koordinasi antar wewenang pembinaan lalu lintas jalan tingkat pusat dan daerah serta antar instansi, sektor dan unsur terkait lainnya.
Dalam ranka pembinaan lalu lintas jalan sebagaimana tersebt diatas, diperlukan penetapan aturan-aturan umum yang bersifat seragam dan berlaku secara nasional serta
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan lalu lintas yang berlaku secara internasional. Disamping itu untuk dapat lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam
menggunakan dan pemanfaatan jalan diperlukan pula adanya ketentuan-ketentuan bagi pemerintah dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan
dan pengendalian lalu lintas dan juga dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan perencanaan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan di seluruh jaringan
jalan primer dan sekunder yang ada d tanah air baik yang merupakan jalan nasional, jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan kota maupun jalan desa.
c. Edukasi Diklat dan Pemahaman
Apabila melihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi pada bab terdahulu, maka kelemahan internal mendasar yang ditemui adalah keterbatasan pengetahuan dan
ketrampilan anggota Polantas dalam menangani kecelakaan lalu lintas. Sementara faktor eksternalnya adalah kesadaran masyarakat akan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas
sangat rendah, yang terlihat dari tingginya angka kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia. Oleh karena itu edukasi pendidikan yang harus dilakukan adalah kepada anggota
Polantas dan masyarakat secara terus menerus dan intensif sebagai berikut :
1 Peningkatan kemampuan anggota Kepolisian Republik Indonesia Polantas a Pelatihan
Mengingat program pendidikan kejuruan lalu lintas baik dasar maupun lanjutan sangat terbatas kapasitasnya, maka pelatihan yang diadakan pada level
Polres sifatnya bisa terstruktur dijadwalkan dalam waktu tertentu serta pelatihan
mengenai analisa kecelakaan lalu lintas di lapangan menangani kasus di TKP. Materi yang diberikan adlaah Penyidikan laka lantas; olah TKP dan melakukan rekonstruksi
sebelum, saat dan setelah kejadian. Dengan pola latihan-latihan ini akan dapat diketahui pola corak sebab-sebab
kecelakaan serta keadaan korban yang terlibat kecelakaan sehingga penyidik akan mendapatkan suatu kesimpulan rentetan peristiwa sebab kecelakaan yang lengkap
khususnya dari barang bukti pendukung lainnya.
b Pendataan :
Pendataan yang benar danakurat serta berkelanjutan mengenai kasus-kasus kecelakaan lalu lintas yang terinci :
1 Frekuensi kejadian – berapa sering terjadi.
2 Rasio kejadian dibandingkan dengan data tertentu :
a Rasio jumlah penduduk
b Usia
c Jenis kelamin
d Tingkat pendidikan
e Profesi
f Kepemilikan SIM
g Jenis kendaraan yang terlibat
Dengan pendataan yang akurat, penentuan target untuk pencegahan lalu lintas menjadi terukur dan tepat sasaran sehingga angka kecelakaan akan dapat dihindarkan
minimal dikurangi.
2 Pendidikan Sosialisasi kepada masyarakat