Strategi Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesejahteraan Sosial

7.2. Strategi Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesejahteraan Sosial

Sarana dan prasarana merupakan sumberdaya kesejahteraan sosial yang berbentuk fisik. Sarana dan prasarana dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan penyelenggara kesejahteraan sosial yang memadai agar pelaksanaan tugas kesejahteraan sosial dapat diselenggarakan dengan efektif dan efisien. Sumber pembiayaan untuk sarana dan prasarana dapat disediakan melalui APBD Kota, baik secara sektoral maupun lintas sektoral, maupun sumber-sumber lain yang tidak mengikat.

Pembiayaan kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat Kota, kecamatan, dan kelurahan, yang berkaitan dengan tunjangan jabatan fungsional dan professi, biaya operasional petugas sosial PNS, serta sarana dan prasarana bersumber dari APBD, yang jumlah dan alokasinya disesuaikan dengan pagu program (UU No. 16 Tahun 2006).

Secara umum, sarana dan prasarana mencakup segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Ketersediaan, kelengkapan, dan kecukupan serta kemudahan penggunaan sarana yang dimaksud, seperti : alat tulis kantor, kearsipan, ketersediaan meja dan kursi, ketersediaan komputer, dan ketersediaan kendaraan, ketersediaan panti dan alat pendukungnya, akan sangat membantu serta menunjang terlaksananya penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kota Cilegon.

Apabila sarana tersedia cukup memadai dan dapat diakses petugas sosial untuk digunakan dimana diperlukan pada waktu yang tepat, maka pekerjaan pelayanan sosial oleh penyelenggaran kesejahteraan sosial dapat terlaksana dengan baik. Karenanya, sarana dan prasarana tersebut harus tersedia cukup memadai untuk mencapai hasil yang diharapkan dari pekerjaan sesuai yang direncanakan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sebagai berikut: (1) mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu, (2) meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa, (3) hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin, (4) lebih memudahkan/ sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku, (5) ketepatan susunan stabilitas Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sebagai berikut: (1) mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu, (2) meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa, (3) hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin, (4) lebih memudahkan/ sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku, (5) ketepatan susunan stabilitas

Pencapaian tujuan suatu organisasi penyelanggaran kesejahteraan sosial hanya mungkin terjadi apabila organisasi tersebut memiliki berbagai sarana dan prasarana kerja yang dibutuhkannya. Teori klasik manajemen menekankan bahwa sarana dan prasarana yang dibutuhkan itu terdiri dari sumber daya manusia (man), modal dan dana ( money ), bahan ( materials ), mesin-mesin ( machines ), metode dan prosedur kerja ( methods ) dan penggunan ( users ).

Kaitannya dengan kesejahteraan sosial, sarana dan prasarana kesejahteraan sosial merupakan kebutuhan dasar untuk terselenggaranya penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang baik. Sarana dan prasarana kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf b Undang-undang Nomor; 11 tahun 2009, meliputi:

a. Panti sosial;

b. Pusat rehabilitasi sosial;

c. Pusat pendidikan dan pelatihan;

d. Pusat kesejahteraan sosial;

e. Rumah singgah;

f. Rumah perlindungan sosial. Dalam pembangunan kesejahteraan sosial, sarana dan prasarana mempunyai peranan yang tidak kalah penting. Sarana dan prasarana pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana tersebut di atas, harus memiliki standar minimum yang ditetapkan.

Sedangkan dalam hal sarana dan prasarana rehabilitasi atau lebih dikenal dengan istilah the tools of rehabilitation , sarana dan prasarana rehabilitasi terbagi menjadi 4 kategori, antara lain:

1. Program, merupakan suatu rencana prosedur yang luas yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh kelompok-kelompok atau perorangan tentang rehabilitasi secara umum.

2. Pelayanan ( services ), merupakan penerapan dari gabungan antara bakat dan metode, yang pada umumnya bersifat profesional atau teknis yang mendatangkan hasil yaitu meringankan akibat-akibat dari masalah yang dihadapi.

3. Tenaga yang terlibat (personel), merupakan berbagai personel yang terlibat dalam proses rehabilitasi, terdiri dari; dokter (umum dan spesialis), perawat, terapis fisik, terapis penempatan kerja, terapis korektif, terapis bicara dan pendengaran, pekerja sosial dan medical social work, psikolog klinis dan konselor, guru (umum dan khusus), konsultan latihan kerja, direktur dan staf administrasi pada pusat-pusat rehabilitasi, sheltered workshop dan sekolah- sekolah luar biasa. Selain tenaga tersebut, masih terdapat lagi orang-orang atau anggota masyarakat yang dapat berpartisipasi secara tidak langsung dalam memprakarsai atau melaksanakan salah satu atau beberapa program rehabilitasi. Diantaranya adalah: volunteeers , pencari dana ( fundraisers ), buruh dan pengusaha, kelompok orang tua, kelompok-kelompok keagamaan, dan lain-lain. tanpa adanya pengertian, kerjasama dan bantuan dari orang- orang tersebut maka usaha-usaha yang dilakukan untuk para tenaga profesional tidak akan berhasil dengan baik.

4. Fasilitas, merupakan fasilitas yaitu sesuatu yang dapat memperlancar suatu tindakan atau pelaksanaan suatu kegiatan. dalam hubungannya dengan urusan medis dan rehabilitasi, fasilitas terdiri dari: Rumah Sakit atau panti rehabilitasi (khusus bagi rehabilitasi), lembaga atau pusat rehabilitasi, sheltered workshop (tempat berusaha yang dilindungi/dibantu), pusat-pusat latihan kerja dan sekolah-sekolah luar biasa, perlengkapan/peralatan ( equipment ), perlengkapan yang digunakan dan diperlukan dalam melaksanakan program rehabilitasi terdiri dari berbagai jenis dan jumlahnya sangat banyak sesuai dengan jumlah profesi yang terlibat.

Ketersediaan berbagai sarana dan prasarana tersebut dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sangat penting. Sarana dan prasarana adalah tempat berbagai yang dapat menunpranata sosial dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka penyelenggaraan kesejahteraan sosial, khususnya dalam hal rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial kepada pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial.

Ketersediaan sarana dan prasarana dapat membantu mempermudah penyelenggara kesejahteraan sosial dalam menjalankan aktivitasnya dibidang kesejahteraan sosial sesuai dengan rencana yang telah disusun, sehingga dapat dicapai target penyelesaian tugas dan tanggungjawabnya secara tepat waktu dan baik, dimana hal tersebut mendorong tingkat keberhasilan pencapaian pekerjaan di bidang kesejahteraan sosial.