KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5.1 Konsep Perencanaan 5.1.1 Konsep User
User dari Wadah Komunitas Film Independen ini
1. Komunitas Film Independen di Jakarta pada khususnya Yang dikategorikan dalam kelompok ini adalah pecinta film independen yang benar-benar tertarik dengan perkembangan film independen. 2. Filmmaker Filmmaker adalah seseorang yang ber-apresiasi dengan menghasilkan karya film. Dalam hal ini filmmaker bukan hanya orang-orang yang bisa menghasilkan karya film tetapi juga orang-orang yang ingin belajar untuk menghasilkan sebuah film. 3. Peserta Pendidikan Film Karena Wadah Komunitas Film Independen juga berfungsi sebagai wadah pengembangan film independen yang disertai dengan kegiatan pendidikan non-formal, maka peserta pendidikan perfilman yang menjadi sasaran adalah anak-anak SMA hingga mahasiswa. 4. Pengunjung Merupakan kelompok orang-orang yang sekedar berkunjung, ingin mengenal atau ingin mengetahui tentang film independen, baik dengan tujuan untuk mencari hiburan, prestise, sosialisasi antar pengunjung ataupun pencarian minat bakat. 5. Pengelola Pengelola meliputi orang-orang yang mengoperasikan Wadah Komunitas Film Independen dan bertanggung jawab pada jalannya kegiatan termasuk didalamnya bertanggung jawab terhadap
commit to user
V-2
maintenance bangunan di dalam kawasan Wadah Komunitas Film Independen.
5.1.2 Konsep Kegiatan
1. Kelompok kegiatan produksi perfilman
a) Pengembangan · Pengembangan cerita · Praproduksi · Pembuatan jadwal shooting
· Penentuan pemeran dan penentuan latihan · Penyediaan dana · Diskusi
b) Produksi · Shooting stage · Shooting lokasi
c) Pasca produksi · Penentuan pemakaian shoots · Pengisian musik dan efek suara
· Penggabungan suara · Distribusi dan eksebisi
2. Kelompok kegiatan pendidikan perfilman
Bidang pendidikan yang diambil berdasarkan minat dan bakat peserta pendidikan film itu sendiri diantaranya:
a) Belajar dan berlatih: Terdapat 6 pilihan dalam menentukan pendidikan sesuai minat dan bakat dalam Wadah Komunitas Film Independen yang direncanakan, yaitu:
· Film Producing · Editing dan Graphic Animation
commit to user
V-3
· Cinematography · Scriptwriting · Directing · Audio Recording dan Mixing
b) Mengikuti seminar perfilman Seminar-seminar perfilman yang diadakan dengan mengundan orang-orang yang ahli dan berkecimpung langsung pada dunia perfilman untuk menambah wawasan para peserta didik.
c) Mempelajari film melalui studi literatur Menyediakan buku-buku dan referensi tentang dunia perfilman sebagai bahan pembelajaran dan sarana pengembangan wawasan terhadap dunia film.
3. Kelompok kegiatan eksebisi
a) Pemutaran karya-karya film independen baik skala nasional maupun internasional.
b) Pemutaran karya-karya film peserta pendidikan perfilman. c) Pameran dan workshop perfilman. d) Diskusi terbuka antara komunitas film, filmmaker, dan orang awam
yang berminat ter hadap dunia perfilman. e) Konfrensi pers
4. Kelompok kegiatan komersil
Kelompok kegiatan ini bertujuan untuk mendatangkan pemasukan dana untuk pemeliharaan kawasan Wadah Komunitas Film Independen yang direncanakan.
a) Penyewaan dan penjualan alat-alat perfilman b) Aktivitas menonton film (bioskop, bioskop mini) c) Aktivitas cafe/ restaurant
5. Kelompok kegiatan pengelolaan
a) Aktivitas administrasi
commit to user
jawab terhadap
keseluruhan kegiatan. · Board of Programmers: aktivitasnya bertanggung jawab
untuk mengisi program regular pemutaran di Wadah Komunitas Film Independen, termasuk mencari film dan lisensinya untuk diputar, serta menyusun jadwal pemutaran.
