Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat persaingan yang sengit antara perusahaan. Banyak inovasi-inovasi baru yang ditemukan agar perusahaan dapat bertahan. Perusahaan yang tidak mampu untuk bersaing dan tidak dapat menemukan inovasi-inovasi baru akan tereliminasi dari lingkungan industrinya dan mengalami kebangkrutan. Agar kelangsungan hidup suatu perusahaan tetap terjaga, maka pihak manajemen harus dapat mempertahankan atau terlebih lagi memacu peningkatan kinerjanya. Kinerja keuangan dan kondisi perusahaan diinterpretasikan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan itu berguna bagi bankir, kreditor, pemilik, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menganalisis serta mengimpretasikan kinerja keuangan dan kondisi perusahaan Warren, 2005 : 28. Laporan keuangan juga berguna untuk menunjukan seberapa besar persahaan tersebut akan mengalami kesehatan dan seberapa besar pula berpotensi bangkrut. Jika ternyata perusahaan mengalami liquidasi dan semua asset yang ada telah terjual, namun belum mampu melunasi kewajibannya maka kondisinya akan memburuk. Kondisi keuangan seperti inilah yang disebut kondisi financial distress. Jika perusahaan tidak mengalami liquidasi dan semua asset yang ada Universitas Sumatera Utara justru bertambah serta kewajiban terpenuhi, maka kondisinya akan membaik. Kondisi keuangan seperti inilah yang disebut kondisi financial healthy Untuk menentukan apakah terjadi kondisi financial distress atau financial healthy, dapat menggunakan metode Altman Z-score. Metode Altman Z-Score sendiri merupakan sebuah alat prediksi financial distress yang dibuat oleh Dr. Edward I. Altman pada tahun 1968. Metode ini menggunakan rasio-rasio tertentu dalam rangka memprediksi resiko financial distress sebuah perusahaan. Z-Score adalah skor yang diberikan pada tiap-tiap variabel yang di analisis. Jika skor yang diberikan besar, maka kemungkinan besar variabel yang memiliki koefisien itu berpengaruh besar. Ada lima rasio yang digunakan sebagai indikator yaitu Net Working capital to Total Assets, Retained Earning to Total Assets, EBIT to Total Assets, Market Value Equity to Total Liabilities, dan Sales to Total Assets. Kelima rasio tersebut dikombinasikan menjadi model prediksi dengan teknik statistik yaitu analisis diskriminan yang digunakan untuk memprediksi financial distress perusahaan dengan metode Altman Z-Score. Metode ini terus berkembang dan telah mengalami revisi dengan mengubah beberapa variabel dalam formula Z-Score nya. Alasannya adalah untuk menutupi kekurangan dan juga menambah tingkat akurasi yang lebih baik sesuai dengan jenis perusahaan yang diteliti. Beberapa peneliti mengukur financial distress dengan cara yang berbeda- beda, seperti S. Christina Sheela meneliti kesehatan perusahaan farmasi dengan menggunakan tolok ukur Altman Z-score model lama yaitu perusahaan Universitas Sumatera Utara mengalami financial distress apabila nilai Z-score dibawah 1,8. Bhusan Perdeshi et all. 2012 melihat financial distress dengan satu tolok ukur juga yaitu bahwa perusahaan dikatakan mengalami financial distress apabila persuahaan tersebut memilikki nilai Z lebih kecil daripada 1,1. Perusahaan yang diteliti adalah Indian Airline. Selain itu, menurut Dagmar CAMSKA 2012 menggunakan model Altman untuk meneliti perusahaan keuangan dengan menetapkan tolok ukur bahwa perusahaan dikatakan mengalami financial distress apabila persuahaan tersebut memiliki nilai Z lebih kecil daripada 1, 23. Namun terdapat masalah dalam pemakaian sampel yang digunakan. Masing-masing peneliti hanya meneliti pada beberapa perusahaan saja. Sementara untuk mendapatkan keakuratan hasil, diperlukan banyak tahun dan banyak sampel serta penggunaan rasio yang cocok. Artinya, rasio tersebut harus tepat digunakan untuk meneliti perusahaan yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula. Banyak peneliti-peneliti terdahulu yang ingin membuktikan kebenaran teori Altman Z-Score original 1968. Fauziah Kumala Sari 2011 meneliti bank dengan metode Altman Z- score dan ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel Altman terhadap harga saham pada perusahaan perbankan. Dengan menguji secara asumsi klasik, maka diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabal-variabel Altman Z- score pada harga saham tersebut. Yosafat M. Tarigan 2011 meneliti bank dengan metode Altman Z- score dan ingin mengetahui apakah variabel-variabel Altman mampu memprediksi financial distress dan ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel- Universitas Sumatera Utara variabel Altman terhadap harga saham pada perusahaan perbankan. Dengan menguji secara asumsi klasik, maka diperoleh hasil yang berbeda dengan Fauziah Kumala Sari yaitu bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabal- variabel Altman Z- score pada harga saham tersebut. Tommy D. Saragih 2011 meneliti pada 9 perusahaan farmasi. Hasilnya adalah terdapat 2 perusahaan bangkrup pada tahun 2005, 1 perusahaan bangkrup pada tahun 2006, 2 perusahaan bangkrup pada tahun 2007, 2 perusahaan bangkrup pada tahun 2008. Untuk yang rawan bangkrup 2 perusahaan pada tahun 2005- 2007, dan 1 perusahaan pada tahun 2008 tidak bangkrup. Harry J.K.P. Sibarani 2008 menggunakan lima variabel bebasnya yaitu rasio Net Working Capital to Total Assets X1, Retained Earning to Total Assets X2, Earning Before Interest and Tax to Total Assets X3, Book Value of Equity to Total Liability X4, dan Sales to Total Assets X5. Fungsi diskriminan yang dihasilkan adalah Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,108 X3 + 0,42 X4 + 0,988 X5. Harry meneliti perusahaan makanan dan minuman dan menghasilkan tidak ada perbedaan yang nyata dari yang diprediksi dengan yang diamati. Chintya Zulfi Arhanu Sari 2010 dan Tika Lestari 2009, meneliti bank dengan menggunakan metode CAMEL dan menghasilkan tidak ada pengaruh yang signifikan dalam memprediksi kebangkrutan. Berdasarkan perbedaan-perbedaan dan fenomena-fenomena yang terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Edward I. Altman 1968, Tommy D Saragih 2008, Harry JKP Sibarani 2008, Chintya Zulfi Arhanu Sari 2010 dan Tika Lestari 2009, maka penelitian ini ingin menggunakan analisa Z-Score modifikasi Universitas Sumatera Utara 1995 untuk membuktikan apakah benar rasio-rasio keuangan model Altman Z- Score modifikasi 1995 berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress dengan menggunakan analisis diskriminan. Kemudian, pada p enelitian terdahulu hanya menggunakan sam pel perusahaan manufaktur, textil dan garmen, bank, dan perusahaan makanan dan minuman. Peneliti terdahulu belum meneliti masalah asuransi, lembaga pembiayaan, leasing, dan lainnya yang tergolong ke dalam lembaga keuangan bukan bank. Padahal peran lembaga keuangan bukan bank juga menjalankan fungsi intermediasi antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana, mempermudah akses masyarakat untuk melakukan kegiatan perekonomian, serta menjadi sarana penghubung antara masyarakat agar dapat lebih dekat dengan kegiatan perekonomian. Disamping itu masih terdapat permasalahan yang dihadapai bank umum seperti penyediakan layanan masyarakat di daerah pelosok, kegiatan perekonomian hanya akan bersentral di perkotaan, kurangnya sosialisasi lembaga keuangan kepada masyarakat, serta minimnya pengetahuan masyarakat terhadap bank, serta BPR masih menerapkan suku bunga yang tinggi hingga memberatkan nasabah. Hadirnya lembaga keuangan bukan bank membuat masalah tersebut menjadi ringan karena lembaga keuangan bukan bank dapat mencapai daerah terpencil, prosedur yang mudah dan tingkat bunga yang rendah. Sehingga para nasabah banyak yang menggunakan jasa lembaga tersebut dan telah terbukti dengan terdaftarnya banyak lembaga keuangan bukan bank yang terdaftar di BEI. Lembaga keuangan bukan bank tersebut ternyata ada yang telah keluar dari BEI Universitas Sumatera Utara dan ada pula yang masuk ke BEI. Masuk dan keluar BEI tidaklah mudah melainkan apabila lembaga tersebut sehat atau mengalami financial distress. Oleh sebab itu p eneliti akan beru p aya meneliti p enelitian tentang lembaga keuangan bukan bank dengan judul :“Analisis Potensi Financial Distress dengan Metode Altman Z-score Pada Lembaga Keuangan Bukan Bank yang Terdaftar di BEI 2008 - 2012 ”.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Garmen Dan Tekstil Yang Terdaftar Di Bei Dengan Menggunakan Metode Altman’s Z-Score

