Distribusi spasial suhu permukaan di Kota Semarang

5.4.1 Distribusi spasial suhu permukaan di Kota Semarang

Berdasarkan hasil interpretasi dan analisis citra landsat 7 ETM pada periode tahun 2001 dan 2006 pada wilayah Kota Semarang untuk klasifikasi suhu dan hasil perhitungan luasannya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Luasan suhu permukaan di Kota Semarang periode 2001-2006

2006 No

Kelas Suhu ( o C)

38721,70 - Keterangan : Tahun 2001 bulan April dan tahun 2006 bulan Juni

Pada Tabel 7 di atas diketahui nilai-nilai suhu berdasarkan klasifikasinya dengan selang nilai suhu antara <20,0 o C - ≥ 34,0 o

C. Nilai suhu tersebut diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kota Semarang yang disesuaikan dengan waktu penyiaman citra satelit landsat 7ETM yang didapatkan. Dalam hal ini menurut Effendi (2007), menyatakan bahwa penggunaan data penginderaan jauh untuk menutupi kekurangan kerapatan stasiun cuaca, dinilai mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di masa-masa mendatang. Tanpa mengurangi pentingnya pengukuran secara insitu pada stasiun-stasiun cuaca sebagai bahan referensi atau rujukan, yang dapat digunakan untuk mengkalibrasi atau memvalidasi model-model pendugaan berdasarkan ekstraksi data penginderaan jauh.

Pada Tabel 7, diketahui besaran luasan wilayah distribusi spasial suhu permukaan di Kota Semarang pada dua periode yang berbeda yaitu tahun 2001

dan 2006. Pada tahun 2001 untuk luasan wilayah terbesar nilai distribusi spasial suhu permukaan yaitu suhu dengan selang 31,0 o

C dengan luas 7592,49 Ha atau 19,61 % dari luas keseluruhan Kota Semarang. Sedangkan untuk nilai suhu permukaan dengan luas wilayah distribusi terkecil adalah suhu dengan

C – 31,9 o

selang 20,0 o C – 20,9

C seluas 242,55 Ha atau 0,63% dari luas keseluruhan Kota Semarang. Nilai suhu permukaan yang rendah yaitu <20 o C pada tahun ini mempunyai luas distribusi yang mendominasi di bagian utara Kota Semarang (Gambar 14.) berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Suhu ini berada pada tipe penutupan lahan berupa badan air, sehingga radiasi sinar matahari akan menembus permukaan air dan disimpan dalam waktu yang lama kemudian dilepaskan dalam bentuk panas. Selain itu di bagian utara Kota Semarang juga diselimuti kabut awan (Gambar 2.) yang menghalangi radiasi sinar matahari sampai ke permukaan bumi. Sehingga pada daerah tersebut mempunyai suhu yang lebih rendah. Pada Gambar 14, terlihat jelas distribusi spasial suhu permukaan di Kota Semarang tahun 2001.

Berdasarkan hasil perhitungan luasan distribusi spasial suhu permukaan di Kota Semarang pada citra Landsat 7 ETM tahun 2006 diketahui untuk nilai suhu tertinggi adalah ≥ 34,0 o

C dengan luasan distribusi paling besar yaitu 9944,82 Ha atau 25,68% dari luas keseluruhan Kota Semarang. Suhu ini sangat mendominasi di seluruh wilayah Kota Semarang khususnya di daerah pusat-pusat aktivitas manusia (pusat kota) dan pada area terbangun. Untuk nilai suhu dengan luas

wilayah distribusi terkecil adalah suhu dengan selang nilai antara 20,0 o C - 20,9 C mempunyai luas 5,04 Ha atau 0.01% dari seluruh luas total wilayah Kota

Semarang. Namun untuk nilai suhu yang mempunyai luasan distribusi yang merata dan besar luasannya terdapat pada selang antara 27,0 o

C dengan persentase luasan distribusi lebih dari 5% - <26 % sedangkan untuk nilai suhu

C - ≥ 34,0 o

dengan distribusi luasan kecil terdapat pada selang antara <20,0 o C – 26,9 C dengan persentase luasan distribusi ≤ 1% dari luas keseluruhan Kota Semarang.

Untuk mengetahui lebih jelas distribusi nilai suhu di Kota Semarang berdasarkan hasil interpretasi dan analisis citra Landsat 7 ETM tahun 2006 dapat dilihat pada Gambar 15. yang merupakan peta distribusi suhu permukaan di Kota Semarang.

Gambar 14. Peta distribusi spasial suhu permukaan di Kota Semarang tahun 2001

Gambar 15. Peta distribusi spasial suhu permukaan di Kota Semarang tahun 2006