· Traffic Coordinator: aktivitasnya bertanggung jawab atas masuk/keluar dan pinjam/kembali film yang diputar. · Technical Coordinator: aktivitasnya bertanggung jawab atas alat pemutaran dan hal teknis lainnya untuk kelancaran pemutaran di Wadah Komunitas Film Independen.
· Publikasi & PR: aktivitasnya bertanggung jawab mensosialisasikan kegiatan pemutaran di Wadah Komunitas
Film Independen, menyiapkan materi publikasi, dan memperkenalkan ruang komunitas film independen kepada media dan publik seluas-luasnya.
· Volunteer Coordinator: aktivitasnya bertanggung jawab mengatur jadwal volunteer, mengakomodir kebutuhan serta masukan dari volunteer, membuka rekrutmen, memberikan brief pemutaran setiap bulannya kepada volunteer, dan memantau kegiatan operasional serta kinerja volunteer.
· Volunteers: aktivitasnya bertanggung jawab atas kegiatan operasional Wadah Komunitas Film Independen yakni
pemutaran. Terbagi dari tiga posisi: Front desk, Door check, dan Projectionist.
b) Aktivitas operasional · Mengawasi jalannya kegiatan. · Menyewakan dan menjual peralatan-peralatan film. · Melayani kebutuhan pengunjung.
commit to user
V-5
· Mengoperasikan alat-alat yang digunakan di fasilitas. · Melayani penjualan tiket. · Menginformasikan kegiatan yang berlangsung.
c) Aktivitas pendidikan · Administrasi pengelolaan akademis
- Pengurusan Pendaftaran. - Pengurusan Pembayaran. - Birokrasi akademis.
· Akademis - Belajar Mengajar. - Mendidik dan Melatih. - Memberikan Konsultasi akademis.
d) Aktivitas maintenance · Menjaga keamanan dan kebersihan.
· Memelihara kondisi fasilitas yang disediakan.
commit to user
V-6
5.1.3 Konsep Pola Kegiatan
Konsep kegiatan berdasarkan jenis kegiatan:
1. Kegiatan produksi perfilman
Sumber: Analisa Pribadi, 2012
Gambar 5.1 Konsep Kegiatan Produksi Perfilman
2. Kegiatan pendidikan perfilman
Datang
R.Komunitas
Aktivitas Pengembangan
Aktivitas Produksi
Aktivitas Pasca
Produksi
R.Produksi
R.Casting
R.Diskusi
Shooting Indoor
Shooting Outdoor
R.Make Up dan Wardrobe
R. Studio
R. peralatan
Post Production
House
R.Eksebisi
Audio Post House
R.Sound Mixing
R.Editing
Parkir
R.Peralihan
Pendaftaran
R.Tunggu
R.Kelas
R.Teori
R.Praktek
R.Konsultasi
R.Peralatan
R.Seminar
R.Koleksi Film dan
Pulang Perpustakaan
Datang
commit to user
V-7
Sumber: Analisa Pribadi, 2012
Gambar 5.2 Konsep Kegiatan Pendidikan Perfilman
3. Kegiatan eksebisi
Sumber: Analisa Pribadi, 2012
Gambar 5.3 Konsep Kegiatan Eksebisi
4. Kegiatan komersil
Sumber: Analisa Pribadi, 2012
Gambar 5.4 Konsep Kegiatan Komersil
Parkir
R.Peralihan
Beli tiket
R.Tunggu
R.Konfrensi
Lihat-lihat
pameran
Big screen studio
Workshop film
Diskusi film
R.Peralihan
Aktivitas penyewaan dan penjualan alat-alat perfilman
Aktivitas menonton film
