya Kecamatan Banyumanik 1285,082 Ha (40.87%), Gunungpati 594,456 Ha (9.58%), Mijen 528,426 Ha (9.68%), Ngaliyan 1703,020 (37.44%), dan Tembalang 1131,408 Ha (26.91%).

Vegetasi jarang dalam pengklasifikasian ini berupa kebun campuran, jalur hijau, taman, TPU, dan campuran antara tanaman keras dan non keras. dengan luas 7.048,62 Ha yang menempati 18,20% dari luas keseluruhan Kota Semarang. Tipe penutupan lahan untuk vegetasi jarang berdasarkan luasannya menempati urutan kedua dari tipe penutupan lahan lainnya di Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi citra landsat 7 ETM tahun 2006, klasifikasi penutupan lahan untuk tipe vegetasi jarang tidak terdapat disemua kecamatan di Kota Semarang. Vegetasi jarang sangat mendominasi luasannya di wilayah perbukitan (5–348 meter dpl), yang merupakan wilayah ruang pedesaan kota Semarang dengan kepadatan pemukiman sedang-rendah. Tipe penutupan lahan vegetasi jarang yang mendominasi tersebut berupa kebun campuran, dan campuran antara tanaman keras (berkayu) dan non keras (tidak berkayu). Wilayah kecamatan untuk tipe penutupan vegetasi jarang dengan luasan terbesar terdapat di wilayah kecamatan Gunungpati sebesar 2865.066 Ha (46.15%).

Tipe penutupan lahan berupa ladang (area tanaman semusim) dengan luas 5.237,19 Ha atau 13,53% dari luas keseluruhan Kota Semarang. Klasifikasi penutupan lahan untuk ladang, hampir terdapat di semua kecamatan. Ladang merupakan areal pertanian yang digunakan untuk budidaya tanaman semusim komoditas pertanian selain padi oleh sebagian masyarakat Kota Semarang. Luasan untuk kelas penutupan ini paling terkecil terdapat di Kecamatan Semarang Barat 15,615 Ha (0.7%), Semarang Tengah 0,240 Ha (0.04%), Semarang Utara 0,897 Ha (0.08%), dan Kecamatan Tugu 72,55 Ha (2,35%). Untuk wilayah kecamatan yang lain, dengan persentase luasan diatas 10% terdapat di tujuh kecamatan

diantaranya kecamatan Banyumanik 392,433 Ha (12.48%), Genuk 738,135 Ha (26.67%), Gunungpati 779,427 Ha (12.56%), Mijen 879,807 Ha (16.12%), Ngaliyan 614,364 Ha (13.51%), Pedurungan 557,744 Ha (24.98%), dan Kecamatan Tembalang 1016,815 Ha (24.19%).

Tipe penutupan lahan berupa lahan terbuka/kosong di Kota Semarang dengan luas 4.973,85 Ha atau 12,85% dari luas keseluruhan Kota Semarang. Klasifikasi penutupan lahan untuk tipe lahan terbuka terdapat disemua wilayah kecamatan Kota Semarang. Lahan terbuka dengan luasan terbesar pada wilayah kecamatan Tembalang 1414,513 Ha atau 33.65% dari luas keseluruhan Kecamatan Tembalang, dengan kondisi banyak lahan yang akan digunakan area proyek perumahan (pemukiman) dan banyak terdapat tanah kosong yang terbengkalai. Sedangkan untuk luasan lahan terbuka terkecil terdapat di wilayah kecamatan Semarang Tengah dengan luas (0.12 %) dari luas keseluruhan kecamatan, sehingga untuk lahan terbuka hampir tidak ada, karena kecamatan ini merupakan wilayah ruang perkotaan yang sangat padat dengan area terbangun.