6 121 75

ANALISIS PENGGUNAAN MODEL ALTMAN (Z SCORE) UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA Analisis Penggunaan Model Altman (Z Score) Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa

0 3 19

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS PADA PT. BANK BUKOPIN TbK. DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE.

0 0 6

Pengaruh Financial Distress dengan Menggunakan Altman Z-Score, Beta Saham dan Inflasi terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2012.

10 21 43

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z-SCORE (ALTMAN), SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2013-2016

0 0 12

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Garmen Dan Tekstil Yang Terdaftar Di Bei Dengan Menggunakan Metode Altman’s Z-Score

0 0 14

Analisis Potensi Financial Distress dengan Metode Altman Z- Score Pada Lembaga Keuangan Bukan Bank yang Terdaftar di BEI 2008 - 2012

0 2 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Potensi Financial Distress dengan Metode Altman Z- Score Pada Lembaga Keuangan Bukan Bank yang Terdaftar di BEI 2008 - 2012

0 0 31

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Potensi Financial Distress dengan Metode Altman Z- Score Pada Lembaga Keuangan Bukan Bank yang Terdaftar di BEI 2008 - 2012

0 0 9

Analisis Potensi Financial Distress dengan Metode Altman Z- Score Pada Lembaga Keuangan Bukan Bank yang Terdaftar di BEI 2008 - 2012

0 0 12