Aktivitas cafe/restaurant
Bioskop
Mini Bioskop
commit to user
V-8
5. Kegiatan pengelola 1. Administrasi
Sumber: Analisa Pribadi, 2012
Gambar 5.5 Konsep Kegiatan Administrasi
6. Pendidikan
Sumber: Analisa Pribadi, 2012 Gambar 5.6 Konsep Kegiatan Pendidikan
7. Maintenance
Sumber: Analisa Pribadi, 2012
Gambar 5.7 Konsep Kegiatan Mantenance
5.1.4 Konsep Pendekatan Besaran Ruang
Aktivitas administrasi
Aktivitas pendidikan
Aktivitas maintenance
Istirahat
commit to user
V-9
Besaran ruang bertujuan untuk mendapatkan ruang gerak sesuai kebutuhan kegiatan yang diwadahi. Dasar pertimbangan dalam pendekatan besaran ruang antara lain :
1) Kegiatan yang ada dalam fasilitas yang meliputi bentuk, pola dan cara kegiatan
2) Jumlah pelaku kegiatan 3) Besarnya flow gerak pelaku kegiatan
1. Kegiatan Produksi Perfilman
Tabel 5.1 Konsep Besaran Ruang Produksi Perfilman
Ke butuhan Ruang
Asumsi Ke butuhan
Total (m2)
1. R. Komunitas
· R. Diskusi
5 komunal diskusi
30 x 5 ruang = 150
2. R. Studio Indoor
· R. Latihan
(re hearsal hall) dan R. Casting
Luas gerak efektif
· R. Wardrobe dan
Make Up
Lemari dan meja
rias sirkulasi
12
86,4
· Talent Lounge
30
· Crew Lounge
(scene ry dan prope rty)
30
· R. Peralatan
12
3. R Studio Dubbing
· R. Pengisian Suara · R. Kontrol
96
9 18
commit to user
V - 10
Sumber: Analisa Pribadi, 2012
2. Kegiatan Pendidikan Perfilman
Tabel 5.2 Konsep Besaran Ruang Pendidikan Perfilman
· R. Proyektor
4. R. Editing
- 2 Editing table - Rewind table - Editing bins and
barrels - Synchroniser - sirkulasi
18
5. R. Scree ning
- Layar dan
proyektor - sirkulasi
10
10
6. R. Teknik Film
30
7. Garasi dan bongkar muat
20
8. Lavatory
2 lavatory pria dan
Area wudhu pria
dan wanita
Area shalat
16
Total Luas
1487.4
Kebutuhan Ruang
Asumsi Ke butuhan
Total (m2)
1. R. Pe ndaftaran
Meja kursi
2. R. Ke las dan Mini Studio
6 ruang kelas, 1 Mini
Studio
270
3. R. Se minar
Area peserta
Podium
120
10
commit to user
V - 11
Sumber: Analisa Pribadi, 2012
3. Kegiatan Eksebisi
Tabel 5.3 Konsep Besaran Ruang Kegiatan Eksebisi
Ke butuhan Ruang
Asumsi Ke butuhan
Total( m2)
1. Tiketing
Tiket box
Sirkulasi
8 1,6
2. R. Pame ran
100
3. R. Workshop
Area peserta
240
Podium sirkulasi
20 104
4. Teater Terbuka
100
5. Lavatory
2 lavatory pria dan wanita
4. R. Pe ngajar
Meja
20
5. R. Koleksi film dan Perpustakaan
Rak Koleksi
6. R. Pe ralatan
3 setting alat
80
7. Lavatory
2 lavatory pria dan wanita
30
8. Mushola
Area wudhu pria dan wanita
Area shalat
16
Total Luas
628,98
commit to user
V - 12
6. Mushola
Area wudhu
pria dan
wanita
Area shalat
16
Total Luas
627,6
Sumber: Analisa Pribadi, 2012
4. Kegiatan Komersil
Tabel 5.4 Konsep Besaran Ruang Kegiatan Komersil
Ke butuhan Ruang
Asumsi Ke butuhan
Total (m2)
1. Cafetaria/Restaurant
Area gerak Kursi Meja Sirkulasi
