Aspek materi hukum 1 Peraturan perundang-undangan dibidang lalu lintas

2 Penerapan Undang-Undang a Terhadap pelaku pelanggaran lalu lintas aparat penegak hukum dapat mengeterapkan ketentuan-ketentuan yang diatur didalam ketentuan pidana pada Bab XX mulai pasal 273 sampai dengan pasal 316 Undang-Undang 22 tahun 2009 dan tidak lagi mengacu pada ketentuan yang diatur berdasarkan kesepakatan bersama Ketua Mahkamah Agung, Menteri Kehakiman, Jaksa Agung dan Ka Kepolisian Republik Indonesia tanggal 19 Juni 1963. b Proses peradilan baik terhadap pelanggaran lalu lintas maupun kecelakaan lalu lintas hendaknya dapat dilakukan dengan mekanisme yang lebih sederhana namun dapat memberikan kepastian hukum. c Perlu segera diterapkan ketentuan yang diatur dalam Pasal 235, 236 dan 237 peraturan pemerintah PP 44 Tahun 1993 tentang pendidikan mengemudi yang memberikan tanggung jawab kepada Departemen Pendidikan, Departemen Perhubungan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk secara berkoordinasi mewujudkan dibentuknya sekolah-sekolah mengemudi sebagai wadah berprosesnya calon pengemudi yang berkualitas d Pemanfaatan laboratorium Forensik Kepolisian dalam rangka penyidikan kasus kecelakaan lalu lintas.

b. Aspek penegak hukum

Aparat penegak hukum yang bertanggung jawab terhadap tegaknya aturan-aturan hukum guna mewujudkan supremasi hukum harus dapat memenuhi indikator-indikator sebagai berikut : 1 Menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran 2 Menjunjung tinggi HAM 3 Bebas dari KKN 4 Bersifat terbuka transparansi 5 Akuntabilitas publik dan 6 Bebas dari intervensi Selain indikator tersebut diatas aparat penegak hukum dituntut untuk : a Mempunyai kualitas etika dan moral yang baik b Profesionalisme dan proporsionalisme dalam mengemban tugas c Tidak arogan sok kuasa d Mementingkan kepentingan umum rakyat e Dapat memberikan tauladan f Tegas dalam bertindak namun tetap sopan g Bijaksana dalam mengambil keputusan h Didukung insentif atau anggaran yang memadai i Dapat bekerja dan menunjukkan kinerja yang baik secara terkoordinasi.

c. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor efektifitas hukum dalam masyarakat. Dengan perundang-undangan yang baik, aparatur yang professional tanpa mereka dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai akhirnya penegakan hukum akan sia-sia belaka. 40 Penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas tidak cukup hanya dilakukan melalui proses penegakan hukum yang konvensional sederhana akan tetapi perlu disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta hakekat permasalahan yang muncul dan didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka efektifnya pelaksanaan penegakan hukum antara lain : 1 Jalan Jalan sebagai prasarana penunjang utama dalam terselenggaranya lalu lintas yang baik perlu diwujudkan dalam bentuk jalan yang memenuhi persyaratan gometrik jalan, 40 Loeby Logman, Pra Peradilan di Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1987, hal. 15