Tipe penutupan lahan untuk sawah di Kota Semarang berdasarkan hasil analisis dan interpretasi citra landsat 7 ETM tahun 2006 mempunyai luas sebesar 3.326,49 Ha atau menempati 8,59% dari luas keseluruhan Kota Semarang. Klasifikasi penutupan lahan tipe sawah terdapat disemua wilayah kecamatan Kota Semarang. Penutupan lahan tipe sawah dalam penelitian ini dilakukan interpretasi pada sawah yang ada dengan tanaman padinya dan sawah basah (belum ada tanaman padinya). Untuk luasan sawah terbesar berada pada wilayah kecamatan Tugu dengan luas (22.49%) dari luas keseluruhan kecamatan Tugu seluas 3080.897 Ha. Sawah yang terdapat di kecamatan Tugu ditemukan di daerah sebelah barat berbatasan dengan tambak di sebelah utaranya dan berbatasan dengan Kabupaten Kendal untuk sebelah barat. Sedangkan untuk sawah dengan luasan yang terkecil terdapat di wilayah kecamatan Semarang Tengah (0.92%) dari luas keseluruhan kecamatan Semarang Tengah sebesar 549.271 Ha. Kecamatan ini merupakan wilayah ruang perkotaan sebagai pusat kota dan pusat aktivitas manusia dengan kepadatan bangunan sangat tinggi dan untuk luas area terbangunnya mencapai 543.288 Ha (98.91%).

Badan air merupakan salah satu tipe penutupan lahan yang ada di Kota Semarang. Berdasarkan analisis dan interpretasi citra landsat 7 ETM tahun 2006, badan air di Kota Semarang mempunyai luas sebesar 2.233,08 Ha atau menempati 5,77% dari luas keseluruhan Kota Semarang. Untuk kelas penutupan lahan berupa badan air didominasi oleh lautan dan tambak yang berada di wilayah Semarang bawah atau pesisir. Badan air dalam klasifikasi citra landsat 7 ETM ini hanya terdapat di beberapa wilayah kecamatan yang ada di Kotamadya Semarang seperti Kecamatan Gayamsari 49,472 Ha (7.45%), Genuk 399,298 Ha (14.43%), Semarang Barat 265,075 Ha (11.81%), Semarang Timur 7,957 Ha (1.37%), Semarang Utara 121,957 Ha (10.29%), dan Kecamatan Tugu 1401,698 Ha (45.50%). Tipe penutupan lahan berupa badan air ini terdiri dari tambak, lautan, sungai dan daerah resapan air seperti Polder yang berada di daerah Tawang. Berdasarkan analisis dan interpretasi citra, untuk badan air dipantulkan dengan warna biru. Hal ini sangat sulit untuk membedakan antara daerah tambak dan lautan, sehingga dalam interpretasinya dimasukkan dalam kelas badan air. Untuk wilayah kecamatan lainnya terdapat juga badan air, tetapi memiliki luasan yang sangat kecil sehingga dalam interpretasi dan analisis citra tidak diketahui keberadaannya. Hal ini dipengaruhi juga dengan hasil pemantulan cahaya gelombang elektromagnetik dari permukaan badan air ke udara. Selain itu, dipengaruhi oleh system penginderaan jauh yang didasarkan pada satuan pengamatan terkecil berupa pixel, apabila dalam satu pixel dijumpai bebagai tipe tutupan, maka akan dianggap mewakili tutupan lahan tertentu yang secara rata- rata lebih menonjol jumlahnya dari tipe lainnya.

Tipe penutupan lahan untuk vegetasi rapat (hutan tanaman, perkebunan, dan tegalan) di Kota Semarang memiliki luas 2.124,81 Ha atau hanya 5,49% dari luas keseluruhan wilayah Kota Semarang. Klasifikasi penutupan lahan untuk tipe vegetasi rapat (hutan tanaman, perkebunan, dan tegalan) tidak terdapat di seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kota Semarang. Untuk tipe penutupan lahan ini mendominasi di wilayah perbukitan (5 – <348 meter dpl) di beberapa kecamatan diantaranya Banyumanik, Mijen, Ngaliyan, Gunungpati, dan Tembalang serta beberapa di kecamatan wilayah pesisir seperti kecamatan Genuk dan Tugu. Luas tipe penutupan lahan vegetasi rapat terbesar terdapat di kecamatan Mijen sebesar

771,463 Ha (14,14%). Ada beberapa kecamatan yang tidak terdapat penutupan lahan untuk tipe vegetasi rapat yaitu kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Utara, dan Kecamatan Gayamsari.

Gambar 12. Peta penutupan lahan Kota Semarang tahun 2006