128 54 72 76,2
2. R. Pe njualan alat-alat film dan R. Pe nye waan alat-alat film
Area display Kasir
4 ruang sirkulasi
450 315
· Rg. Proyektor
20
· Rg. Kontrol tata
suara
20
· Rg. Kontrol tata
cahaya
20
· Rg.Kontrol
pe nghawaan ruang
20
· Rg.Penyimpanan
film dan alat
60
commit to user
V - 13
Sumber: Analisa Pribadi, 2012
5. Kegiatan Pengelola
Tabel 5.5 Konsep Besaran Ruang Kegiatan Pengelola
· Rg.Transisi/ foyer
320
4. Mini Bioskop
Area tunggu
2 Studio s mall 4 Studio medium 3 Studio large
10 36 144 300
5. Lavatory
2 lavatory pria dan wanita
30
Total Luas
4280.2
Ke butuhan Ruang
Asumsi Ke butuhan
Total (m2)
1. R. Administrasi
50
2. R. Mainte nance
· Pos keamanan
2 pos
12
· Pos parkir
4 pos
· Gudang cleaning
servis
· Rg.Mechanical
electrical
12
· Rg. Genset
30
· Rg. Trafo
12
· Rg. Panel listrik
12
· Rg. Mesin AC
48
· Rg. Pompa air
30
· Rg. Kontrol
commit to user
V - 14
Sumber: Analisa Pribadi, 2012
Tabel 5.6 Perhitungan Total Kebutuhan Luas Ruang
Dan Luas Tapak Minimal
Kelompok Ruang
Kebutuhan Luas Lantai
Luas Lantai Dasar Minimal (m²)
Kegiatan Produksi Film + Kegiatan Komersil + Kegiatan Eksebisi
6565,2
3 2188,4
Kegiatan Pendidikan Film + Kegiatan maintenance
Sumber:Analisa Pribadi, 2012
5.1.5 Konsep Pendekatan Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi Wadah Komunitas Film Independen dilakukan dengan metode superimpose dan dengan memetakan kriteria – kriteria yang dibutuhkan.
· Area Parkir
75% motor
sirkulasi 25% mobil,
Total Luas
2516
commit to user
V - 15
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan didapatkan daerah Kemang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan merupakan lokasi yang memenuhi kriteria yang ada.
Gambar 5.8 Lokasi eksisting site
5.2 Konsep Perancangan 5.2.1 Konsep Pendekatan Bangunan
1. Konsep Pendekatan Pengolahan Tapak
Tapak yang ada berada pada Jalan Kemang Raya dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan pusat perniagaan dan berada pada daerah simpul Kemang Raya.
Gambar 5.9 Kondisi tapak terpilih
commit to user
V - 16
Gambar 5.10 Luasan eksisting site
Luas Site Perencanaan 16086,5 m 2 dengan Koefisien Dasar Bangunan 50 %. Jumlah lantai yang boleh terbangun maksimal 4 lantai.
2. Konsep Pendekatan Pada Pencapaian dan Sirkulasi
a. Sirkulasi Ruang Luar Konsep penentuan pencapaian dan sirkulasi pada site berdasarkan kriteria dan analisa yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya adalah, main entrance menuju bangunan Wadah Komunitas Film Independen berada pada sisi Jalan Kemang Raya karena merupakan akses jalan utama menuju daerah simpul kemang sedangkan side entrance berada pada Jalan Kemang 1 dengan mempertimbangkan kondisi jalanan yang cukup mendukung bagi kegiatan servis dan pengelolaan.
141,22 m
143,02 m
44,78 m
55,04m
87,47m
commit to user
V - 17
Gambar 5.11 Sirkulasi ruang luar site b. Sirkulasi Ruang Dalam Penataan Layout ruang atau denah mempertimbangkan hubungan antar fungsi ruangan. Pada Wadah Komunitas Film Independen ini setiap fungsi dari dalam bangunan saling dihubungkan dengan plaza dan pedestrian agar tetap saling berhubungan.
Untuk sirkulasi dalam bangunan, tiap zona dihubungkan dengan foyer.
Gambar 5.12 Sirkulasi ruang dalam bangunan
KETERANGAN :
ME SE
Area eksebisi
service
edukasi Area kreasi (produksi)
foyer
commit to user
V - 18
3. Konsep Pendekatan Pada View dan Orientasi
Pengolahan bangunan di tekankan pada view to site dimana area ekspose bangunan diolah pada area jangkauan pandangan
Gambar 5.13 Jangkauan arah pandang menuju site Orientasi bangunan menghadap kearah jalan utama yaitu Jalan Kemang Raya sehingga bangunan dapat dengan mudah diakses.
Gambar 5.14 Arah orientasi bangunan
Arah pandang
Arah pandang
Massa yang akan menjadi titik ekspose pada posisi d imana massa dapat terlihat dari jalan utama
Penekanan pengo lahan tamp ilan bangunan pada perspektif arah pandang ke bangunan guna menarik perhatian masa
commit to user
V - 19
4. Konsep Pendekatan Pada Kebisingan
Area teater terbuka yang direncanakan pada Wadah Komunitas Film Independen menimbulkan efek kebisingan pada area sekitar site. Untuk
merespon hal tersebut maka diberi jarak antara area teater terbuka dan tepi jalan serta memberi vegetasi sebagai buffer suara.
Gambar 5.15 Respon dari kebisingan yang dihasilkan dari area teater terbuka, member buffer tanaman untuk mereduksi kebisingan yang ditimbulkan
5. Konsep Zonifikasi
Gambar 5.16 Zonifikasi akhir
commit to user
V - 20
Zona publik terdiri dari area eksebisi dan area komersil, zona semi publik terdiri dari area pendidikan, dan zona privat terdiri dari area pengelola.
5.2.2 Konsep Penerapan Karakter Film Pada Wadah Komunitas Film Independen
a. Dinamis
Dinamis dalam film diwujudkan pada bentuk tatanan massa bangunan yang mengadaptasi dari analogi dinamis dalam film serta penataan fasade area ekspose bangunan dengan banyak unsur garis sehingga bangunan terlihat dinamis.
Gambar 5.17 Penerapan karakter dinamis pada rancangan arsitektural Wadah Komunitas Film Independen
commit to user
V - 21
b. Ilusi atau kepalsuan
Menggunakan material kaca atau secondary skin guna menyamarkan dinding sebagai perwujudan karakter kepalsuan dalam film.
Gambar 5.18 Penggunaan material kaca dan secondary skin pada Wadah Komunitas Film Independen
c. Kokoh dalam ide cerita
Menggunakan material yang kokoh seperti beton dan struktur membrane yang ditopang oleh truss frame dan ditarik dengan kabel pada area teater terbuka.
Gambar 5.19 Aplikasi struktur membran, struktur kabel, dan truss frame pada area teater terbuka.
commit to user
V - 22
d. Komunikasi yang searah
Komunikasi searah dalam film diwujudkan dengan menganalogikan bangunan sebagai layar kaca dan yang melihat bangunan itu sebagai penonton dimana terlihat aktifitas didalam bangunan dan membuat orang tertarik untuk datang.
Gambar 5.20 Analogi komunikasi searah dalam film
e. Kegiatan kreatif dan edukatif Kegiatan kreatif dan edukatif diwujudkan dengan penempatan unsur- unsur lingkaran pada area teater terbuka dan penerapan split lantai serta mezzanine pada bangunan.
Gambar 5.21 Unsur lingkaran pada teater terbuka (a) Perwujudan suasana kreatif dengan permainan ketinggian lantai
(b)
a)
b)
commit to user
V - 23
5.2.3 Konsep Struktur Bangunan
Struktur bangunan Wadah Komunitas Film Independen akan disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi gedung bertingkat. Pada Wadah Komunitas
Film Independen ini menggunakan struktur pondasi tiang pancang pada sub strukturnya
Gambar 5.22 Aplikasi pondasi tiang pancang pada Wadah Komunitas Film Independen
Pada area teater terbuka menggunakan kombinasi antara struktur kabel dan frame dengan penutup membran. Hal ini bertujuan untuk memberikan bentuk yang berbeda atau sebagai point of interest pada bangunan Wadah Komunitas Film Independen
Gambar 5.23
Aplikasi struktur pada area teater terbuka
commit to user
V - 24
5.2.4 Konsep Utilitas
1. Sistem Air Bersih
Sumber air yang digunakan adalah Sumur dalam/deep well sebagai sumber utama dan air dari PDAM sebagai cadangan. Keuntungan menggunakan sistem ini adalah mampu memperhitungkan jangkauan distribusi dengan membagi area pelayaran terhadap luasan tapak. Sistem ini digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Analisa Pribadi, 2012 Gambar 5.24 Alur Sistem Air Bersih.
2. Sistem Drainase
Jaringan drainase ini meliputi jaringan pembuangan air kotor dan air hujan. Sumber air kotor berasal dari WC, kantin, café, restoran dan kegiatan servis. Pembuangan air kotor dan air hujan disalurkan langsung menuju sumur resapan.
Sumber: Analisa Pribadi, 2012 Gambar 5.25 Alur Sistem Drainase
Sumur pompa
Pomp
Water treatment
PDAM
Ground Reservoir
Distribusi seluruh tapak
Air hujan
Air kotor (limbah dari WC,
pantry, dapur dan
Kotoran cair
Kotoran padat
Bak pengolahan
limbah Septitank
Sumur resapan
Bak kontrol
commit to user
V - 25
3. Sistem Jaringan Listrik
Dua jenis sumber tenaga listrik yang dapat digunakan yaitu listrik PLN dan listrik dari generator. Kriterianya antara lain:
1. Efisiensi operasional / perawatan sangat dibutuhkan sehingga penting untuk dibuat struktur pembagian sehingga dapat tercapai kemudahan operasional dan perawatan
2. Atas dasar pertimbangan keamanan, banyak hal yang perlu diperhatikan seperti penempatan jaringan terpisah, penempatan jaringan pipa tanpa mengganggu konstruksi dan penempatan ruang yang rawan kebakaran terpisah dari ruang lain
Sumber: Analisa Pribadi, 2012 Gambar 5.26 Alur Sistem Jaringan Listrik
4. Sistem Komunikasi
a. Sistem komunikasi didalam tanpa akses keluar kompleks menggunakan intercom, PABX (Public Automatic Branch Machine) dan CTV Monitor (Close Circuit Television).
b.Sistem komunikasi dari / keluar lokasi Wadah Komunitas Film Independen menggunakan layanan line telepon PT. Telkom. c. Keterjangkauan lokasi menggunakan komunikasi wireless dimaksudkan agar hubungan komunikasi dapat digunakan peralatan teknologi wireless.
d.Jaringan LAN, terhubung dengan server yang terkoneksi ke
internet.
PLN
Gardu distribusi
Genset switch
Sekering
utama
Panel distribusi
Panel cabang
Distribusi
commit to user
V - 26
5. Sistem Fire Protection
Sistem keamanan terhadap bahaya kebakaran yang digunakan terdiri dari Sistem Alarm Kebakaran dan Sistem Pemadam Kebakaran, kedua jenis sistem ini ditempatkan secara merata di ruang-ruang dalam, seperti ruang bioskop, ruang studio, ruang pengelola dan ruang-ruang servis yang membutuhkan pengamanan terhadap bahaya api.
a. Sistem Alarm Kebakaran terdiri atas: · Otomatis
- Smoke Detector, alat sensor terhadap timbulnya asap yang
berlebihan - Thermal Control, alat sensor terhadap panas/peningkatan
kondisi suhu · Manual
Menggunakan alat push bottom box, dengan cara menekan tombol yang ada pada setiap ruangan bila terjadi kebakaran.
b. Sistem Pemadam Kebakaran terdiri atas: · Hydrant box, menggunakan jaringan pipa bertekanan tinggi
yang disambungkan dengan selang. · Sprinkler gas, digunakan untuk menganggulangi kebakaran
pada ruang-ruang yang memakai peralatan elektronik. · Fire extinguisher, merupakan tabung karbondioksida portable
untuk memadamkan api secara manual oleh manusia. Ditempatkan pada daerah-daerah strategis agar mudah dijangkau dan dikenali serta ruangan-ruangan yang memiliki resiko kebakaran tinggi.
6. Sistem Penghawaan Alami dan Buatan
a. Pertimbangan Penghawaan Alami
Untuk mendukung adanya hemat energi, maka penghawaan alami diusahakan penggunaannya pada fasilitas Wadah Komunitas Film Independen yang direncanakan. Penggunaan penghawaan alami
commit to user
V - 27
yang utama dilakukan pada area servis, café, restoran, dan ruang studio pada saat tidak aktif.
b. Pertimbangan Penghawaan Buatan
Fasilitas yang membutuhkan penghawaan buatan adalah ruang biskop, ruang workshop, ruang diskusi, ruang seminar, perpustakaan, ruangproduksi dan pasca produksi, ruang pengelola, dan ruang kelas. Dalam kondisi ini tiap ruang tidak selalu digunakan bersama- sama, sehingga pengatur AC ditempatkan dalam tiap ruang dan dinyalakan sesuai keperluan sehingga menghemat biaya dan energi.
7. Sistem Pencahayaan Alami dan Buatan
a. Pencahayaan Alami Pencahayaan alami ini dari samping dihasilkan melalui bukaan dinding, baik berupa bukaan biasa (dengan berbagai bentuk, ukuran, dan internal) maupun melalui bukaan menerus. Bukaan semacam ini memberi pencahayaan yang baik pada tengah ruang maupun pada dinding selebihnya ruang tersebut. Di samping itu bukaan ini memungkinkan pemandangan ke arah luar yang akan memberikan penyegaran pada pemakai. b. Pencahayaan Buatan Dewasa ini pencahayaan yang seragam cenderung ditinggalkan untuk memberi penekanan cahaya pada kualitas ruang tertentu, obyek, ataupun menambah kesan pada bagian yang diharapkan. Jenis penerangan yang digunakan: · Fluoresence
Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi. Sehingga dipilih fluoresence jenis daylight atau white deluxe dengan berbagai kuat penerangan sesuai dengan kebutuhan, seperti hall dengan 200 lux
commit to user
V - 28
· Lampu Pijar
Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti lavatory, mini pantry dan ruang penjaga.
· Special Lighting (Spotlight, Armatur Arcilite)
Digunakan untuk memberi penerangan khusus pada objek-objek pamer baik indoor maupun outdoor, serta untuk menciptakan suasana khusus pada beberapa area yang dibutuhkan, seperti misalnya pada teater terbuka.
8. Sistem Penangkal Petir
Dengan melihat keunggulan atau kelebihan dari masing–masing sistem, maka untuk pengamanan bangunan dari bahaya petir pada Bangunan Wadah Komunitas Film Independen ini diterapkan system System Franklin Merupakan suatu tongkat logam beaka dengan puncak penghantar listrik yang baik dan dihubungkan dengan suatu plat atau pipa logam yang ditanam di dalam tanah. Tongkat itu diletakan di atas bangunan dan dibuat sepanjang mungkin.